DokterSehat.Com – Saat pasangan muda baru saja dianugerahi anak, biasanya mereka akan mendapatkan banyak sekali saran yang diberikan dari orang tua, kawan, atau anggota keluarga yang lain. Salah satu saran yang banyak diberikan pada pasangan yang baru saja memiliki anak adalah mereka sebaiknya berhati-hati dalam melakukan berbagai perbuatan mengingat bayi memiliki kecenderungan untuk meniru gerakan dari orang dewasa sebagai pembelajaran pertamanya.
Apakah hal ini memang benar adanya?
Memang, banyak penelitian kesehatan yang menunjukkan jika bayi akan cenderung banyak memperhatikan apa yang dilakukan orang-orang dewasa yang dekat dengannya, yang tentu saja seringkali adalah orang tuanya sendiri. Gerakan-gerakan inilah yang kemudian akan direkam oleh otak bayi sebagai contoh atau bahan pembelajaran agar mereka bisa melakukan banyak gerakan-gerakan sehari-hari. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Queensland, Australia justru menunjukkan adanya fakta yang sedikit berbeda. Pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini berkata jika mereka meragukan kecenderungan bayi untuk selalu menirukan gerakan wajah, suara, hingga perilaku sehari-hari dari orang dewasa di sekitarnya untuk dijadikan bahan pembelajaran.
Pakar kesehatan justru menyebutkan jika sebelumnya ada kebingungan diantara para peneliti antara kegiatan meniru dan mempelajari yang dilakukan oleh sang bayi. Dari penelitian ini, ditemukan fakta jika bayi ternyata tidak memiliki kemampuan untuk meniru segala gerakan yang dilakukan oleh orang dewasa. Namun, otak mereka memang sudah memiliki kemampuan yang mumpuni untuk setidaknya merekam gerakan apapun yang dilakukan orang dewasa ke otaknya sebagai bahan pembelajaran.
Sebagai contoh, saat bayi tertawa, ternyata tertawanya bayi ini bukan dikarenakan oleh meniru gerakan tertawa yang sebelumnya dilakukan oleh orang dewasa. Secara alami ternyata bayi memiliki kemampuan untuk merespon apapun yang terlihat lucu dan menarik baginya dengan melakukan senyum atau tertawa.