Terbit: 5 May 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Cedera ligamen lutut anterior (anterior cruciate ligament) adalah masalah kesehatan yang menyerang bagian dari ligamen lutut yang fungsinya sebagai penghubung antara tungkai atas dan tungkai bawah, pun menjaga kestabilan lutut tersebut. Simak informasi mengenai cedera ligamen lutut anterior berikut ini mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya!

Cedera Ligamen Lutut Anterior: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Cedera Ligamen Lutut Anterior?

Cedera ligamen lutut anterior (cedera ACL) adalah kondisi ketika bagian dari ligamen lutut ini mengalami kerusakan yakni merobek. Akibat adanya sobekan tersebut, persendian yang ada di area lutut terkena dampaknya yaitu menjadi tidak stabil. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan lutut membengkak dan terasa nyeri (terutama ketika sedang berdiri).

Kualitas cedera ACL ini bervariasi, mulai dari ringan hingga berat sekalipun. Pada kasus cedera berat, hal ini juga berakibat pada kondisi lepasnya tulang kering dan tulang paha dari persendian.

Umumnya, seseorang akan mengalami cedera ligamen anterior ini pasca melakukan aktivitas fisik berat seperti olahraga yang membutuhkan banyak gerakan melompat (basket, bulutangkis, voli, lompat jauh, dsb.)

Cedera ACL tentu harus segera ditangani karena jika tidak dapat meningkatkan risiko munculnya masalah baru yakni peradangan tulang atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah osteoarthritis.

Penyebab Cedera Ligamen Lutut Anterior

Lantas, apa sih yang menjadi penyebab cedera ligamen lutut anterior ini?

Cedera ACL disebabkan oleh tertekuknya sendi yang ada di dalam lutut, entah itu ke samping atau ke belakang. Selain itu, lutut yang terpelintir juga menjadi pemicu terjadinya cedera pada ligamen anterior ini. Sejumlah aktivitas diklaim menjadi ‘biang keladi’-nya, yaitu:

  • Melakukan olahraga yang membutuhkan banyak gerakan melompat seperti basket, bulutangkis, voli, lompat jauh
  • Melompat dari tempat yang lebih tinggi
  • Tidak langsung menekuk lutut ketika mendarat dari ketinggian
  • Terjatuh dari tangga
  • Terjatuh ke dalam lubang
  • Terpeleset
  • Tersandung suatu objek, misalnya kaki pemain lain (tackling) saat bermain sepakbola
  • Mengubah gerakan secara tiba-tiba, misalnya ketika tengah berlari sambil melewati rintangan

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang turut andil dalam meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami cedera ligamen yang satu ini. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:

  • Riwayat cedera ACL. Apabila Anda pernah mengalami cedera ligamen ini sebelumnya, maka kemungkinan kondisi ini akan lebih mudah terjadi di kemudian hari
  • Defisiensi massa otot. Berkurangnya massa otot—bisa karena kurangnya aktivitas fisik maupun pertambahan usia—dapat meningkatkan potensi cedera ligamen lutut anterior
  • Jenis kelamin. Wanita memiliki potensi cedera ACL yang lebih tinggi ketimbang pria
  • Ketidakseimbangan otot. Otot yang tidak seimbang—baik dari segi ukuran maupun kekuatan—juga mempermudah seseorang untuk mengalami ACL.

Baca Juga: Fungsi Tulang Pergelangan Kaki dan Risiko Cedera yang Bisa Dialami

Ciri dan Gejala Cedera Ligamen Lutut Anterior

Cedera ligamen lutut anterior ditandai oleh sejumlah gejala. Berikut adalah gejala cedera ACL yang perlu Anda ketahui dan waspadai:

  • Muncul suara “pop” sebagai tanda dari ligamen yang merobek
  • Lutut bagian depan dan belakang terasa nyeri
  • Lutut tidak stabil dan bahkan terasa goyang dan seakan ingin lepas (kondisi ini biasanya dirasakan ketika sedang mengubah gerakan , melompat, dsb.)
  • Gerakan lutut menjadi terbatas
  • Lutut tiba-tiba membengkak beberapa saat setelah gejala-gejala sebelumnya muncul. Atau, pembengkakan bisa langsung terjadi saat itu juga yang mana ini menandakan jika cedera yang terjadi tergolong parah

Umumnya, cedera ACL terjadi secara tiba-tiba (akut). Akan tetapi, kondisi ini bisa berkembang menjadi cedera kronis (defisiensi cedera ligamen anterior). Pada kasus ini, lutut akan semakin sulit untuk digerakkan. Dampaknya, tulang kering dan tulang paha bisa saja mengalami disposisi. Tak hanya itu, tulang yang menyusun sendi-sendi lutut alias tulang rawan juga ikut rusak akibat masalah ini.

Lebih lanjut, ciri atau gejala yang muncul pada ACL juga tergantung dari seberapa parah kondisi ini. Oleh karena itu, cedera ini terbagi ke dalam beberapa tingkatan yaitu:

1. Cedera Ligamen Lutut Anterior Tingkat 1

Cedera ACL tingkat 1 memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Pembengkakan pada lutut tidak terlalu parah
  • Ligamen belum robek dan masih bisa menyambungkan tungkai atas dan bawah. Akan tetapi, ligamen tertarik cukup kuat sehingga sangat rentan untuk robek
  • Sendi-sendi lutut tidak stabil

2. Cedera Ligamen Lutut Anterior Tingkat 2

Cedera ACL tingkat 2 memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Pembengkakan sedang pada lutut
  • Ligamen robek sebagian
  • Sendi-sendi lutut tidak stabil

Cedera ligamen anterior tingkat 2 ini juga disebut sebagai cedera ACL parsial.

3. Cedera Ligamen Lutut Anterior Tingkat 3

Cedera ACL tingkat 3 memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Pembengkakan pada lutut parah
  • Ligamen robek total
  • Sendi-sendi lutut sangat tidak stabil

Tingkat keparahan cedera anterior yang Anda alami dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu:

Tingkat keparahan cedera anterior yang Anda alami dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu:

  • Ada cedera lutut lain. Apabila di saat yang bersamaan Anda juga sedang mengalami cedera lutut lainnya seperti di tulang rawan, maka cedera ACL yang terjadi berada di tingkatan sedang hingga parah
  • Kondisi ligamen. Apabila belum pernah mengalami cedera lutut sebelumnya, kemungkinan cedera anterior berada di tingkatan ringan. Sebaliknya, apabila memiliki riwayat cedera ACL sebelumnya, Anda mungkin akan langsung mengalami cedera parah
  • Diagnosis. Apabila cedera tidak segera ditangani, dikhawatirkan cedera akan bertambah parah
  • Kesehatan fisik. Apabila kesehatan fisik Anda juga sedang menurun, cedera yang  terjadi bisa berada di tingkatan sedang atau bahkan parah

Oleh sebab itu, kiranya menjadi sangat penting bagi Anda untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada cedera ligamen anterior ini guna dilakukan penanganan medis lebih lanjut. Penanganan medis yang cepat dapat mengoptimalkan proses penyembuhan.

Diagnosis Cedera Ligamen Lutut Anterior

Dalam mendiagnosis cedera ACL, dokter akan menempuh serangkaian tes pemeriksaan yang terdiri dari beberapa tahapan mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang.

Berikut adalah tahapan diagnosis cedera ligamen anterior yang umum dilakukan.

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait dengan keluhan yang dialami. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seperti:

  • Gejala apa saja yang dirasakan?
  • Kegiatan fisik apa saja yang dilakukan sehari-hari?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?

2. Pemeriksaan Fisik

Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik. Pada tahap ini, dokter akan memeriksa kondisi lutut pasien mulai dari bengkak yang muncul, kekuatan, hingga kestabilannya ketika digerakkan.

Selanjutnya, guna mengukur tingkat ketidakstabilan lutut, dokter biasanya melakukan tes khusus seperti pivot shift dan Lachman test.

3. Pencitraan

Metode diagnosis lainnya yang juga umum dilakukan adalah pencitraan (imaging). Ada sejumlah teknik pencitraan yang digunakan, yaitu:

X-Ray

Penggunaan X-Ray dalam menunjang diagnosis ACL adalah untuk mengetahui:

  • Robekan pada ligamen
  • Darah pada sendi lutut (efusi)
  • Potongan tulang
  • Fragmen tulang lutut

Ultrasonography (USG)

Ultrasonography adalah metode pemeriksaan yang memanfaatkan gelombang suara guna mendapatkan visualisasi bagian dalam tubuh.

Pada kasus cedera ligamen lutut anterior, USG digunakan untuk mencari tahu apakah ligamen dan bagian lutut lainnya mengalami kerusakan atau tidak.

Computed Tomography (CT Scan)

Untuk mendapatkan gambar bagian dalam lutut yang lebih jelas, dokter bisa memilih metode CT Scan. Akan tetapi, tujuannya masih sama yakni untuk mengetahui apakah ligamen robek dan apakah tulang lutut ada yang patah.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Sementara itu, MRI adalah metode pencitraan yang menggunakan teknologi gelombang elektromagnetik untuk menghasilkan visualisasi bagian dalam lutut. Dibanding metode lainnya, MRI sanggup memberikan citra yang lebih jelas dan detail.

Oleh sebab itu, metode ini biasanya digunakan untuk menganalisis bagian dalam lutut lebih jauh seperti jaringan lunak.

4. Pemeriksaan Penunjang

Ada berbagai macam metode pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan oleh dokter guna memastikan diagnosis ACL pada pasien, yaitu:

Artroskopi

Artroskopi adalah tes yang bertujuan untuk memeriksa bagian dalam dari lutut. Metode pemeriksaan ini mengharuskan dokter untuk membuat sayatan berukuran kecil pada lutut pasien, untuk selanjutnya memasukkan alat khusus yang dilengkapi oleh kamera mikro.

Dengan metode ini, dokter dapat melihat apakah ligamen anterior mengalami kerusakan atau tidak. Jika ternyata didapati ligamen rusak, penanganan medis bisa segera dilakukan sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi.

Artometrik

Sementara itu, artometrik adalah tes yang dilakukan untuk mengukur fleksibilitas gerakan lutut. Tes ini akan menggunakan  medium alat khusus yang ditempelkan pada lutut pasien. Alat tersebut berfungsi sebagai sensor yang dapat menilai sejauh mana tingkat fleksibilitas lutut.

Artometrik umumnya digunakan apabila pemeriksaan fisik secara langsung tidak dimungkinkan (biasanya karena pembengkakan terlalu besar).

Tes Cairan Lutut

Pembengkakan yang terjadi pada lutut bisa jadi berisi semacam cairan. Saat dokter mendeteksi adanya cairan di dalam lutut pasien, maka prosedur pengambilan cairan (aspirasi) akan dilakukan. Cairan yang sudah diambil tersebut lantas akan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui:

  • Apakah ada darah pada cairan yang mengindikasikan kerusakan ligamen
  • Apakah pada cairan terdapat lemak yang menandakan ada tulang patah
  • Apakah ada infeksi atau peradangan pada lutut

Selain bengkak, lutut yang berubah warna menjadi kemerahan dan terasa hangat juga menandakan ada cairan di dalamnya.

Pastikan dokter yang menangani Anda melakukan setiap tahapan diagnosis sesuai prosedur agar hasil yang didapat aktual sehingga penanganan medis yang akan dilakukan setelahnya juga tepat dan efektif.

Baca Juga: Cedera Tendon Achilles: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Pengobatan Cedera Ligamen Lutut Anterior

Pengobatan cedera ligamen lutut anterior dapat langsung dilakukan sesaat setelah cedera muncul. Ada sejumlah tips yang sebaiknya segera Anda lakukan mungkin pasca mengalami cedera. Hal ini guna mencegah kondisi bertambah buruk.

Berikut ini adalah tipsnya:

1. Hentikan Kegiatan

Begitu gejala cedera ACL muncul, segera hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan. Memaksakan kegiatan tetap berlanjut hanya akan memperparah cedera yang satu ini.

Jika cedera tidak terlalu parah, biasanya gejala akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa saat beristirahat.

2. Minum Obat Nyeri

Cara mengobati cedera yang kedua adalah dengan mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang dimaksud antara lain:

  • Paracetamol
  • Naproxen
  • Ibuprofen
  • Ketorolac
  • Ketorolac intranasal

Perlu diketahui, obat-obatan di atas sifatnya hanya meredakan nyeri yang timbul saat cedera. Obat tidak dapat menyembuhkan cedera secara total, apalagi jika cedera sudah masuk kategori parah.

3. Perban

Membalut lutut dengan perban menjadi metode pengobatan cedera ACL selanjutnya yang bisa Anda terapkan. Penggunaan perban bertujuan untuk meminimalisir rasa nyeri, terutama ketika Anda sedang melakukan gerakan seperti berjalan.

Selain itu, membalut perban pada area lutut yang mengalami cedera juga bertujuan untuk mengurangi cairan yang menumpuk di dalam lutut Anda. Pastikan untuk tidak membalut lutut terlalu kencang karena justru akan memperburuk kondisi.

4. Kompres Air Dingin

Anda juga bisa mengompres lutut yang cedera dengan kain bersih yang sudah dibasahi air dingin, atau ice pack.

Taruh kain atau ice pack tersebut pada lutut Anda dan diamkan selama 15 sampai 20 menit. Jika nyeri belum juga reda, lanjutkan proses kompres sampai sekitar 10 menit ke depan.

5. Angkat Sedikit Lutut

Salah satu cara agar cedera ligamen lutut anterior lebih cepat sembuh adalah dengan memposisikan lutut agak sedikit terangkat.

Anda bisa menggunakan medium bantal guna melakukan metode pengobatan cedera yang satu ini. Lakukan sembari lutut dikompres menggunakan air dingin.

6. Terapi

Terapi fisik oleh dokter atau terapis bertujuan untuk mengembalikan fungsi lutut, pun membantu Anda untuk bisa kembali menggerakkan lutut secara normal.

Terapi ini dilakukan secara berkala sesuai dengan instruksi dari dokter. Nantinya, dokter akan memberikan beberapa metode latihan yang bisa dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan langsung dari dokter atau secara mandiri di rumah. Terapi bisa berlangsung selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, tergantung dari kondisi.

Selama menjalani terapi, Anda disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat sementara waktu. Selain itu, biasanya dokter akan memasangi alat penyangga yang tujuannya menjaga stabilitas lutut.

7. Operasi

Pada kasus cedera ACL yang sudah sangat parah—seperti ACL avulsi—tindakan operasi bedah mungkin menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini. Operasi bertujuan untuk menyatukan kembali ligamen dan tulang yang mengalami kerusakan dan terpecah.

Operasi dilakukan atas pertimbangan sejumlah faktor, yaitu:

  • Stabilitas lutut sangat rendah
  • Metode pengobatan lainnya tidak berhasil
  • Cedera sudah sampai menyebabkan kerusakan pada meniskus

Nantinya, dokter akan menggunakan teknik cangkok, yakni mengambil ligamen dari tendon otot di bagian tubuh lain untuk kemudian dijadikan pengganti ligamen lutut yang mengalami kerusakan akibat cedera ini.

Sementara pada kasus cedera ACL yang sudah sampai menyebabkan tulang patah, dokter akan mengembalikan potongan tulang di tempat semula.

Sayangnya, metode pengobatan yang satu ini berpotensi menyebabkan pertumbuhan tulang kaki terhambat, sehingga kaki yang mengalami cedera mungkin akan lebih pendek daripada kaki satunya lagi yang baik-baik saja. Hal ini apabila cedera terjadi pada anak-anak yang notabene masih dalam masa pertumbuhan.

Kendati demikian, prosedur operasi memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Para pasien yang menjalani operasi umumnya kembali dapat menggunakan lutut sebagaimana mestinya. Ini biasanya terjadi dalam kurun waktu 2-3 bulan, namun ada juga yang baru benar-benar sembuh setelah 1 (satu) tahun menjalani pengobatan termasuk pemulihan.

Pencegahan Cedera Ligamen Lutut Anterior

Memperkuat ligamen lutut Anda adalah cara mencegah cedera ACL yang paling utama. Selain itu, Anda juga disarankan untuk melakukan sejumlah tips berikut sebagai langkah pencegahan atau setidaknya meminimalisir risikonya:

  • Batasi aktivitas fisik yang berpotensi menyebabkan cedera ACL seperti olahraga basket, bulutangkis, dan voli
  • Tidak menggunakan sepatu dengan pelat berbahan logam ketika melakukan olahraga yang banyak melibatkan kontak kaki seperti sepakbola
  • Hindari penggunaan sepatu hak tinggi
  • Saat harus melakukan gerakan melompat, pastikan Anda menekuk lutut ketika mendarat
  • Mengonsumsi makanan atau suplemen yang berfungsi memperkuat otot, sendi, dan tulang

Itu dia informasi mengenai cedera ligamen lutut anterior yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. What Are Knee Ligament Injuries? https://www.webmd.com/fitness-exercise/guide/knee-ligament-injuries. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  2. Anonim. ACL Injury: What to Know. https://www.webmd.com/pain-management/knee-pain/acl-injury-what-to-know. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  3. Anonim. ACL Injury. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acl-injury/symptoms-causes/syc-20350738. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  4. Anonim. Anterior Cruciate Ligament. https://medlineplus.gov/ency/article/001074.htm. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  5. Anonim. Anterior Cruciate Ligament (ACL) Injuries. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/anterior-cruciate-ligament-acl-injuries/. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  6. Gammons, M. 2016. Anterior Cruciate Ligament Injury. https://emedicine.medscape.com/article/89442-overview. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  7. Raines, BT et al. 2017. Management of Anterior Cruciate Ligament Injury: What’s In and What’s Out? https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28966380. (Diakses pada 5 Februari 2020)
  8. Woo, SL et al. 2000. Healing and repair of ligament injuries in the knee.
    https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11104400. (Diakses pada 5 Februari 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi