Terbit: 9 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Belakangan ini di berbagai media viral kabar yang menyebut seorang balita 4 tahun yang hilang dari daycare yang ditemukan dalam kondisi tanpa kepala. Kabar ini berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur

Kasus Balita Ditemukan Tanpa Kepala, Begini Dampak Anak Dititipkan di Daycare

Balita Hilang dari Daycare Ditemukan Tanpa Kepala

Sang balita malang tersebut adalah Muhammad Yusuf Gazali. Balita berusia 4 tahun ini hilang dari daycare atau tempat penitipan anak yang juga merupakan tempat PAUD dua minggu lalu, tepatnya pada 22 November 2019.

Ayah Yusuf, Bambang, memastikan jenazah balita tanpa kepala ini sebagai putranya karena mengenali pakaian sang anak. Bambang menyebut pihak kepala sekolah melaporkan hilangnya sang anak pada pukul 14.30 WITA saat hujan deras. Mereka mengantar sang anak ke daycare tersebut pada pukul 11.00 WITA.

Mayat sang balita ditemukan di sebuah parit yang ada di Jalan Antasari, sekitar 4-5 km dari lokasi daycare.

Dampak Menitipkan Anak di Daycare

Menitipkan anak di Daycare sudah menjadi hal yang lazim untuk dilakukan, khususnya di kota-kota besar. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang tua yang sama-sama sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak memiliki waktu untuk merawatnya di siang hari.

Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Early Child Development and Care membuktikan bahwa banyak anak yang mengalami stres akibat dititipkan di daycare. Meskipun bermain dengan pengasuh atau anak-anak lainnya, mereka ternyata seperti kehilangan waktu bersama dengan orang tuanya selama beberapa jam saat dititipkan.

Penelitian pada 2011 yang dilakukan oleh Aric Sigman juga menyebut penitipan anak bisa mempengaruhi kesehatan dan perkembangan fisik dan anak dengan signifikan. Baginya, hal ini bisa membuat mereka mengalami gangguan perkembangan otak dan lebih rentan terkena pilek atau batuk.

Hasil penelitian ini kemudian dibantah oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dorothy Bishop dari Oxford University. Menurutnya, tidak ada efek buruk bagi kesehatan jangka panjang yang dialami anak-anak yang dititipkan meskipun memang mereka mengalami peningkatan kadar hormon stres dengan signifikan.

Sayangnya, penelitian terbaru yang dilakukan di Norwegian University of Science and Technology membuktikan bahwa anak-anak yang dititipkan hingga delapan jam atau lebih cenderung memiliki tingkat stres 32 persen lebih tinggi, kemampuan berbahasanya cenderung buruk, dan mudah cemas. Hal ini disebabkan oleh kerinduan pada orang tua atau konflik dengan anak-anak lainnya.

Menitipkan Anak di Daycare Mempengaruhi Sistem Kekebalan Tubuhnya

Penelitian yang dilakukan Marieke de Hoog yang berasal dari University Medical Center, Utrecht, Belanda, menghasilkan fakta bahwa anak-anak yang dititipkan sebelum usia 1 tahun cenderung memiliki risiko lebih rendah 13 persen terkena infeksi perut dibandingkan dengan anak yang tidak dititipkan. De Hoog menyebut hal ini sepertinya disebabkan oleh interaksi dengan anak lain yang kemudian membuat sistem kekebalan tubuhnya berkembang.

Solusi Bagi Orang Tua yang Menitipkan Anak di Daycare

Pakar kesehatan menyarankan setiap orang tua yang terpaksa harus menitipkan anak di daycare untuk benar-benar bisa menghabiskan waktu yang berkualitas tatkala sudah bisa berkumpul dengan anak-anaknya. Sebagai contoh, habiskan waktu untk membaca buku atau bermain bersama setelah pulang dari tempat kerja atau di akhir pekan.

Menitipkannya ke anggota keluarga lain seperti kakek atau nenek juga bisa dijadikan pilihan. Biasanya hal ini akan membuat anak tetap mendapatkan kasih sayang dari keluarga sehingga membuat mereka tidak mudah terkena stres.

 

Sumber:

  1. Seaman, Andrew. 2019. First year in daycare may be prime time for stomach bugs. reuters.com/article/us-health-children-stomach-independence/first-year-in-daycare-may-be-prime-time-for-stomach-bugs-idUSKCN0XM2CG (Diakses pada 8 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi