Terbit: 20 June 2016 | Diperbarui: 21 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Anda mungkin pernah mengalami mata merah dan keluar kotoran terus menerus. Hal ini tentu saja sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tapi, tahukah Anda di antara sekian banyak penyakit mata, konjungtivitis merupakan yang tersering dan paling mudah menular.

Apa Penyebab Mata Belekan/ Konjungtivitis, Apa Yang Terjadi Pada Mata Kita Saat Belekan?

Konjungtivitis merupakan kondisi peradangan atau infeksi pada selaput bening (konjungtiva) yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian berwarna putih pada bola mata Anda. Ketika terjadi peradangan, pembuluh darah pada konjungtiva menjadi lebih jelas sehingga menyebabkan mata Anda tampak merah.

Secara umum, konjungtivitis dapat disebabkan oleh hal berikut:

  • Infeksi virus atau bakteri, konjungtivitis akibat infeksi perlu segera diobati karena mudah ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan kotoran mata.
  • Alergi, orang-orang dengan riwayat alergi dapat mengalami konjungtivitis akibat terpapar bahan tertentu (alergen)
  • Bahan iritan atau benda asing, konjungtivitis jenis ini dapat membaik dengan sendirinya dalam satu hingga dua hari. Penggunaan lensa kontak seringkali memicu konjungtivitis jenis ini, namun tidak jarang juga disertai adanya infeksi akibat penggunaan yang kurang bersih.

Konjungtivitis dapat terjadi pada satu maupun kedua mata. Berikut adalah gejala yang mungkin Anda alami saat menderita konjungtivitis:

  • Mata merah
  • Rasa gatal pada mata
  • Rasa nyeri pada mata
  • Adanya kotoran mata yang menumpuk pada sudut mata dan menyebabkan mata terasa lengket saat pagi hari. Kotoran ini seringkali merupakan indikasi adanya infeksi. Kotoran mata yang bening biasanya muncul pada konjungtivitis virus, sedangkan kotoran mata yang kental dan berwarna kuning kehijauan biasanya terdapat pada konjungtivitis bakteri.
  • Mata berair

Gejala berikut ini juga seringkali menyertai konjungtivitis:

  • Demam dan nyeri tenggorokan (pada konjungtivitis akibat infeksi)
  • Bersin-bersin dan hidung berair (pada konjungtivitis alergi)

Konjungtivitis yang terkait dengan penggunaan lensa kontak, pada beberapa kasus dapat menyebabkan masalah yang lebih serius yaitu keratitis atau peradangan pada kornea mata. Keratitis ditandai oleh adanya rasa silau, nyeri mata seperti terbakar, dan pandangan kabur.

Bila Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat. Kelainan mata lain yang lebih serius mungkin memiliki gejala awal berupa mata merah. Dengan memeriksakan diri ke dokter, Anda akan mendapatkan diagnosis yang pasti dan pengobatan yang sesuai.

Pengobatan konjungtivitis tergantung penyebab yang mendasari, yaitu:

  • Konjungtivitis bakteri dapat sembuh sendiri dalam satu hingga dua minggu, namun untuk penyembuhan yang lebih cepat dibutuhkan antibiotik dalam bentuk tetes ataupun salep. Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan petunjuk dokter untuk mencegah kekambuhan.
  • Konjungtivitis virus tidak membutuhkan pengobatan pada sebagian besar kasus karena akan menyembuh dengan sendirinya dalam satu hingga dua minggu. Obat antivirus hanya diberikan bila penyebab konjungtivitis adalah virus herpes simplex.
  • Konjungtivitis alergi membutuhkan pengobatan antialergi berupa antihistamin dan mast cell stabilizer serta antiinflamasi berupa dekongestan, steroid, dan antiinflamasi.

Beberapa tips untuk membantu meredakan gejala bila Anda mengalami konjungtivitis:

  1. Kompres mata dengan air hangat dan kain bersih beberapa kali sehari selama beberapa menit. Bila konjungtivitis hanya mengenai sebelah mata saja, jangan gunakan kain yang sama untuk mengkompres mata yang sehat.
  2. Hentikan sementara penggunaan lensa kontak.
  3. Bila konjungtivitis terjadi sebagai reaksi alergi, hindari alergen, cuci baju Anda setiap hari, dan mandi sebelum tidur dapat mempercepat pemulihan.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi