Terbit: 7 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meskipun dikenal sebagai camilan yang sangat nikmat dan asyik untuk dilakukan sembari ngobrol atau menonton televisi, sudah menjadi rahasia umum jika gorengan adalah salah satu makanan yang paling tidak sehat untuk dikonsumsi. Sayangnya, kadangkala kita tidak menghabiskan gorengan yang kita beli semalam sebelumnya dan akhirnya kita goreng kembali untuk dijadikan lauk atau camilan di pagi hari. Sebenarnya, apakah hal ini tidak apa-apa untuk dilakukan?

Bolehkah Memanaskan Ulang Gorengan?

Pakar kesehatan Prof. Hardinsyah yang merupakan Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia menyebutkan bahwa gorengan yang diolah kembali akan terasa lebih hangat dan renyah. Beliau sendiri menyebut tidak masalah jika kita mengonsumsi gorengan yang diolah kembali ini. Hanya saja, pastikan untuk menggorengnya seperlunya saja. Selain itu, Prof. Hardinsyah juga lebih merekomendasikan kita untuk memanaskan kembali gorengan tersebut di microwave. Jika kita tidak memiliki peralatan tersebut, menggorengnya kembali di dalam minyak juga tidak apa-apa, asalkan tidak terlalu lama dan pastikan bahwa minyak yang dipakai masih baru.

Jika kita membeli gorengan, pastikan untuk mengecek kehigienisan penjualnya. Masih banyak penjual gorengan yang cenderung tidak memperhatikan kebersihan tempat membuat, memasak, dan menyajikan gorengan. Posisi penjual gorengan yang terlalu dekat dengan jalan raya yang penuh dengan emisi gas buang kendaraan, debu, dan kotoran lainnya juga bisa membuat gorengan yang kita beli tidak benar-benar dalam kondisi yang higienis. Selain itu, ada sebagian penjual gorengan yang memasak gorengan di minyak yang sama hingga berulang-ulang kali hingga minyaknya menghitam. Padahal, gorengan yang dimasak di dalam minyak yang telah dipakai berulang kali akan memiliki kandungan karsinogen atau memicu kanker.

Pakar kesehatan lebih menyarankan kita untuk membuat gorengan sendiri yang jauh lebih aman dan sehat bagi kesehatan. Hanya saja, pastikan untuk tidak sering-sering atau terlalu banyak mengonsumsinya mengingat tingginya kadar lemak jenuh pada makanan tersebut.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi