Terbit: 1 July 2019 | Diperbarui: 25 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Seseorang yang memiliki ketertarikan seksual kepada anak-anak di bawah 14 tahun maka orang tersebut dapat dikatakan mengidap pedofil. Pada beberapa kasus, seseorang menjadi pedofil karena menjadi pernah menjadi korban pedofilia. Lantas, apa saja yang menjadi penyebab pedofil?

9 Penyebab Pedofilia dan Ciri-Ciri Seorang Pedofil

Mengenali Gejala Pedofilia dan Ciri Pelaku Pedofil

Sebelum menjelaskan mengenai penyebab orang pedofil, diagnosis diperlukan untuk mengamati apakah seseorang memiliki fantasi seksual berulang, perilaku atau dorongan yang melibatkan aktivitas seksual pada anak-anak selama minimal enam bulan.

Adanya dorongan seksual ini akan diteliti lebih lanjut apakah menyebabkan penurunan signifikan di kehidupan sosial dan aktivitas lainnya. Selain itu, gairah seksual genital juga dapat diukur dalam laboratorium melalui rangsangan seksual dan didasarkan pada perubahan respons penis.

Setelah melewati masa puber, pedofilia biasanya bisa terdeteksi oleh diri sendiri saat orientasi seksualnya fokus pada anak-anak dan bukan pada orang dewasa. Pada umumnya, seorang pedofil tidak bisa menentukan orientasi seksual dan takut pada dirinya sendiri.

Menurut penelitian, beberapa gejala pedofilia yang bisa dikenali adalah munculnya perasaan inferior, merasa terisolasi, hingga munculnya depresi. Seorang pedofil menganggap gairah seksual yang terjadi padanya adalah sesuatu yang salah, karenanya pedofil selalu mencari cara aman untuk memuaskan hasratnya.

Beberapa pelaku pedofil membatasi perilakunya hanya dengan cara mengekspos diri di depan anak-anak. Namun, ada juga yang melakukan sesuatu yang lebih jauh seperti seks genital penuh atau seks oral. Selain itu, profil seorang seorang pedofil sama seperti orang-orang normal pada umumnya, bisa pria atau wanita dan bisa tua atau muda.

Dalam memilih korban, biasanya seorang pedofil tidak memilih anak-anak di luar lingkungan terdekatnya. Pelaku pedofil cenderung menyasar anak yang sudah dikenalnya, baik itu dari keluarga ataupun lingkungan sekitar tempat tinggal.

Penyebab Pedofil

Hingga kini penyebab pedofilia belum ditentukan dengan pasti sehingga penelitian lanjutan tentangnya masih diperlukan. Penyebab pedofil pada diri seseorang bisa bervariasi tergantung latar belakang dan karakteristik pengidapnya.

Berikut adalah penyebab seseorang menjadi pedofil, di antaranya:

1. Pengalaman di masa anak-anak

Seperti penjelasan di awal, penyebab pedofil ternyata juga bisa disebabkan akibat pengalaman masa kecil yang pernah mengalami pelecehan seksual. Jika seorang anak yang masa kecilnya mendapatkan pelecehan seksual dan tidak segera ditangani, maka di saat dewasa, ia berpeluang menjadi pedofil.

2. Gangguan saraf otak

Penyebab pedofil berikutnya adalah gangguan pada saraf otak. Kondisi otak orang normal saat melihat anak-anak akan menghasilkan gelombang saraf yang meningkatkan naluri untuk menyayangi dan melindungi.
Sedangkan, pada orang pedofil, gelombang saraf itu terganggu sehingga mengakibatkan meningkatnya gairah seksual.
Apabila seorang mengetahui adanya kelainan pada otak, sebaiknya segera mendapatkan penanganan agar tidak berakibat buruk di masa depan. Oleh karena itu, Anda bisa berkunjung ke psikiater untuk mendapatkan bantuan.

3. Penurunan volume materi otak

Penurunan volume materi di otak dapat memengaruhi striatum pusat yang menjadikan otak kecil–nukleus accumbent dan konteks frontal orbital mendapatkan pengaruh. Padahal, area otak ini memiliki peran penting dalam memengaruhi perilaku adiktif.

4. Kadar testoteron menurun

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab pedofil juga bisa disebabkan oleh menurunnya kadar hormon testoteron. Meski begitu, hormon testoteron yang menurun adalah kondisi alami yang dialami seiring bertambahnya usia pria.

Selain itu, rendahnya hormon testoteron juga bisa dipicu oleh kondisi hipogonadisme, infeksi atau cedera pada testis, diabetes tipe 2, kelainan genetik, efek samping obat atau masalah pada kelenjar pituitari.

5. Gangguan tumbuh kembang

Sebuah penelitian menemukan bahwa penyebab pedofilia cenderung terjadi pada mereka yang memiliki IQ lebih rendah daripada orang pada umumnya. Sejumlah teori mengungkapkan, pelaku pedofil telah mengalami gangguan psikoseksual sejak dini, yang disebabkan oleh trauma atau stres.

Trauma dan stres menyebabkan tumbuh kembangnya terhambat, dan diwujudkan dalam kesukaannya untuk berfantasi atau melakukan aktvitas seksual dengan anak-anak.

6. Perbedaan neurologis

Penyebab pedofil berikutnya juga dapat terjadi akibat adanya perbedaan neurologis. Perbedaan neurologis ditemukan pada pelaku pedofil yang tingkat kecerdasannya jauh lebih rendah daripada orang normal.

7. Gangguan struktur otak sejak dini

Kelainan yang terjadi pada struktural otak sejak dini dapat menyebabkan gangguan saraf. Jika masalah ini tidak mendapatkan penanganan dengan segara, maka hal ini bisa menjadi penyebab pedofil.

8. Memiliki ibu dengan riwayat gangguan jiwa

Jika Anda memiliki ibu yang pernah mengalami masalah dengan kejiwaan, hal itu bisa menjadi penyebab pedofil. Gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan yang memengaruhi bagaimana seseorang berperilaku, berpikir dan berinteraksi dengan orang lain.

Penyebab gangguan kejiwaan bisa karena faktor genetik, riwayat keluarga yang memiliki gangguan jiwa, stres berkepanjangan, pernah mengalami pelecehan atau trauma psikologis, cedera otak berat, atau pernah menggunakan obat terlarang.

9. White matter pada otak kurang

Penyebab pedofil yang terakhir adalah kurangnya white matter di otak. Perlu diketahui, white matter pada otak berfungsi untuk menghubungkan pusat-pusat informasi dan analisis.

Jaringan ini mengandung jutaan serabut saraf (axson) yang menghubungkan bagian otak dengan sumsum tulang belakang, serta memberi sinyal pada saraf untuk berkomunikasi dengan bagian tubuh lainnya.

Banyak dari serabut saraf ini dikelilingi oleh sejenis selubung atau penutup yang disebut mielin. Mielin juga melindungi serabut saraf dari cedera dan meningkatkan kecepatan serta transmisi sinyal saraf listrik.

White matter adalah bagian otak yang terus berkembang, namun setelah usia 40 tahun maka fungsinya akan menurun. Selain itu perubahan pada daerah white matter paling sering diakibatkan oleh adanya cedera kepala, sering konsumsi minuman beralkohol, serangan stroke dan kurangnya waktu istirahat untuk waktu yang lama.

Nah, itulah beberapa penyebab pedofilia yang bisa Anda kenali. Pada akhirnya, penting untuk diketahui bahwa pedofilia adalah sebuah penyakit, namun banyak masyarakat mengasosiasikannya sebagai pelecehan seksual pada anak.

Pedofil tidak selalu mengekspresikan dalam perilaku kekerasan seksual terhadap anak. Penting untuk dipahami bahwa pelaku kejahatan seksual terhadap anak, sebagian besar adalah bukan pedofil.

Aturan hukum di Indonesia mengatakan, orang-orang yang didiagnosis memiliki gangguan jiwa dan sulit mempertanggungjawabkan tindak kriminalnya akan mendapat perlakuan berbeda. Istilah pedofil sebagai gangguan kejiwaan ini bisa disalahgunakan oleh penjahat seksual untuk lepas dari tanggung jawab hukum.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi