Terbit: 21 June 2019 | Diperbarui: 4 November 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Penggunaan bath bombs sebagai aksesoris mandi sepertinya semakin digemari belakangan ini. Bath bombs memang dapat mendatangkan sensasi mandi yang berbeda dari biasanya. Bentuk bath bomb yang semakin unik dan bervariasi juga semakin membuat banyak orang antusias untuk mencoba dan mengoleksi bath bombs.

Fakta Bath Bombs, Berbahaya atau Bermanfaat untuk Kulit?

Apa Itu Bath Bombs?

Bath bombs adalah produk spa yang digunakan untuk campuran air mandi (berendam). Bath bombs dimasukkan ke dalam air dan akan meletup-letup dan menghasilkan busa yang berwarna-warni dan juga mengeluarkan aroma yang wangi.

Warna air akan berubah sesuai dengan warna dari bath bomb tersebut. Umumnya bath bomb berbentuk bulat, tapi kini semakin banyak variasi bentuknya dari mulai segi enam hingga berbentuk bunga. Selain bentuknya, variasi warna dan aroma bath juga semakin lama semakin beragam.

Fungsi bath bombs pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan garam mandi yang juga merupakan produk spa lainnya.

Manfaat Mandi Menggunakan Bath Bombs

Manfaat bath bombs pada dasarnya berbeda-beda, bergantung pada bahan-bahan yang digunakan. Secara umum manfaat yang dapat diambil dari mandi dengan bath bombs adalah Anda dapat mendapatkan sensasi mandi yang berbeda dan lebih menyenangkan, tentunya cara ini juga sangat tetap untuk relaksasi.

Bahan utama dari bath bombs yaitu asam sitrat dan baking soda juga dipercaya memiliki beberapa manfaat untuk kulit seperti untuk mencerahkan dan membantu mengangkat sel kulit mati.

Beberapa jenis bath bombs juga memiliki klaim mampu untuk melembabkan kulit hingga mencegah penuaan. Namun tentunya manfaat ini kembali lagi pada bahan yang digunakan untuk membuat bath bombs dan kondisi kulit masing-masing penggunanya.

Apakah Bath Bombs Berbahaya bagi Kulit?

Di samping memiliki manfaat, sebagian orang justru berpendapat jika bath bombs mungkin justru tidak aman untuk kulit. Namun sama halnya seperti manfaat bath bombs, bahaya bath bombs ini juga dapat dilihat dari bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Bahan berbahaya yang digunakan untuk membuat bath bombs dapat berupa pewangi, pengawet, dan pewarna buatan. Berikut adalah beberapa bahan pembuat bath bombs yang sebaiknya Anda hindari:

  • Benzena, zat karsinogen yang dihubungkan dengan dengan gangguan hormon dan malreformasi reproduksi.
  • Aldehida, dapat meningkatkan risiko alergi pernapasan, penyakit hati, dan toksisitas embrio.
  • Ftalat, dapat menurunkan kadar dan kualitas sperma serta terkait dengan obesitas, penuaan ovarium, dan beberapa jenis kanker.
  • Talc, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
  • Paraben, mengganggu sistem endokrin.
  • Pewarna buatan, dikaitkan dengan ADHD pada anak, kerusakan neuron, dan kanker otak.

Tentunya tidak semua jenis bath bombs memiliki kandungan bahan berbahaya di atas. Namun jika Anda menemukan bahan-bahan di atas, sebaiknya hindari penggunaannya, terutama untuk jangka panjang.

Tips Menggunakan Bath Bombs untuk Mandi

Beberapa brand bath bombs terkenal telah mengklaim bahwa produknya aman, tapi tentu tidak semua bath bombs yang beredar di pasaran aman untuk digunakan untuk semua jenis kulit.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan agar penggunaan bath bombs tetap aman:

  • Periksa setiap komposisi bath bombs dan pastikan tidak mengandung bahan yang berbahaya untuk kulit Anda. Hindari penggunaan produk bath bombs yang komposisinya tidak jelas.
  • Jangan berendam terlalu lama menggunakan bath bombs, berendam 15 menit pada dasarnya sudah cukup.
  • Sesuaikan produk bath bombs dengan kebutuhan kulit Anda. Kebutuhan untuk kulit kering atau sensitif tentu berbeda dengan kulit sensitif.
  • Setelah berendam dengan bath bombs, bilas kembali tubuh hingga bersih.
  • Jika terjadi reaksi kulit tertentu seperti gatal, iritasi, atau kemerahan, segera konsultasikan kondisi kulit Anda ke dokter dan hindari sementara penggunaan bath bombs.

Cara Membuat Bath Bombs

Jika meragukan keamanan bath bombs yang ada di pasaran, Anda dapat mencoba cara membuat bath bombs sendiri di rumah. Bahan dasar bath bombs adalah baking soda dan asam sitrat. Selain itu, dibutuhkan juga pewarna, pewangi, dan minyak esensial dalam pembuatan bath bombs.

Berikut adalah langkah praktis membuat bath bombs di rumah:

Alat dan bahan:

  • 1 cangkir baking soda
  • ½ cangkir asam sitrat
  • ½ cangkir garam epsom
  • ½ cangkir tepung jagung
  • Zat pewarna (dapat menggunakan pewarna makanan) serbuk atau cair
  • 2 ½ sendok makan minyak almond atau minyak kelapa
  • ¾ sendok makan air
  • 12-15 tetes minyak esensial
  • Cetakan

Cara membuat:

  1. Campurkan semua bahan kering mulai dari baking soda, asam sitrat, garam epsom, dan tepung jagung dalam sebuah wadah. Campurkan juga zat pewarna jika bentuknya serbuk. Aduk hingga tercampur merata.
  2. Campurkan semua bahan basah dalam wadah yang lebih kecil. Jika pewarna berbentuk cair makan ikut dicampurkan dalam campuran ini.
  3. Tambahan campuran bahan basah ke bahan yang kering sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga tercampur. Jika bahan basah dimasukkan sekaligus, maka asam sitrat dapat aktif dan efek yang busa dan mendesis pada bath bomb tidak akan muncul nantinya. Campurkan semua bahan hingga menciptakan tekstur seperti pasir basah.
  4. Isi kedua cetakan hingga penuh dan sedikit menggunung. Gabungkan kedua sisi cetakan dan tekan dengan kuat. Biarkan selama satu menit sebelum mengeluarkan bath bomb dari cetakan.
  5. Diamkan hingga 24 jam sebelum kemudian digunakan.

Itu dia berbagai informasi tentang bath bombs yang perlu Anda ketahui. Penggunaan bath bombs pada dasarnya tidak ada salahnya, bahkan dapat memberikan beberapa manfaat untuk kesehatan kulit. Namun jangan lupa untuk selalu memerhatikan komposisi bath bombs dan jangan menggunakannya secara berlebihan, ya!

 

Sumber:

  1. DIY BATH BOMBS – https://inspiredbycharm.com/diy-bath-bombs/ diakses 21 Juni 2019
  2. Do You Know what Chemicals Are in Your Bath Bomb? – https://www.healthline.com/health-news/chemicals-in-bath-bombs#1 diakses 21 Juni 2019

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi