Terbit: 8 March 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Belakangan ini, kita tentu sering mendengar kabar dimana tanggal 9 maret 2016 akan terjadi gerhana matahari total yang akan melanda beberapa daerah di Indonesia. Fenomena yang termasuk jarang terjadi ini tentu menarik banyak perhatian banyak orang, apalagi waktunya yang bertepatan dengan liburan akan membuat beberapa tempat yang dianggap ideal untuk mengamati gerhana matahari total menjadi penuh sesak dengan pengunjung. Sayangnya, sebelum kita bisa menikmati fenomena ini, kita justru disuguhi kabar dimana gerhana matahari total bisa membuat masalah kesehatan bagi mata layaknya kebutaan jika kita memandangnya secara langsung. Apakah ini benar adanya?

Adakah Cara Aman Bagi Mata Untuk Melihat Gerhana Matahari Total?

Kepala LAPAN atau Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin menganggap bahwa kabar tersebut tidak benar adanya. Saat gerhana matahari total berada dalam kondisi puncak, maka kita tentu akan bisa menikmati keindahan korona dari tertutupnya sinar matahari tanpa adanya penghalang. Biasanya, langit akan menjadi lebih gelap karena puncak dari gerhana ini. Meskipun terlihat gelap, beliau menjelaskan bahwa ada baiknya kita memakai semacam kacamata khusus atau filter yang bisa membuat kita menjadi lebih aman melihat gerhana matahari total. Hal ini didasari oleh fakta dimana sebelum atau sesudah sinar matahari mengalami puncak fase gerhana, cahaya matahari akan cenderung sangat kuat dan bisa merusak retina.

Andai kita memilih untuk memandangnya tanpa filter atau kacamata khusus, kita juga bisa melakukannya dengan aman. Syaratnya pun sederhana, jangan terlalu fokus pada arah gerhana matahari dan lakukan dengan santai dan sebentar saja. Puncak dari gerhana matahari biasanya akan berlangsung dua hingga tiga menit saja sehingga ada baiknya kita tidak terlalu fokus pada arah matahari. Thomas menjelaskan bahwa saat cahaya menjadi lebih redup karena gerhana mencapai puncak, pupil mata akan cenderung membesar, dan jika bulan mulai bergeser dan fase puncak gerhana matahari selesai, sibakan sinar matahari yang kuat pun akan sangat menyilaukan dan berpotensi merusak retina.

Thomas pun menekankan bahwa adanya kabar dimana gerhana matahari total bisa menyebabkan kebutaan sangatlah tidak benar adanya. Pada masa orde baru dahulu, orang-orang bahkan disuruh mengunci rapat-rapat rumahnya saat gerhana matahari berlangsung. Hal ini sama sekali tidak relevan mengingat gerhana matahari justru adalah sebuah fenomena alam yang sangat indah dan sebaiknya dinikmati.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi