Terbit: 22 January 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Salah satu cara paling ampuh untuk mengatasi gangguan nyamuk saat tidur adalah dengan menggunakan obat nyamuk bakar. Selain murah dan mudah, obat nyamuk bakar juga cukup efektif untuk mengusir nyamuk di rumah Anda. Meskipun ampuh, tahukah Anda bahwa obat nyamuk bakar mengandung zat yang berbahaya?

Bahaya di Balik Asap Obat Nyamuk Bakar

Obat nyamuk bakar memiliki kandungan insektisida yang mamapu melumpuhkan nyamuk. Sedangkan wewangian dalam zat nyamuk bakar berguna untuk mengusir nyamuk dan mencegah nyamuk datang kembali.

Kandungan insektisida dalam obat nyamuk bakar sebenarnya sudah cukup aman untuk kepentingan sehari-hari. Namun, bahan partikel halus yang terdapat dalam obat nyamuk bakar tak dapat dipungkiri masih memiliki risiko kesehatan. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa pembakaran satu keping obat nyamuk bakar setara dengan pembakaran 75-137 batang rokok.

Meskipun memiliki risiko kesehatan serius, namun belum ditemukan bukti jelas apakah paparan obat nyamuk bakar dalam jangka panjang dapat memicu penyakit seperti kanker paru-paru. Tentunya, paparan asap obat nyamuk bakar di ruang tertutup jauh lebih berbahaya dibanding dengan paparan dalam ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang lebih baik.

Selain itu perlu diingat juga bahwa hampir semua obat nyamuk bakar memiliki bahan aktif insektisida untuk membunuh serangga seperti dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide (DEET). Penggunaan obat nyamuk bakar secara berlebih tidak hanya dapat memicu gangguan pernapasan, namun juga gangguan kulit serius.

Bahan aktif tersebut masuk melalui sistem pernapasan, kemudian dapat menstimulasi sistem pernapasan, hingga menyebabkan batuk, alergi dan iritasi pada kulit.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir risiko obat nyamuk bakar, antara lain dengan membatasi pemakaian obat nyamuk bakar, menggunakan lampu anti nyamuk, menjaga kebersihan dan memasang kelambu.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi