Terbit: 17 May 2017 | Diperbarui: 3 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Anda termasuk dalam orang-orang yang suka minuman bersoda? Minuman ini memang bisa memberikan efek menyegarkan saat diminum. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, minuman bersoda yang kaya akan kandungan pemanis buatan bernama aspartam ini ternyata bisa menyebabkan masalah kesehatan layaknya obesitas. Bahkan, dalam sebuah penelitian terakhir, konsumsi minuman bersoda disebut-sebut bisa memicu gangguan kesuburan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Awas, Minuman Bersoda Ternyata Bisa Membuat Mandul!

Pakar kesehatan di bidang kehamilan bernama Arvind Vaid menyebutkan bahwa kandungan pemanis buatan yang ada di dalam minuman bersoda ternyata mampu membuat sistem endokrin pada tubuh wanita terganggu. Alhasil, tubuh wanita pun akan mengalami ketidakseimbangan hormon dan hal ini akhirnya memicu masalah kesuburan. Sayangnya, hampir semua minuman bersoda yang ada di pasaran ternyata memiliki kandungan aspartam tersebut sehingga jika kita suka mengkonsumsi minuman ini, kita bisa mengalami kemandulan, meningkatkan resiko keguguran saat hamil, hingga adanya malformasi atau perkembangan organ tubuh yang tidak normal pada janin di dalam kandungan.

Jika seorang wanita mengkonsumsi minuman bersoda dengan berlebihan, biasanya gejala awal yang akan dialami adalah gangguan ovulasi dan semakin parahnya gejala pramenstruasi. Hal ini disebabkan oleh munculnya radikal bebas yang mampu membunuh sel-sel tubuh, khususnya yang ada pada organ reproduksi setelah mengkonsumsi minuman ini.

Tak hanya bagi kaum wanita, kaum pria juga memiliki resiko yang sama untuk mendapatkan gangguan kesuburan andai terlalu sering meminum minuman bersoda. Menurut pakar kesehatan Rachna Jaiswar yang berasal dari Safdarjung Hospital, minuman ini ternyata sangat asam sehingga mampu mengubah keseimbangan pH dalam tubuh dan hal ini berpengaruh besar bagi kesuburan seseorang. Pada kaum pria sendiri, mereka yang suka mengkonsumsi minuman ini akan meningkatkan resiko penurunan produksi jumlah sperma dan kecepatan sperma dalam bergerak hingga 4 kali lipat yang tentu akan menurunkan kesuburannya dengan drastis.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi