Terbit: 1 December 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Di zaman dahulu, penyakit asam urat lebih dikenal sebagai masalah kesehatan yang menyerang orang tua, namun kini semakin banyak generasi muda yang mengalaminya. Pakar kesehatan menyebut hal ini sepertinya terkait dengan gaya hidup masyarakat modern yang semakin buruk.

Gula dan Alkohol, Alasan Anak Muda Kini Rentan Asam Urat

Kasus Asam Urat di Kalangan Anak Muda Semakin Meningkat

Kita mengenal generasi milenial sebagai orang-orang dengan usia 25 hingga 38 tahun. Usia ini masih sangat produktif. Sayangnya, produktivitas ini bisa terganggu akibat gejala dari penyakit asam urat yang bisa menyebabkan sensasi nyeri pada persendian sehingga kita pun kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris, dihasilkan fakta bahwa kini 1 dari 40 orang dari total populasi mengidap masalah asam urat. Memang, jumlah terbesar berasal dari mereka yang sudah berusia lebih dari 60 tahun, namun jumlah penderita asam urat di usia 20-an serta 30-an cenderung meningkat hingga 30 persen sejak tahun 2012.

Prof. Alan Silman dari Arthritis Research UK menyebut penyebab pertama mengapa kasus asam urat mulai sering menyerang anak muda adalah kelebihan berat badan. Tumpukan lemak di dalam tubuh bisa menyebabkan datangnya peradangan, termasuk pada persendian, otot, dan tulang sehingga memungkinkan gejala asam urat muncul.

Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti hobi mengonsumsi minuman manis seperti soda, makanan manis tinggi gula, minum alkohol, makanan tinggi lemak jenuh, daging merah, hingga kebiasaan merokok juga bisa menyebabkan hal ini.

Silman juga menyebut anak muda masa kini cenderung tidak menerapkan gaya hidup yang sehat seperti sembarangan makan, kurang gerak, dan tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup. Hal ini juga bisa mempengaruhi risikonya.

Asam Urat Juga Terkait dengan Genetik?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh UK Gout Society, disebutkan bahwa 10 persen penderita asam urat diwariskan dari orang tuanya. Hanya saja, para ahli ternyata masih memperdebatkan apakah faktor keturunan juga memiliki andil besar pada banyaknya kasus asam urat di usia muda.

Satu hal yang pasti, karena penyakit ini bisa menyebabkan gejala yang sangat parah, termasuk membuat anggota tubuh terasa nyeri dan sulit untuk digerakkan, ada baiknya memang kita menjaga gaya hidup demi mencegah kedatangannya.

Berbagai Penyebab Asam Urat yang Harus Diwaspadai

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa jenis penyebab masalah asam urat yang sebaiknya kita waspadai.

Berikut adalah penyebab-penyebab tersebut.

  1. Makanan Laut

Salah satu jenis makanan dengan rasa yang paling nikmat dan digemari banyak orang adalah makanan laut. Cumi, kerang, udang, kepiting, dan sejenisnya memang bisa sangat menggoda. Masalahnya adalah terlalu sering mengonsumsinya akan membuat asupan purin berlebihan. Padahal, kelebihan purin ini akan dimetabolisme menjadi kristal asam urat yang menumpuk di persendian dan menyebabkan rasa nyeri.

  1. Jeroan

Sebagaimana makanan laut, jeroan juga bisa menyebabkan datangnya penyakit asam urat karena memiliki kandungan purin yang tinggi. Sebaiknya memang kita membatasi konsumsi usus, ampela, hati, dan sejenisnya demi mencegahnya.

  1. Beberapa Jenis Minuman

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, gula dan alkohol jika dikonsumsi dengan sembarangan bisa meningkatkan risiko terkena asam urat sehingga sebaiknya mulai dikurangi konsumsinya. Kita pun sebaiknya mulai menurunkan asupan minuman manis dan minuman beralkohol.

  1. Beberapa Jenis Sayur dan Buah

Jika dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak setiap hari, beberapa jenis sayur seperti bayam, daun singkong, dan kangkung bisa membuat asupan purin berlebihan. Konsumsi beberapa jenis buah seperti nangka dan durian terlalu banyak juga bisa memicu hal yang sama.

 

Sumber:

  1. Mintz, Luke. 2018. Why gout is affecting millennials. https://fridaymagazine.ae/health/body/why-gout-is-affecting-millennials-1.2299264. (Diakses pada 1 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi