Terbit: 25 September 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Makanan laut atau seafood dikenal luas sebagai makanan dengan rasa yang sangat lezat. Salah satu dari makanan laut yang digemari oleh banyak orang adalah kepiting. Sayangnya, sudah menjadi rahasia umum jika daging kepiting kaya akan kandungan protein dan kolesterol. Lantas, apakah ada batasan konsumsi kepiting agar tidak sampai menyebabkan masalah kolesterol tinggi?

Batasan Makan Kepiting Agar Tidak Terkena Kolesterol Tinggi

Pakar kesehatan menyebut kolesterol tinggi sebagai salah satu biang keladi penyakit mematikan layaknya stroke dan penyakit jantung. Karena alasan inilah kita harus pandai-pandai mengecek kadar kolesterol dan lemak dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Sebagai contoh, dari total 2.000 kalori yang kita konsumsi setiap hari, ada baiknya kita membatasi konsumsi lemak jenuh tak sampai 16 gram saja. Demi mencegah masalah kolesterol tinggi, kita juga sebaiknya membatasi asupan kolesterol hingga 300 mg saja.

Di dalam 100 gram kepiting terdapat 76 mg kolesterol. Hal ini berarti, ada baiknya memang kita membatasi konsumsi kolesterol hingga sekitar 300 gram saja. Selain itu, pastikan bahwa makanan lain yang kita konsumsi di hari yang sama saat makan kepiting juga tidak mengandung kadar kolesterol atau lemak jenuh yang berbahaya.

Di dalam daging kepiting yang lezat kita bisa menemukan kandungan protein, tembaga, seng, dan kalium. Seng memiliki fungsi yang besar bagi respons sistem kekebalan tubuh, saraf, organ reproduksi, hingga pertumbuhan atau perkembangan tubuh. Sementara itu, kalium termasuk dalam elektrolit yang sangat penting bagi fungsi saraf, fungsi otot, hingga kesehatan jantung. Selain itu, kalium juga sangat penting bagi kesehatan tulang sekaligus menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Mengonsumsi kepiting memang bisa memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, namun ada baiknya porsinya memang dibatasi demi mencegah datangnya masalah kolesterol tinggi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi