Terbit: 6 October 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Gangguan pada penis yang dialami oleh pria tidak hanya masalah susahnya mendapatkan ereksi saja. Lebih dari itu masih banyak sekali masalah pada penis seperti gangguan rasa sakit saat ereksi hingga gatal dan infeksi yang menyebabkan iritasi dan peradangan yang cukup parah.

Penyebab Penis Sering Nyeri Saat Ereksi dan Solusinya

Ereksi Nyeri yang Mengganggu

Pada artikel ini kita akan membahas lebih jauh tentang masalah penis berupa rasa sakit yang terjadi saat ereksi atau saat biasa. Rasa sakit ini benarkah ada hubungannya dengan kerusakan saraf atau ada masalah lain yang lebih parah. Kondisi ini harus diperhatikan dengan baik-baik oleh pria.

Kalau saat ereksi pria terus mengalami sakit dengan intens, bukan tidak mungkin akan terjadi beberapa masalah pada kemampuan seksualnya. Bahkan, pria tidak akan mampu melakukan seks untuk melakukan pembuahan. Begitu ereksi saja penisnya akan terasa sakit dan cukup intens.

Ereksi yang terus-menerus juga menyebabkan cukup banyak gangguan pada psikis pria. Karena tidak mampu melakukan seks dengan baik, mereka akan kehilangan rasa percaya diri lagi. Akhirnya mereka jadi takut atau trauma untuk melakukan seks, bahkan untuk sekadar ereksi saja tidak akan dilakukan.

Beberapa Tanda Nyeri pada Penis

Secara umum ada beberapa tanda yang sering muncul saat penis mengalami ereksi. Tanda itu terdiri dari:

  • Kulit yang memerah dan agak mengelupas. Saat disentuh, bagian penis terasa tidak nyaman bahkan semakin merah warnanya.
  • Perasaan panas seperti terbakar saat terjadi ereksi maksimal. Karena ada rasa panas yang intens, ereksi jadi tidak bertahan lama.
  • Tubuh mengalami keringat dingin yang cukup mengganggu.
  • Area penis seperti terkena paku kecil. Kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya lalu muncul kembali.
  • Agak gatal meski saat disentuh jadi sakit. Rasa gatalnya sangat mengganggu pria dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyebab Rasa Sakit di Penis

Rasa sakit pada penis disebabkan oleh banyak hal, berikut penyebab utama yang sering dialami oleh pria apa pun usianya.

  1. Pria Memiliki Penyakit Tertentu

Pria yang mengalami penyakit tertentu bisa merasakan sakit pada penis saat ereksi. Rasa sakit ini bahkan sanggup membuat pria kehilangan ereksi. Kalau pria bisa menahan rasa sakitnya, seks yang dilakukan tidak akan berjalan dengan lancar. Pun orgasme yang didapatkan tidak akan maksimal.

Penyakit pertama yang menyebabkan rasa sakit pada area penis adalah Peyronie. Penyakit penis bengkok ini membuat ereksi jadi sakit karena ada bagian otot yang tertarik ke bawah. Pada kondisi ini pria akan susah melakukan seks dengan sempurna.

Selanjutnya adalah diabetes dan multiple sclerosis. Dua penyakit ini memberikan efek yang kurang lebih sama. Saraf pada pria khususnya yang mengarah ke penis pria mengalami kerusakan. Akibat kerusakan ini pria akan susah menerima rangsangan, ereksi terganggu, dan ada gangguan rasa sakit yang cukup besar.

Kalau pria ingin terbebas dari rasa sakit yang intens saat mereka mengalami ereksi, penyakit yang dimiliki harus diatasi dengan baik. Dengan begitu, kondisi di penis bisa normal kembali sehingga aktivitas apa pun termasuk seks bisa berjalan lancar.

  1. Ada Cedera pada Penis

Tidak bisa dimungkiri lagi kalau masalah cedera pada penis juga menjadi penyebab rasa sakit yang terjadi begitu terjadi ereksi. Cedera pertama bisa terjadi karena aktivitas seks yang terlalu berlebihan. Aktivitas seks ini terdiri dari seks dengan pasangan dan melakukan masturbasi. Penis akan cedera kalau terlalu dipaksa untuk mendapatkan orgasme berkali-kali.

Cedera kedua bisa muncul saat olahraga. Beberapa gerakan olahraga ada yang membahayakan penis. Misal atlet lari cepat atau pesepeda. Aktivitas olahraga yang dilakukan memberikan tekanan yang kuat pada penis. Akibatnya, penis dan area testis mengalami cedera.

Sebisa mungkin menggunakan pelindung pada penis kalau aktivitas yang dilakukan cukup berisiko. Dengan pelindung ini risiko penis mengalami cedera dan memicu rasa sakit akan kecil.

  1. Penurunan Level Testosteron

Pria yang memiliki level testosteron rendah akan sering mengalami gangguan saat seks. Gangguan itu terdiri dari penurunan kualitas ereksi, penurunan gairah, hingga munculnya rasa sakit pada penis. Sebisa mungkin pertahankan level dari testosteron dengan rutin melakukan olahraga secara rutin.

Selain olahraga, sebisa mungkin untuk menjaga pola makan setiap harinya. Dengan menjaga pola makan, kemungkinan tubuh mengalami obesitas akan rendah. Obesitas adalah salah satu pemicu turunnya kadar hormon seks pada pria.

Solusi Penis yang Sakit Saat Ereksi

Mengatasi rasa sakit pada penis bukanlah pekerjaan yang mudah. Kita harus tahu apa penyebabnya terlebih dahulu. Dengan mengetahui penyebabnya, penanganan bisa berjalan sesuai dengan sasaran.

Kalau penis sakit karena penyakit kita harus mengobati penyakitnya terlebih dahulu. Misal diabetes, kita harus bisa mengendalikan gula darah dan mengobati efek samping dari penyakit yang besar.

Kalau penis sakit karena cedera, kita harus menyembuhkan otot atau bagian yang terluka. Terakhir kalau testosteron rendah, turunkan berat badan, atur pola makan, dan mulai terapkan gaya hidup sehat. Semua saling berkaitan satu dengan yang lain. Oleh karena itu, mulailah gaya hidup sehat sebelum terjadi masalah.

Demikianlah beberapa ulasan tentang rasa sakit pada penis yang bisa muncul karena kerusakan saraf dan faktor lainnya. Semoga bermanfaat.

 

 

Sumber:

  1. McGurgan, Holly. 2019. Possible Causes of Penis Pain and How to Treat It. https://www.healthline.com/health/penis-pain. (Diakses pada 19 September 2019).
  2. Sissons, Beth. 2019. What causes pain in the penis?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324608.php. (Diakses pada 19 September 2019).
  3. Cleveland Clinic. Why You May Be Having Pain in Your Penis. https://health.clevelandclinic.org/why-you-may-be-having-pain-in-your-penis/. (Diakses pada 19 September 2019).
  4. NHS. Priapism (painful erections). https://www.nhs.uk/conditions/priapism-painful-erections/. (Diakses pada 19 September 2019).

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi