Terbit: 8 January 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Selain selai cokelat dan selai dengan rasa buah-buahan, kita juga gemar mengonsumsi selai kacang. Tak hanya dijadikan isian roti, selai kacang juga nikmat untuk dijadikan campuran bahan makanan lainnya. Tak disangka, ada banyak sekali manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan jika rutin mengonsumsinya.

8 Alasan Sebaiknya Kita Mulai Rajin Makan Selai Kacang

Manfaat Rutin Makan Selai Kacang

Pakar kesehatan menyebut selai kacang sebagai bahan makanan yang tinggi kandungan vitamin, mineral, lemak sehat, dan berbagai nutrisi lainnya.

Berikut adalah berbagai manfaat rutin makan selai kacang.

  1. Menurunkan Risiko Terkena Kanker Payudara

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Breast Cancer Research Foundation dan US National Institute of Health menemukan fakta bahwa kandungan protein dan lemak alami di dalam kacang bisa membantu menurunkan risiko kanker payudara dengan signifikan. Para peneliti pun menyarankan kita untuk rutin mengonsumsinya setiap hari.

  1. Membantu Menurunkan Berat Badan

Ternyata, pakar diet sangat menyarankan kita untuk menjadikan selai kacang sebagai salah satu menu harian untuk dikonsumsi, lho. Meski memiliki kandungan lemak, dalam realitanya lemak di dalam selai kacang baik bagi kesehatan. Selain itu, selai kacang juga tinggi kandungan protein, serat, dan nutrisi lainnya yang tidak akan memberikan dampak buruk bagi kadar gula darah.

Penelitian membuktikan bahwa makan selai kacang sebanyak dua sendok makan dua kali seminggu bisa membantu menyukseskan program penurunan berat badan.

  1. Menurunkan Stres

Di dalam selai kacang terdapat kandungan sterol tanaman berjenis beta-sitosterol. Kandungan ini bisa menurunkan kadar hormon stres atau kortisol di dalam tubuh. Selain itu, terdapat pula kandungan lain seperti lemak sehat, antioksidan, zat besi, magnesium, kalsium, dan vitamin C yang bisa membantu mengendalikan suasana hati agar lebih baik. Hal ini tentu bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan mental kita.

  1. Meningkatkan Fungsi Memori dan Kognitif Otak

Kandungan vitamin E, seng, magnesium, dan niacin di dalam kacang bisa mendukung fungsi otak dengan maksimal. Khusus untuk vitamin E, kandungan ini bahkan bisa meningkatkan fungsi memori. Bagi mereka yang sudah berusia lanjut, rutin mengonsumsi selai kacang bahkan disebut-sebut bisa membantu mengendalikan alzheimer yang mereka derita.

  1. Membantu Proses Pemulihan Fisik Setelah Berolahraga

Selain susu cokelat, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi selai kacang setelah berolahraga. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak sehat dan karbohidrat di dalamnya yang tinggi dan bisa memulihkan energi dengan cepat. Di dalam selai kacang juga terdapat kandungan potasium yang bisa membantu proses pemulihan otot.

Mengonsumsi selai kacang usai berolahraga akan mencegah kram dan nyeri otot. Kita pun bisa melanjutkan sesi olahraga di keesokan hari dengan rasa nyaman.

  1. Membantu Mengendalikan Tekanan Darah

Kandungan potasium yang tinggi di dalam selai kacang bisa membantu menurunkan tekanan darah. Ditambah dengan adanya magnesium di dalam bahan makanan ini, maka kita pun bisa mencegah datangnya masalah hipertensi yang berbahaya.

  1. Mencegah Diabetes

Ternyata, rutin makan selai kacang bisa menurunkan risiko diabetes dengan signifikan, lho. Meski tinggi lemak, dalam realitanya lemak ini adalah lemak tak jenuh yag bisa membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengendalikan kadar gula darah.

Penelitian yang dilakukan di Harvard University membuktikan bahwa rutin makan selai kacang bisa menurunkan risiko diabetes 21 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tak pernah mengonsumsinya.

  1. Meningkatkan Kualitas Tidur

Kandungan triptofan di dalam kacang sangat tinggi. Kandungan ini bisa merangsang produksi hormon yang meningkatkan kualitas tidur seperti melatonin dan serotonin.

 

 Sumber:

  1. Anonim. 2020. 9 Reasons to Start Eating Peanut Butter. https://brightside.me/inspiration-health/9-reasons-to-start-eating-peanut-butter-795290/. (Diakses pada 7 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi