Terbit: 10 April 2016 | Diperbarui: 26 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kini, banyak ibu hamil yang mengkhawatirkan anaknya terlahir dengan kondisi autis. Anak yang autis sendiri akan cenderung mengalami kesulitan dalam dirawat dan cenderung susah mendapatkan hubungan sosial, khususnya dengan anak sebayanya. Yang lebih mengerikan adalah, pakar kesehatan menyebutkan jika anak autis akan memiliki kecenderungan untuk memiliki usia lebih pendek, yakni 10 tahun lebih pendek jika dibandingkan dengan usia orang dewasa. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Benarkah Penderita Autisme Cenderung Berumur Lebih Pendek Dari Usia Orang Normal?

Pakar kesehatan dari Autistica melakukan penelitian pada penderita autisme dimana banyak sekali penderita autisme mengalami kematian dari masalah epilepsi, gangguan neurological, hingga terkena insiden atau kecelakaan yang sangat fatal. Dalam beberapa kasus, penderita autisme juga bisa melakukan bunuh diri meskipun rasionya masih cenderung kecil. Salah satu peneliti dari Karolinska Institute bernama Sven Bolte mengungkapkan jika banyak penderita autisme yang terkena insiden fatal layaknya kecelakaan tertabrak kendaraan bermotor hingga tenggelam. Bolte sendiri menuturkan jika kecenderungan penderita autisme mengalami disabilitas intelektual dan kesulitan untuk memperhatikan lingkungan sekitar bisa menjadi penyebab utama resiko terkena insiden fatal ini. Pernah ditemukan kasus dimana penderita autisme yang fokus mengejar sesuatu akhirnya tidak memperhatikan jalan raya atau memanjat benda-benda yang sangat tinggi sehingga beresiko terkena insiden fatal yang mematikan.

Sven Bolte sendiri mengungkapkan jika di Swedia terdapat 27.000 penderita autisme dimana 6.500 diantaranya cenderung kesulitan untuk mempelajari pengetahuan atau dalam dunia medis disebut sebagai learning disabilities. Penelitian ini juga mengungkapkan jika penderita autisme memiliki resiko 2,5 kali lebih besar mengalami masalah pernafasan dan penyakit diabetes namun cenderung terlambat didiagnosa karena penderitanya kurang mampu menjelaskan kondisi kesehatannya pada keluarga maupun dokter. Sementara itu, para penderita autisme yang sudah dewasa dan masih memiliki ketidakmampuan mempelajari sesuatu, maka Ia pun memiliki resiko 9 kali lebih besar untuk meninggal dengan cara bunuh diri. Bolte berspekulasi jika meningkatnya resiko bunuh diri ini diakibatkan penderita autisme, khususnya kaum hawa yang merasa terisolasi dari lingkungannya sehingga rentan terkena depresi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi