Terbit: 3 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Suka makan roti? Meskipun bisa mengenyangkan, dalam realitanya masyarakat Indonesia masih menganggap roti sebagai camilan, bukannya makanan pokok. Beruntung, menurut pakar kesehatan, asalkan roti tidak dikonsumsi dengan berlebihan, khususnya berupa roti yang memiliki topping atau isian yang manis dan kaya gula, maka kita pun tidak akan mengalami dampak buruk bagi kesehatan.

Begini Ciri Roti yang Memiliki Bahan Pengawet Berbahaya

Hanya saja, terdapat beberapa jenis roti yang ternyata dibuat dengan bahan pengawet yang berbahaya. Terdapat beberapa produsen roti yang bisa memberikan bahan pengawet seperti calcium propaniate dan potassium bromate dalam jumlah yang banyak pada adonan roti. Dengan menambahkan bahan kimia ini, maka roti pun akan menjadi lebih awet dan memiliki tampilan yang selalu menarik.

Yang menjadi masalah adalah, bahan kimia potassium bromate ini memiliki sifat karsinogen atau bisa memicu kanker. Bahkan, sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari National Institute of Hygienic Science yang ada di Tokyo, Jepang menghasilkan fakta bahwa bahan kimia ini bisa menjadi pemicu tumor sel ginjal atau tumor folikuler tiroid. Sementara itu, bahan pengawet calcium propaniate bisa mencegah perkembangan jamur dan bakteri.

Sebenarnya, fungsi dari bahan pengawet ini adalah untuk membunuh mikroorganisme yang bisa membuat roti membusuk atau kehilangan kualitasnya. Sayangnya, pemberian bahan pengawet dengan berlebihan bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Lantas, seperti apa ciri-ciri roti dengan bahan pengawet berbahaya? Kita bisa dengan mudah mengecek tanggal kadaluarsa dari roti yang bisa dilihat di kemasannya. Jika tanggal kadaluarsanya sangat lama, bukannya hanya beberapa hari saja setelah roti diproduksi, maka besar kemungkinan roti ini memakai bahan pengawet berbahaya. Selain itu, roti juga akan terlihat sangat putih dan memiliki tekstur yang cenderung lebih keras.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi