Belakangan ini di berbagai media viral kabar yang menyebut warga Natuna pergi meninggalkan pulau tersebut karena ketakutan dengan proses karantina WNI yang berasal dari Wuhan tempat tersebut. Apakah kabar ini benar?
Warga Natuna Pergi Karena Takut Virus Corona?
Di berbagai media, terlihat foto-foto yang memperlihatkan banyaknya warga yang meninggalkan Kota Ranai, Natuna dengan memakai KM Bukit Raya. Foto ini diambil di Pelabuhan Selat Lampa pada Minggu, 2 Februari 2020. Sebelumnya, juga ada kabar yang menyebut pemerintah daerah meliburkan sekolah di seluruh Natuna, namun keputusan ini dianulir oleh Menteri Dalam Negeri.
Warga Natuna juga sempat mengadakan aksi demonstrasi demi menolak proses karantina para WNI yang pulang dari Wuhan di lokasi tersebut karena takut tertular virus corona. Meski suasana di lokasi tersebut cenderung sudah kondusif, ada yang menyebut sebagian warga masih takut dengan virus yang sudah membunuh lebih dari 400 orang ini.
Surat Edaran yang dikeluarkan pemerintah daerah yang menyebut sekolah di Natuna libur selama 15 hari membuat warga Kota Ranai banyak yang pergi meninggalkan pulau tersebut dan mengunjungi tempat saudara di pulau lainnya.
Hanya saja, Bupati Natuna, Hamid Rizal menyebut kabar eksodus ini tidak benar. Dia menyebut warganya tetap berada di rumahnya masing-masing. Dia menjelaskan bahwa banyak warganya yang pulan kampung demi merayakan musim panen.
“Contohnya, ada warga yang pulang ke Midei karena di sana sedang musim cengkeh,” terang Hamid.
Hamid menyebut pihaknya sudah melakukan persiapan sebaik mungkin demi mencegah penularan virus corona sekaligus melayani warga yang membutuhkan bantuan kesehatan.
Seberapa Jauh Virus Corona Bisa Menular?
Ketakutan warga terkait dengan virus corona memang bisa dimengerti, namun pakar Kemenkes sebenarnya sudah pernah menyebut jarak antara tempat karantina para WNI yang pulang dari Wuhan dengan pemukiman warga cukup jauh. Hal ini dianggap sudah sesuai standar demi mencegah penularan virus corona ke warga.
Para peneliti masih melakukan pengecekan tentang bagaimana mekanisme virus corona bisa menyebar antar manusia, namun ada kemungkinan virus ini bisa menular dari jarak sekitar dua meter. Penyebaran ini terjadi akibat tetesan atau percikan air liur yang keluar dari bersin atau batuk orang-orang yang sudah terpapar virus. Tetesan ini bisa saja terhirup oleh orang yang ada di dalam radius tersebut atau menempel pada mulut dan hidung orang-orang tersebut.
Penelitian juga mengungkap bahwa jika kita berada di dalam satu ruangan yang sama dengan pengidap virus corona selama 10 menit saja, maka risiko untuk tertular virus ini akan meningkat dengan drastis.
Mencegah Penularan Virus Corona
Pakar kesehatan menyebut virus corona bisa dicegah asalkan kita mau menerapkan gaya hidup sehat dan memberikan perlindungan pada diri sendiri dengan lebih baik. Sebagai contoh, ada baiknya kita tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang sudah tertular virus ini. Jika kita berada di rumah sakit untuk beberapa keperluan, sebaiknya memastikan bahwa kondisi tubuh sedang fit, bukannya saat sedang tidak enak badan.
Kita juga disarankan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun sekaligus memakai masker jika berada di tempat umum atau tempat-tempat yang berpotensi dipenuhi oleh banyak orang, termasuk orang-orang yang sakit. Penggunaan masker juga harus dilakukan dengan cara yang benar demi memastikan bahwa udara yang dihirup benar-benar sudah disaring sehingga bebas virus penyebab penyakit.
Sumber
- Lanese, Nicoleta. 2020. How far could the new coronavirus spread?. https://www.livescience.com/how-far-will-coronavirus-spread.html. (Diakses pada 4 Februari 2020).