Terbit: 20 August 2016 | Diperbarui: 24 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Terdapat sebuah mitos yang berkembang di masyarakat dimana anak-anak yang suka dengan makanan yang manis layaknya permen, gula-gula kapas, hingga cokelat, adalah anak yang memiliki resiko menjadi anak yang hiperaktif. Apakah mitos ini sesuai dengan perkembangan medis internasional?

Benarkah Permen Bisa Membuat Anak Menjadi Hiperaktif?

Pakar kesehatan dr. Mark Wolraich yang berasal dari Oklahoma University Health Sciences Center menyebutkan jika mitos ini sama sekali tidak benar adanya. Makanan manis yang kaya akan gula ternyata sama sekali tidak akan membuat perilaku anak berubah. Hanya saja, memang anak yang mengkonsumsi terlalu banyak gula akan kurang baik bagi kondisi kesehatannya.

Dr. Wolraich menyebutkan jika mitos yang berkembang di masyarakat tentang makanan manis dan perubahan perilaku anak ini didasari oleh adanya pola pikir berupa adanya peningkatan kadar gula dalam darah dan bisa membuat anak berperilaku hiperaktif. Menurut beliau, memang, jika seorang anak memiliki kadar gula darah yang cenderung rendah atau dalam dunia medis disebut sebagai hipoglikemia, maka anak ini akan memiliki energy yang jauh lebih besar dari minuman manis kaya gula ini. Namun, dr. Wolraich meyakini jika hal ini seharusnya tidak membuat perilaku anak yang sudah terdidik oleh orang tuanya menjadi berubah.

Andaipun konsumsi gula pada anak termasuk berlebihan, sebenarnya tubuh anak sudah memiliki mekanisme alami tubuh berupa perombakan gula menjadi energy dan lemak di dalam tubuh. Hal ini berarti, tidak ada yang berkaitan dengan perubahan perilaku pada anak, bukan?

Dr Wolraich dan kawan-kawan kemudian merilis sebuah penelitian tentang jurnal JAMA yang dibuat pada tahun 1995 yang mempelajari kaitan antara konsumsi makanan manis dan gula darah apakah akan mempengaruhi perilaku dan kognitif (kecerdasan) anak. Hasilnya ternyata juga sama saja dimana konsumsi gula tidak berpengaruh besar pada kecerdasan dan perilaku anak-anak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi