Terbit: 7 September 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kasus pembunuhan yang menimpa pegawai BNN bernama Indira Kameswari masih menjadi perbincangan hangat di publik. Banyak netizen yang menaruh simpati pada korban dan keluarganya yang kehilangan, namun, banyak pula yang memaklumi tindakan sang suami yang membunuh istrinya karena dianggap sudah sangat penat dengan berbagai tuntutan sang istri yang memicu berbagai percekcokan keluarga.

Apa Penyebab Kasus Pembunuhan di Kalangan Suami Istri Seperti yang Dialami Indira Kameswari?

Di Indonesia, kasus pembunuhan di kalangan suami istri memang masih bisa kita temui. Hal yang sama juga terjadi di berbagai negara di dunia. Bagi sebagian orang, pembunuhan di kalangan suami istri memang menjadi hal yang aneh karena seharusnya dua orang insan ini bersatu dalam mahligai rumah tangga karena saling mencintai. Lantas, apa yang menjadi penyebab salah satu pihak bisa berbuat nekat dengan membunuh pasangannya?

Kehidupan rumah tangga memang tak bisa lepas dari berbagai masalah dan pertengkaran. Sayangnya, pertengkaran hebat ini bisa membuat salah satu dari pasangan gelap mata dan akhirnya nekat melakukan pembunuhan. Dalam laman kesehatan Psychology Today. Disebutkan bahwa kasus pembunuhan di kalangan suami istri ternyata masih lebih banyak memakan korban dari pihak perempuan dengan angka mencapai 40 persen. Sebaliknya, korban pembunuhan di pihak pria justru hanya 6 persen saja.

Dari berbagai kasus pembunuhan pada istri, penyebab utama yang paling sering terjadi adalah permintaan istri untuk mengakhiri hubungan rumah tangga. Sementara itu, penyebab paling sering dari istri yang membunuh suaminya adalah demi menyelamatkan diri dari aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya.

Pakar psikologi dan filsafat Aaron Ben Ze’ev Ph.D yang berasal dari University of Haifa dan Ruhama Goussinsky menyebutkan bahwa kerap kali kasus pembunuhan di kalangan suami istri ini ternyata disebabkan oleh sifat posesif atau kecemburuan. Selain itu, hal ini juga bisa menjadi tanda bahwa salah satu pasangan mencapai puncak dari titik jenuh dari berbagai hal yang tidak menyenangkan sebelumnya.

Apapun alasannya, membunuh orang lain adalah tindakan yang keji dan tidak dapat dibenarkan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi