Terbit: 11 July 2017 | Diperbarui: 17 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sabun batangan masih menjadi salah satu benda yang paling mudah ditemui di kamar mandi rumah-rumah tanah air. Harganya yang murah menjadi alasan mengapa banyak orang memilih untuk menggunakan sabun mandi batangan jika dibandingkan dengan sabun cair. Hanya saja, sabun mandi batangan ini cenderung digunakan secara bersamaan oleh seluruh anggota keluarga. Apakah hal ini tidak apa-apa dari segi kesehatan?

Bolehkah Berbagi Sabun Batangan Dengan Orang Lain?

Pakar kesehatan menyebutkan jika sabun batangan ternyata sebaiknya tidak digunakan bersama-sama dengan orang lain, meskipun yang menggunakannya adalah anggota keluarga atau pasangan sendiri. Meskipun memiliki bahan anti bakteri dan mampu membersihkan berbagai macam kotoran, tetap saja sabun batangan ini mampu menyebarkan penyakit dari satu orang ke orang lainnya. Dalam sebuah penelitian, sabun batangan ternyata bisa terinfeksi bakteri methicillin-resistant staphylococcus aureus atau yang bisa disebut sebagai MRSA. Yang menjadi masalah adalah, bakteri MRSA ini ternyata tidak mempan untuk diatasi oleh antibiotik biasa. Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita tidak menggunakan sabun batangan bersama-sama atau memakai sabun cair yang bisa dipakai pribadi.

Tak hanya sabun batangan, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak menggunakan benda-benda lainnya bersama dengan orang lain, khususnya berupa deodoran dan pisau cukur. Deodoran memang mampu menghambat produksi keringat dan pertumbuhan bakteri pada ketiak sehingga bisa mencegah datangnya bau badan, namun, setelah kita menggunakan deodoran ini, bakteri-bakteri yang berasal dari ketiak juga akan menempel pada roll deodoran tersebut. Jika deodoran ini digunakan orang lain, maka Ia pun akan terpapar bakteri yang berasal dari ketiak sebelumnya.

Untuk pisau cukur, ada baiknya kita sama sekali tidak menggunakannya bersama dengan orang lain karena adanya resiko memicu luka gores pada kulit. Jika hal ini terjadi, maka pisau sudah terpapar bakteri atau virus penyakit yang bisa saja berpindah ke kulit kita melalui pori-pori kulit.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi