Terbit: 18 March 2019 | Diperbarui: 25 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kata deja vu diambil dari bahasa Perancis, secara harfiah deja vu artinya “pernah dilihat”. Jadi, arti deja vu adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Sebagian orang mengasosiasikan deja vu dengan gangguan pada otak sedangkan lainnya menghubungkan deja vu dengan kehidupan lain di masa lalu. Pada suatu waktu, Anda mungkin pernah mengalami hal ini. Sekarang sudah tahu kan apa arti deja vu? Namun di bawah ini selengkapnya akan dijelaskan apakah itu deja vu?

Mengenal Apa Itu Deja Vu dan Penyebabnya

Apa Itu Deja Vu?

Apakah Anda pernah mengalami situasi di mana secara sadar mengenal betul situasi itu yang menurut Anda telah dialami sebelumnya? Apakah pernah mengalami situasi di mana bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan kemudian hal itu benar-benar terjadi seperti yang Anda rasakan telah dialami sebelumnya? Jika pernah mengalami hal-hal tersebut, itulah yang dinamakan deja vu.

Deja vu adalah peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi yang baru terjadi sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi yang baru terjadi, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang juga  merasa telah mengalami hal yang sama dengan yang terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya.

Istilah Deja vu pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Biasanya mereka yang mengalami deja vu mengklaim telah melihat sesuatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.

Jenis Deja Vu

Terdapat tiga jenis utama dari deja vu yang bisa Anda ketahui, di antaranya:

1. Deja senti

Perasaan ini merujuk pada sesuatu “yang sudah dirasakan”. Hal itu merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia telah merasakan hal yang sama di masa lalu.

2. Deja vecu

Suatu perasaan bahwa segala sesuatu yang sedang terjadi itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya, serta satu gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya, diistilahkan sebagai deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.

3. Deja visite

Bentuk deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi.

Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya. Deja visite dicirikhaskan dengan sebuah pengetahuan tidak wajar tentang suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.

Penyebab Deja Vu

Hasil penelitian menyebutkan bahwa deja vu kemungkinan disebabkan oleh beberapa pemicu, di antaranya:

1. Pernah berada di tempat yang sama sebelumnya

Beberapa peneliti percaya bahwa deja vu dipicu ketika Anda berada lingkungan yang mirip dengan yang pernah Anda alami di masa lalu. Misalnya, Anda bisa mengalaminya ketika memasuki lobi hotel dengan dekorasi yang mirip dengan ruang tamu rumah Anda di masa kecil.

Peneliti menguji teori tersebut dalam studi 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Psychonomic Bulletin & Review. Para peneliti menunjukkan gambar-gambar responden atau sukarelawan yang tidak ada hubungannya dengan satu sama lain — halaman berpagar, dan kemudian, ruang ganti — dan para responden merasakan deja vu karena gambar-gambar tersebut disusun dengan cara yang sangat mirip.

Para peneliti menyimpulkan bahwa mungkin ada hubungan antara deja vu dan perasaan “familiar.”

2. Sering bepergian

Mereka yang sering bepergian dan yang dapat mengingat mimpi mereka lebih mungkin mengalami deja vu daripada mereka yang sering di rumah atau tidak mengingat mimpinya. Orang-orang ini dapat mengambil sumber yang lebih luas (baik dari petualangan, atau hanya imajinasi mereka sendiri), jadi masuk akal jika mereka berpikir lingkungan lain juga terasa familiar.

3. Ada sesuatu dengan otak Anda

Beberapa orang yang mengidap epilepsi lobus temporal (sejenis epilepsi di bagian otak Anda yang menangani ingatan jangka pendek) mengalami deja vu tepat sebelum mengalami kejang — tanda lain bahwa fenomena itu mungkin berhubungan dengan cara ingatannya diaktifkan. Ditambah lagi, itu sebabnya beberapa ahli berpikir bahwa deja vu dipicu oleh semacam gangguan neuron di otak.

Deja vu juga bisa menjadi hasil dari perjuangan otak Anda untuk memproses banyak informasi, tetapi untuk beberapa alasan, tidak dapat menyelaraskannya dengan benar. Kurangnya “sinkroni,” dalam berbicara, mungkin pemicu atas perasaan deja vu.

Penyebab Deja Vu Lainnya

Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan deja vu.

Namun, para peneliti telah menemukan bahwa deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori.

Beberapa obat-obatan juga dipercaya sebaga salah satu faktor yang memicu deja vu. Obat-obatan seperti amantadine dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab deja vu. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang menyebabkan deja vu.

Otak manusia merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan kecenderungan otak untuk menarik kesimpulan dari berbagai situasi yang berbeda. Otak seringkali mencoba untuk bereksperimen mereproduksi suatu situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu antisipasi beberapa kejadian oleh seseorang bisa membuat orang tersebut berpikir bahwa dia telah mengalami suatu kejadian yang sama di masa lalu.

Keunikan Deja Vu

Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan. Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya.

Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Gagasan ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami deja vu.

Tidak semua orang percaya bahwa semua bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Beberapa teori terkait dengan deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang dimiliki manusia, di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu. Memang benar, deja vu memiliki sifat-sifat misterius.

Nah, sekarang sudah tahu apa itu deja vu kan, Teman Sehat? atau Anda pernah mengalaminya?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi