Terbit: 10 December 2019 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Di berbagai media viral kabar yang menyebut bayi yang baru berusia 40 hari meregang nyawa gara-gara tersedak pisang. Sebenarnya, seperti apa kronologi dari kasus tersedaknya bayi hingga tewas ini?

Kronologi Bayi 40 Hari Tewas Akibat Tersedak Pisang

Bayi Tewas Akibat Tersedak Pisang

Ibu dari sang bayi malang, Yuni Sari mengaku tak tahu jika di usia yang masih 40 hari, bayi tak boleh diberi makanan selain Air Susu Ibu (ASI). Dia berpikir jika di usia ini pencernaan sang bayi sudah berkembang dengan baik sehingga bisa diberi makanan lunak seperti pisang. Sayangnya, hal ini membuat sang bayi berinisial AH, meregang nyawa.

Sebagai informasi, AH adalah salah satu dari dua anak kembar yang baru saja dilahirkan oleh ibu berusia 27 tahun ini. AH sempat dilarikan ke Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Minggu, 8 Desember 2019 dini hari namun nyawanya kemudian tak tertolong.

“Pas saya suapin pisang pada Sabtu malam sekitar pukul 19.30 WIB, kondisinya masih baik-baik saja,” ucap sang ibu.

Yuni menyebut anaknya hanya diberi dua sendok pisang yang sudah dilumatkan, bukannya satu buah pisang utuh. Sayangnya, jumlah yang sedikit ini sudah cukup untuk membuat AH tewas.

Berdasarkan visum yang dilakukan tim dari RSCM, disebutkan bahwa kematian sang bayi disebabkan oleh adanya potongan pisang yang menutupi saluran pernapasan. Tidak ada bekas kekerasan ataupun luka pada tubuh sang bayi.

“Sudah divisum oleh dokter. Tidak ada luka ataupun bekas penganiayaan. Jadi, hal ini murni karena ibunya tidak tahu soal makanan yang tepat untuk bayi,” ucap Kapolsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, AKP Erick Sitepu.

Setelah hasil visum keluar, jenazah AH kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kedoya Utara, Kebon Jeruk.

Bayi Berusia Kurang dari 6 Bulan Sebaiknya Tidak Diberi Pisang

Masih banyak orang tua yang tidak tahu jika bayi yang masih berusia kurang dari enam bulan tidak boleh sembarangan diberi makanan. Meskipun makanan tersebut lunak seperti pisang yang sudah dilumatkan atau bahan makanan lainnya, tetap saja di usia tersebut bayi sebaiknya hanya diberi air susu ibu (ASI) saja.

Sayangnya, banyak orang tua yang menganggap ASI tidak akan membuat bayi kenyang. Mereka juga harus diberi asupan makanan yang lebih padat demi memastikannya kenyang dan tidak kelaparan. Masalahnya adalah hal ini bisa menyebabkan dampak kesehatan seperti tersedak atau gangguan pencernaan parah.

Hal ini disebabkan oleh saluran pencernaan bayi di usia kurang dari enam bulan yang sebenarnya masih belum berkembang dengan sempurna. Hal ini membuat mereka tak bisa mengonsumsi makanan padat. Selain bisa meningkatkan risiko tersedak, hal ini juga bisa membuat anak mengembangkan alergi pada makanan-makanan tertentu.

Masih Banyak Orang Tua yang Memberikan Makanan Padat bagi Bayi Kurang dari 6 Bulan

Penelitian yang dilakukan di Cleveland Clinic dan dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Pediatrics pada 2013 lalu menghasilkan fakta bahwa dari 1.300 ibu yang dilibatkan, setidaknya 40 persen di antaranya sudah memberikan makanan padat saat bayi berusia kurang dari enam bulan. Bahkan, sebagian di antaranya sudah diberikan di usia kurang dari 4 bulan dan 10 persen sudah memberikan makanan padat bagi bayi di usia kurang dari 1 bulan!

Para orang tua ini biasanya tidak tahan dengan suara tangisan bayi sehingga dianggap sebagai tanda bahwa bayi kelaparan dan tidak merasa kenyang jika hanya diberi ASI. Sayangnya, hal ini bisa memberikan dampak buruk bagi kondisi bayi.

 

Sumber:

  1. Hoecker, Jay. 2019. When’s the right time to start feeding a baby solid foods?. mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/starting-solids/faq-20057889 (Diakses pada 10 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi