Terbit: 2 July 2017 | Diperbarui: 21 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Di akhir masa liburan seperti sekarang ini, cukup banyak orang yang memilih untuk berenang di kolam renang umum atau bermain di wahana permainan air yang memang sangat menyenangkan untuk dilakukan. Sayangnya, setelah kita melakukannya, mata kita biasanya akan terasa perih atau bahkan kemerahan. Kebanyakan orang berpikir jika mata yang merah dan terasa perih ini disebabkan oleh paparan kaporit atau klorin yang terlalu banyak dalam air kolam renang. Apakah hal ini benar adanya?

Bukan Kaporit, Ini Penyebab Mata Merah Setelah Berenang di Kolam Renang

Pakar kesehatan Michele Hlavsa menyebutkan jika kondisi mata merah dan perih memang sering terjadi di kolam renang umum. Namun, penyebab dari masalah kesehatan mata ini ternyata bukanlah disebabkan oleh kaporit atau klorin yang memang banyak digunakan pada kolam renang umum, melainkan oleh campuran dari bahan kimia dan urine dari begitu banyak orang yang berenang dari kolam renang tersebut. Yang menjadi masalah adalah, semakin merah mata kita atau semakin cepat kita mengalami masalah tersebut, hal ini menandakan semakin banyak orang yang mengeluarkan urine di kolam renang tersebut.

Dilansir oleh laman Today, Hlavsa menyebutkan bahwa urine atau air seni memiliki kandungan nitrogen. Jika nitrogen ini tercampur dengan klorin, maka terbentuklah senyawa chloramine. Senyawa inilah yang kemudian menyebabkan mata kita mudah merah. Hlavsa juga menyebutkan bahwa jika semakin menyengat bau klorin di kolam renang, maka kadar urine dalam kolam tersebut juga semakin banyak.

Idealnya, kadar klorin di kolam renang adalah sekitar 1 hingga 3 ppm. Sementara itu, kadar pH air kolam renang idealnya sekitar 7,2 hingga 7,8. pH pada kolam renang sendiri sangatlah penting karena bisa menentukan keefektifan klorin dalam mencegah perkembangan kuman kriptosporidium yang bisa memicu diare pada manusia. Jika kadar pH dan klorin pada kolam renang ideal, maka air kolam renang seharusnya tidak menimbulkan bau layaknya bahan kimia yang kuat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi