Terbit: 27 January 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Secercah harapan muncul di balik kekhawatiran masyarakat di seluruh dunia akibat menyebarnya virus corona. Pemerintah Tiongkok menyebut ada satu pasien yang terpapar virus ini yang kini sudah sembuh. Seperti apa kondisi sang pasien sekarang?

Tiongkok Klaim Ada 1 Pasien Corona Virus yang Sembuh

Pasien Corona Virus Sembuh

Sang pasien yang disebut-sebut sembuh dari virus corona adalah wanita berusia 56 dengan nama panggilan Chen. Kesembuhannya diungkap oleh Otoritas Kesehatan Kota Shanghai. Chen bahkan disebut-sebut sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pada 26 Januari 2020 lalu, kondisi paru-paru dan sistem pernapasannya sudah jauh lebih membaik. Hasil tes darah juga menunjukkan bahwa tidak ada lagi virus corona di dalam tubuhnya. Ia pun dikeluarkan dari karantina.

Chen ternyata adalah penduduk dari Kota Wuhan, kota tempat awal mula virus corona mewabah dan memicu kepanikan di berbagai belahan dunia. Chen mulai merasakan gejala flu pada 10 Januari 2020 dan dua hari kemudian dilarikan ke rumah sakit. Ia pun kemudian divonis terpapar virus corona sebagaimana ribuan orang lainnya di Negeri Tirai Bambu tersebut.


Setelah menjalani perawatan medis dan diisolasi selama sekitar dua pekan, Chen akhirnya mengalami perbaikan kondisi dan menjadi orang pertama yang dinyatakan sembuh dari wabah yang telah menewaskan lebih dari 80 orang ini. Dokter yang menanganinya menyebut Chen mengonsumsi sejenis obat ajaib HIV bernama Nelfinavir. Obat ini disebut-sebut bisa menurunkan produksi virus corona hingga ke level sel.

Selain itu, ada kabar yang menyebut seorang pria dari Provinsi Zheijang berusia 46 tahun juga sudah sembuh dari penyakit yang sama. Pria ini menjalani perawatan selama sepekan dan sudah diperbolehkan pulang.

Mengenal Obat Nelfinavir

Pakar kesehatan menyebut nelfinavir sebagai obat yang biasa dikonsumsi oleh mereka yang menderita HIV atau human immunodeficiency virus. Obat ini termasuk dalam golongan protease inhibitor (PI). Obat ini bisa menurunkan kadar virus di dalam darah sekaligus mencegah menyebarnya virus ke orang lain.

Hanya saja, obat ini sebenarnya tidak bisa menyembuhkan HIV, namun bisa menurunkan dampak berupa munculnya penyakit komplikasi akibat HIV layaknya kanker atau infeksi serius lainnya. Obat ini bisa ditemukan dalam bentuk tablet dan bubuk. Obat ini juga biasanya diberikan pada pasien dua atau tiga kali sehari beserta dengan makanan atau minuman.

Hanya saja, obat ini harus didapatkan dengan resep dokter, bukannya didapatkan secara sembarangan karena bisa saja memberikan efek samping tersendiri.

Mayoritas Korban Tewas Akibat Virus Corona Adalah Kaum Pria

Meski sudah menyebar ke berbagai negara, termasuk Australia, Prancis, dan berbagai negara di Asia, jumlah korban tewas sebanyak 80 orang berasal dari Tiongkok, negara tempat virus corona muncul dan menyebar. Otoritas Kesehatan Tiongkok pun akhirnya mengungkap siapa saja korban yang meregang yawa tersebut.

Kebanyakan korban yang tewas adalah pria dengan usia tua. Mereka juga sudah memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya. Kebanyakan dari mereka mengalami gejala demam dan batuk-batuk sebelum dilarikan ke rumah sakit dan kemudian dikarantina.

Korban termuda yang meninggal akibat virus corona adalah wanita berusia 48 tahun dengan nama Yin setelah berjuang melawan virus corona selama sebulan. Sementara itu, korban tertua adalah dua orang pria dengan usia 89 tahun. Kebanyakan korban tewas diketahui memiliki penyakit seperti hipertensi, diabetes, Parkinson, atau sirosis hati.

“Sebagian besar korban virus corona adalah lansia atau mereka yang sudah menderita penyakit kronis sebelumnya,” ucap Ian Lipkin dari Columbia University.

hotline-virus-corona-kemenkes-doktersehat

  1. Du Cane Lionel. 2020. BREAKING: China Claims To Have ‘Cured’ First Patient With Coronavirus As 90,000 Suffer. https://nationalfile.com/breaking-china-claims-to-have-cured-first-patient-with-coronavirus-as-90000-suffer/ (Diakses pada 25 Januari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi