Terbit: 8 July 2015
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Terlalu sering makan sosis, steak, rendang, sate kambing, dan daging merah lainnya meningkatkan risiko Anda terkena stroke dan serangan jantung. Mengapa?

Awas Jangan Konsumsi Daging Merah, Bisa Menyebabkan Aterosklerosis

Daging merah telah diketahui dapat meningkatkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) karena mengandung zat yang disebut L-carnitine. Sebelumnya banyak yang mengira L-carnitine sangat sehat karena merangsang metabolisme lemak dan baik untuk otot. Namun, bakteri usus tertentu mengubah L-carnitine menjadi trimethylamine-N-oxide (TMAO). Zat inilah yang mendorong aterosklerosis.

Penelitian terkini oleh Dr Stanley Hazen dan rekan-rekannya dari lembaga riset di Cleveland Clinic menemukan bahwa selain TMAO, terdapat zat berbahaya lain yang dihasilkan dari metabolisme L-carnitine yaitu gamma-butyrobetaine. Zat ini dihasilkan pada tingkat yang lebih besar oleh bakteri usus setelah L-carnitine tercerna, dan juga berkontribusi pada aterosklerosis.

Para peneliti menemukan bahwa gamma-butyrobetaine diproduksi sebagai zat antara oleh bakteri pada tingkat 1.000 kali lipat lebih tinggi daripada pembentukan TMAO dalam usus, sehingga membuatnya sebagai zat terbanyak yang dihasilkan dari L-carnitine oleh bakteri dalam tikus-tikus yang diteliti. Selain itu, gamma-butyrobetaine sendiri bisa diubah menjadi TMAO. Spesies bakteri yang menghasilkan gamma-butyrobetaine berbeda dari spesies bakteri yang menghasilkan TMAO dari L-carnitine.

Pengobatan baru
Temuan ini menjanjikan pendekatan terapi baru untuk mencegah penyakit jantung, kata para peneliti. Misalnya, obat baru bisa dikembangkan untuk mencegah bakteri mengubah L-carnitine menjadi gamma-butyrobetaine. Cara yang lebih mudah tentu saja adalah dengan membatasi konsumsi daging merah. Rekomendasi dari World Cancer Research Fund adalah Anda sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 300 gram daging merah per minggu. Daging merah tidak hanya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, tetapi juga risiko berbagai jenis kanker.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi