Terbit: 11 May 2019 | Diperbarui: 4 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Orang-orang yang menolak vaksin atau yang lebih dikenal sebagai golongan anti vaksin memang cenderung semakin gencar melakukan kampanyenya di seluruh dunia. Mereka menganggap vaksin sebagai hal yang tidak perlu dan justru menuduh vaksinasi sebagai penyebab datangnya masalah kesehatan. Tak hanya di Indonesia, di negara adidaya seperti Amerika Serikat kampanye anti vaksin juga cukup gencar dilakukan.

Anti Vaksin, Remaja Ini Justru Terkena Cacar Air

Menolak vaksin justru menyebabkan datangnya cacar air

Remaja berusia 18 tahun dari Kentucky, Amerika Serikat bernama Jerome Kunkel baru-baru ini mengajukan tuntutan pada Departemen Kesehatan karena ditolak tim basket sekolahnya hanya gara-gara tidak mau melakukan vaksin cacar air. Sebelumnya, pihak sekolah memutuskan untuk mengadakan vaksinasi dan meliburkan sekolah selama tiga minggu karena telah ada 32 siswa yang terkena penyakit ini.

Jerome menyebut vaksin sebagai tindakan yang tidak bermoral dan bahkan termasuk dalam dosa. Dia juga menyebut vaksin didapatkan dari sel-sel janin bekas aborsi. Selain Jerome, ada 24 anak lain yang juga memberikan dukungan pada tuntutan ini.

Jerome kemudian terkena sendiri dampaknya. Dia tertular penyakit cacar air. Hanya saja, menurut kuasa hukum Jerome, Christopher Wiest, Jerome berada dalam kondisi yang baik meskipun mengalami gatal-gatal. Bahkan, separuh dari klien Wiest juga ikut tertular penyakit ini.

Meski sudah tertular cacar air, Jerome tetap bersikukuh menolak vaksin dan menyebut hal ini wajar terjadi. Baginya, tubuh yang telah tertular cacar air bisa mengalami peningkatan kekebalan tubuh sehingga tidak memberikan masalah besar baginya.

Bahaya cacar air

Pakar kesehataan menyebut cacar air sebagai penyakit yang mudah menular dan bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Masalahnya adalah jika penyakit ini menyerang orang dewasa, dampaknya bisa jauh lebih fatal.

Pakar kesehatan dr. Ari Fahrial Syam dari FKUI-RSCM menyebut reaksi virus varicella zoster pemicu cacar air bisa lebih besar di orang dewasa. Hal ini bisa saja menyebabkan komplikasi yang berbahaya sepeti esefalitis atau peradangan otak. Jika tidak ditangani dengan baik, bisa jadi hal ini bisa memicu kematian.

Selain itu, cacar air yang terjadi pada orang dewasa juga cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dibandingkan dengan yang terjadi pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan orang dewasa yang tetap harus aktif dan memikirkan banyak hal sementara anak-anak cenderung bisa beristirahat total sehingga lebih cepat pulih.

Cacar air hanya akan menyerang sekali seumur hidup?

Dr. Ari menyebut orang yang sudah pernah kena cacar air masih memiliki risiko untuk terkena cacar di masa depan. Hanya saja, bentuk dari cacar ini bisa saja berbeda dengan virus pemicu yang berbeda. Sebagai contoh, jika kita sebelumnya terkena cacar yang disebabkan oleh virus varivella zoster, maka virus lain yang bisa saja menyerang adalah herpes zoster.

Demi mencegah datangnya cacar, dr. Ari pun menyarankan kita untuk mendapatkan vaksinasi. Bahkan, jika perlu, kita mendapatkan vaksin untuk kedua kali jika akan berkunjung ke wilayah yang dianggap rentan memicu masalah kesehatan ini.

Mereka yang sudah terpapar cacar juga biasanya diminta untuk tidak pergi ke luar rumah demi mencegah penularan ke orang lain. Sebagai contoh, anak yang terkena cacar sebaiknya tidak masuk sekolah dan di di rumah saja demi mencegah penularan sekaligus meningkatkan kembali sistem kekebalan tubuh agar lebih cepat sembuh.

Ibu hamil juga sebaiknya mendapatkan vaksin cacar demi mencegah datangnya penyakit ini di masa kehamilan karena bisa menyebabkan gangguan perkembangan janin di dalam kandungan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi