Terbit: 7 April 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Buta warna terbagi menjadi buta warna parsial dan buta warna total. Buta warna adalah ketidakmampuan untuk melihat warna seperti seharusnya. Kasus buta warna total sangat jarang terjadi, sedangkan kasus buta warna parsial lebih umum. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang kondisi ini!

Buta Warna Parsial: Penyebab, Jenis, Perawatan

Apa Itu Buta Warna Parsial?

Buta warna parsial adalah ketidakmampuan untuk membedakan sebagian warna seperti seharusnya. Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidak dapat membedakan antara warna merah dan hijau, sebagian kecil lainnya tidak dapat membedakan kuning dan biru, namun kasusnya lebih jarang.

Banyak orang yang mengira bahwa setiap orang yang mengalami buta warna hanya akan melihat warna abu-abu atau hitam putih, padahal tidak. Penglihatan abu-abu dimiliki oleh seseorang yang mengalami buta warna total atau achromatopsia. Kasus ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan buta warna sebagian.

Penyebab Buta Warna Parsial

Penyebab buta warna secara umum adalah akibat kerusakan pada salah satu atau lebih sel kerucut pada mata. Sel kerucut adalah sel-sel saraf yang memungkinkan retina untuk melihat warna.

Terdapat tiga jenis sel kerucut yaitu warna merah, hijau, atau biru. Sel kerucut bertugas untuk mengirim informasi ke otak untuk membedakan warna. Kerusakan atau tidak adanya salah satu atau lebih sel kerucut akan menyebabkan seseorang mengalami ketidakmampuan untuk membedakan warna.

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kerusakan pada sel kerucut meliputi:

1. Faktor Keturunan

Sebagian besar kasus buta warna diwariskan dari orang tua.

Wanita membawa kromosom yang rusak yang bertanggung jawab menyebabkan buta warna. Meskipun wanita menjadi pembawa, buta warna biasanya lebih umum diturunkan ke anak laki-laki.

2. Penyakit atau Cedera Mata

Penyakit atau cedera mata yang memengaruhi retina dapat menyebabkan buta warna.

Kondisi seperti glaukoma menyebabkan tekanan pada mata yang menyebabkan saraf optik rusak. Ketika saraf optik yang membawa sinyal dari mata ke otak rusak, kemampuan membedakan warna dapat berkurang.

Kondisi seperti degenerasi makula dan retinopati diabetik juga dapat menyebabkan kerusakan pada retina, yang merupakan tempat kerucut berada. Kondisi ini dapat memicu buta warna.

3. Obat-obatan

Kemampuan untuk melihat warna juga dapat berkurang akibat dari penggunaan obat-obatan tertentu.

Jenis obat-obatan antipsikotik seperti Chlorpromazine dan Thioridazine dapat menyebabkan perubahan kemampuan melihat warna. Jenis obat lain yang mungkin menyebabkan buta warna adalah Ethambutol yang dapat menyebabkan masalah pada saraf optik.

Jenis Buta Warna Parsial

Secara umum buta warna parsial terbagi menjadi dua jenis yaitu buta warna merah-hijau atau buta warna biru kuning. Jenis buta warna merah-hijau merupakan jenis yang paling umum.

1. Buat Warna Merah-Hijau

Jenis ini terjadi ketika fotopigmen pada sel kerucut merah atau hijau tidak berfungsi baik atau tidak berfungsi sama sekali. Jenis buta warna parsial ini terbagi menjadi 4 meliputi:

  • Deuteranomaly. Jenis ini merupakan bentuk paling umum dari buta warna. Kondisi ini terjadi ketika fotopigmen sel kerucut hijau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Warna kuning dan hijau terlihat lebih merah dan sulit membedakannya dengan umum. Buta warna ini menyerang sekitar 5% pria dan jarang terjadi pada wanita.
  • Protanomali. Fotopigmen pada sel kerucut merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Warna oranye, merah, dan kuning menjadi kurang cerah dan terlihat lebih hijau. Kondisi ini biasanya ringan dan tidak mengganggu keseharian. buta warna ini memengaruhi sekitar 1% pria dan sangat jarang terjadi pada wanita.
  • Protanopia. Tidak ada sel kerucut merah atau sel kerucut merah tidak bekerja sama sekali. Warna merah akan terlihat seperti abu-abu gelap. Warna oranye, kuning, dan hijau akan terlihat kuning. Protanopia juga menyerang sekitar 1% pria dan jarang terjadi pada wanita.
  • Deuteranopia. Sel kerucut hijau tidak ada atau tidak berfungsi sama sekali. Warna merah akan terlihat kuning kecokelatan dan hijau terlihat seperti krem. Kondisi ini juga jarang terjadi pada wanita dan menyerang sekitar 1% pria.

2. Buta Warna Biru-Kuning

Buta warna parsial ini terjadi ketika fotopigmen kerucut biru hilang atau tidak bekerja dengan baik. Jenis ini lebih jarang terjadi dibandingkan buta warna parsial merah-hijau.

Berikut adalah 2 jenis buta warna biru-kuning:

  • Tritanomali. Sel kerucut biru bekerja terbatas. Warna biru akan terlihat lebih hijau dan sulit membedakan merah muda dari kuning dan merah.
  • Tritanopia. Tidak ada sel kerucut biru. Warna biru tampak hijau, warna kuning terlihat seperti abu-abu tua atau ungu.

Perawatan Buta Warna Parsial

Perawatan buta warna berbeda-beda, bergantung pada penyebabnya. Apabila disebabkan faktor keturunan, maka buta warna parsial tidak dapat disembuhkan. Dokter kemungkinan akan meresepkan kaca mata atau lensa kontak yang dapat membantu membedakan warna.

Apabila disebabkan oleh kondisi medis lain, maka buta warna parsial bisa sembuh. Cara menyembuhkan buta parsial akibat penyakit adalah dengan cara mengatasi penyakit yang mendasarinya. Meskipun begitu tentu tingkat kesembuhannya akan bergantung juga pada tingkat keparahan penyakitnya.

Jika disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, dokter mungkin dapat menyarankan penurunan dosis atau penggantian obat sebagai cara menyembuhkan buta parsial. Diskusikan dengan dokter Anda untuk menentukan langkah mana yang sebaiknya diambil.

Buta warna parsial yang diwariskan adalah kondisi yang dialami seumur hidup karena tidak dapat disembuhkan. Seseorang yang mengalami kondisi ini mungkin tidak diizinkan menjalani beberapa profesi tertentu, tapi kebanyakan orang dapat beradaptasi dengan kondisi ini dan dapat menjalani banyak profesi lainnya.

 

  1. Anonim. 2019. What Is Color Blindness?. https://www.webmd.com/eye-health/color-blindness#2. (Diakses 7 Februari 2020).
  2. O’Connell, Krista. 2019. What You Need to Know About Color Blindness. https://www.healthline.com/health/color-blindness#types. (Diakses 7 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi