Terbit: 23 December 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pakar kesehatan menyebutkan jika ada cukup banyak orang yang memiliki keinginan berlebih untuk menonton film porno setiap hari. Andai hal ini terjadi, maka mereka pun sebenarnya sudah dalam tahap kecanduan film porno dan bahkan menganggap kegiatan menonton film porno ini cenderung lebih memuaskan jika dibandingkan dengan berhubungan intim dengan pasangannya. Sebuah pertanyaan pun muncul, apakah kecanduan film porno ini bisa dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental?

Apakah Kecanduan Film Porno Bisa Dikategorikan Sebagai Gangguan Mental?

American Association of Sexuality Educators, Counselors, and Therapist atau AASECT, menyebutkan jika meskipun banyak orang yang menyebutnya sebagai gangguan mental, dalam realitanya belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kecanduan film porno termasuk dalam gangguan kesehatan mental. Para anggota asosiasi ini bahkan menyebutkan jika hingga saat ini, belum ada metode pengobatan atau terapi khusus yang ditujukan bagi mereka yang kecanduan seks atau menonton film porno.

Hanya saja, ada baiknya memang kegiatan menonton film porno ini harus dikendalikan karena bisa membuat pelakunya mengalami perubahan sensasi kepuasan pada hubungan intim secara langsung. Andai hal ini terjadi, maka keharmonisan rumah tangga pun bisa mengalami masalah karena hubungan intim dianggap tak lagi memuaskan layaknya dengan menikmati film porno.

Bahaya lain dari kecanduan film porno adalah kebiasaan melakukan masturbasi. Meskipun ada beberapa penelitian yang menyebutkan jika masturbasi bisa memberikan efek positif bagi kesehatan layaknya mencegah kanker prostat. Bermasturbasi secara berlebihan tentu saja akan kurang baik, khususnya bagi kehidupan seksualitas seseorang. Selain itu, banyak pakar kesehatan yang menyoroti kemungkinan pecandu film porno yang bisa saja mengalami kelainan preferensi seksual.

Dengan adanya fakta-fakta ini, ada baiknya memang mereka yang hobi melihat film porno segera mulai berhenti melakukannya demi kesehatannya dan kehidupan seksualitasnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi