Terbit: 21 June 2022 | Diperbarui: 27 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Penyakit mulut dan kuku mudah menular antarhewan. Namun, apakah penyakit ini bisa menular ke manusia? Temukan jawabannya di sini!

Bisakah Penyakit Kuku dan Mulut Menyerang Manusia?

Apa itu Penyakit Mulut dan Kuku?

Penyakit kuku dan mulut (PMK) atau foot and mouth disease (FMD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (famili Picornaviridae).

Penyakit ini bersifat menular pada hewan berkuku belah atau genap, seperti sapi, domba, babi, domba, kambing, rusa, dan beberapa jenis hewan liar, seperti antelope, jerapah, bison, dan gajah.

Kendati demikian, infeksi virus ini tidak memengaruhi kuda, kucing, atau anjing.

Penyakit mulut dan kuku tidaklah sama dengan penyakit tangan kaki mulut atau yang lebih dikenal sebagai flu Singapura (hand, foot, and mouth disease).

Flu Singapura lebih umum menyerang anak-anak dan disebabkan oleh virus berbeda dengan PMK. Virus penyebabnya adalah strain Coxsackievirus.

Baca JugaPenting Diketahui, Inilah Penyakit yang Disebabkan oleh Poxvirus

Apakah Penyakit Mulut dan Kuku Dapat Menular ke Manusia?

Meski mudah menular antarhewan, infeksi ini jarang terjadi pada manusia, bahkan bukan merupakan penyakit zoonosis (dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya).

Hal tersebut telah disosialisasikan oleh Tim Satgas Pengendalian PMK UNDIP yang dibentuk oleh Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. 

Menurut forum virtual yang dilaksanakan oleh tim tersebut, PKM bukanlah merupakan penyakit zoonosis atau penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Kendati demikian, menurut penelitian tahun 2001 yang berjudul “Foot and Mouth Disease: the Human Consequences”, penyakit ini tergolong zoonosis. Pasalnya terdapat kasus penyebaran pada manusia.

Kasus tersebut terjadi pada 1966 silam di inggris dan menjadi kasus terakhir penyakit mulut dan kuku yang menimpa manusia. Sayangnya, penyebab pasti penyebaran infeksi tersebut ke manusia tidak diketahui dengan jelas. 

Namun, terdapat satu laporan tahun 1834 yang menyebutkan bahwa penyebab tiga dokter hewan tertular penyakit ini karena sengaja meminum susu mentah dari sapi yang terinfeksi.

Kendati demikian, efek yang mungkin ditimbulkan dari penyakit ini pada manusia sangat minim.

Baca JugaBenarkah Virus NeoCov Lebih Berbahaya dari COVID-19? Cek Faktanya

Cara Mencegah Penularan

Meskipun penularan pada manusia sangat jarang terjadi. Namun, Anda tetap harus waspada. Apalagi jika Anda tinggal di lingkungan yang banyak memiliki hewan ternak.

Perlu Anda ketahui bahwa cara penularan penyakit mulut dan kuku cukup beragam, bisa melalui udara dan pernapasan (inhalasi), makanan dan minuman (ingesti), perkawinan alami atau buatan, dan kontak.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan:

  • Selalu rutin membersihkan peralatan yang digunakan untuk mengurus hewan.
  • Rajin cuci tangan dan ganti baju setelah Anda selesai mengurus hewan.
  • Pisahkan hewan sakit dengan hewan lain sehingga risiko infeksi untuk menyebar akan lebih sedikit.
  • Jika menemukan ada hewan yang menunjukkan gejala sakit, atau memiliki gejala penyakit mulut dan kuku, segera laporkan kepada petugas dinas peternakan setempat atau dokter hewan.
  • Rutin bersihkan kandang. Bila perlu, lakukan disinfeksi kandang dan lingkungan di sekitarnya.
  • Jangan terjebak panic selling atau menjual ternak secara besar-besaran ternak saat mengetahui ada yang terinfeksi.
  • Selalu gunakan alat pelindung lengkap (APD), khususnya ketika mengurus hewan yang sedang sakit.
  • Bersihkan kendaraan yang sering digunakan hewan ternak atau tempat lain yang memungkinkan penularan virus menggunakan disinfektan.

Selain beberapa tindakan di atas, waspadai adanya hewan yang terinfeksi. Beberapa gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan, yaitu kepincangan, air liur berlebihan, dan lain sebagainya.

Segera bawa ke dokter hewan saat mendapati hewan ternak Anda sakit dan menunjukkan gejala tersebut.

 

  1. Anonim. 2021. Foot and Mouth Disease. https://www.aphis.usda.gov/aphis/ourfocus/animalhealth/animal-disease-information/fmd/index. (Diakses pada 21 Juni 2022).
  2. Anonim. 2022. Foot and Mouth Disease. https://agriculture.vic.gov.au/biosecurity/animal-diseases/general-livestock-diseases/foot-and-mouth-disease. (Diakses pada 21 Juni 2022).
  3. Anonim. 2022. Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak dalam Pandangan Pakar FPP UNDIP. https://www.undip.ac.id/post/24488/penyakit-mulut-dan-kuku-pada-hewan-ternak-dalam-pandangan-pakar-fpp-undip.html. (Diakses pada 21 Juni 2022).
  4. Prempeh, Henry., dkk. 2001. Foot and Mouth Disease: the Human Consequences. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1119772/. (Diakses pada 21 Juni 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi