Terbit: 10 March 2017 | Diperbarui: 12 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak menyerang pria dewasa adalah kebotakan. Banyak pria dewasa yang tidak mempermasalahkan hal ini karena menganggap ini sebagai hal yang alami seiring dengan pertambahan usia. Namun, cukup banyak pula pria yang merasa terganggu dengan masalah ini karena membuat penampilan mereka tak lagi gagah dan tampan. Memang, ada obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah kerontokan rambut ini. Namun, baru-baru ini ada sebuah penelitian yang menunjukkan fakta mengejutkan dimana obat kerontokan rambut ternyata bisa menyebabkan efek samping berupa munculnya masalah disfungsi ereksi.

Obat Untuk Mengatasi Kebotakan Bisa Memicu Impotensi?

Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal berjudul PeerJ ini, diketahui bahwa pria dengan usia di bawah 42 tahun yang rutin mengkonsumsi obat pencegah kerontokan rambut selama 205 hari, akan meningkatkan resiko terkena disfungsi ereksi hingga 5 kali lipat. Bahkan, andai konsumsi obat-obatan ini sudah dihentikan, efek samping ini masih cukup terasa.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Pakar kesehatan menyebutkan bahwa salah satu jenis obat yang bisa mengatasi kerontokan pada rambut bernama finasteride ternyata juga dipakai sebagai obat pembesaran prostat. Ternyata, obat ini juga mampu mempengaruhi produksi hormon testosteron, hormon seks pada pria yang juga memiliki pengaruh pada pertumbuhan rambut. Obat lainnya yang bernama dutasteride ternyata juga digunakan untuk mengecilkan prostat. Sebagaimana finasteride, obat ini juga bisa menurunkan kemampuan ereksi pada pria.

Pakar kesehatan dr. Steven Belknap yang berasal dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, menyebutkan jika konsumsi dua jenis obat pencegah kerontokan rambut ini memang bisa menyebabkan masalah disfungsi ereksi. Bahkan, setelah kita berhenti mengkonsumsi obat-obatan tersebut, efek samping ini masih bisa terasa hingga 3,5 tahun setelahnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi