Terbit: 2 March 2017 | Diperbarui: 21 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu jenis buah yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia adalah buah pisang. Di balik rasa manis dari buah ini, kita bisa mendapatkan berbagai manfaat layaknya proses pencernaan yang semakin lancar hingga mendapatkan tambahan energi bagi tubuh. Namun, baru-baru ini ada hasil penelitian yang menyebutkan jika buah pisang ternyata bisa digunakan sebagai pencegah penyebaran infeksi virus HIV. Apakah hal ini benar adanya?

Benarkah Pisang Bisa Mencegah HIV?

Laman berita Montreal Gazette, salah satu portal berita terbesar di Kanada, menyebutkan bahwa penelitian yang dipimpin oleh Michael Swason dari University of Michigan berhasil menemukan fakta unik tentang buah pisang. Di dalam penelitian ini, diketahui bahwa kandungan kimia di dalam buah ini cukup ampuh dalam mencegah penyebaran penyakit HIV. Kandungan kimia yang disebut sebagai BanLec, semacan lektin yang merupakan protein pengikat gula pada buah pisang, diyakini memiliki kemampuan yang luar biasa dan bahkan jauh lebih kuat jika dibandingkan kemampuan dua jenis obat anti HIV; T-20 dan juga maraviroc, dalam mencegah penyebaran HIV.

BanLec sendiri mampu bekerja dengan cara mengikat gula envelope HIV-1 yang biasanya berada pada posisi yang berbeda. Dengan adanya proses pengikatan ini, maka virus pun akan mengalami kesulitan untuk bermutasi. BanLec juga memiliki kemampuan dalam membungkus sel-sel HIV agar tidak bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh dengan cukup efektif.

Menurut Swason, pada obat-obatan anti HIV yang sudah dikembangkan sebelumnya, cukup banyak virus HIV yang pada akhirnya kebal pada obat-obatan tersebut karena mengalami mutasi secara perlahan-lahan. Beruntung, adanya penemuan lektin ini sepertinya bisa melawan mutasi tersebut. Dengan mengkonsumsi lektin dari buah pisang ini, maka tubuh akan memiliki penghalang yang kuat bagi virus tersebut. Kita pun akan lebih baik dalam mencegah penularan HIV yang sangat berbahaya ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi