Terbit: 11 September 2020 | Diperbarui: 8 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kepala bayi peyang adalah kondisi yang menyebabkan kepala bayi terlihat asimetris. Kondisi ini terjadi karena beberapa bulan setelah lahir tengkorak bayi masih dalam keadaan lunak. Hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan kepala anak menjadi peyang? Bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Kepala Bayi Peyang? 6 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Kepala Bayi Peyang

Beberapa bulan setelah lahir, kepala bayi masih lembut dan mudah dibentuk, cacat bentuk bahkan bisa disebabkan oleh tekanan-tekanan kecil saat di dalam rahim atau dalam rutinitas sehari-hari bayi.

Penting untuk diketahui, tengkorak terdiri dari lempengan-lempengan tulang yang menguat dan bergabung bersama seiring bertambahnya usia seorang anak. Tengkorak bayi masih relatif lunak dan dapat berubah bentuk jika ada tekanan konstan pada bagian tertentu di kepalanya.

Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kepala bayi peyang, di antaranya:

1. Posisi Tidur

Menempatkan bayi Anda untuk tidur dalam posisi yang sama setiap hari, misalnya, telentang atau dengan kepala menghadap ke kanan atau kiri, dapat memberikan tekanan yang konsisten pada bagian tengkorak yang sama. Kepala bayi peyang paling sering terjadi saat empat bulan pertama kehidupan.

2. Kelahiran Prematur

Bayi prematur lebih cenderung memiliki kepala yang rata. Tengkoraknya lebih lembut daripada tengkorak bayi cukup bulan. Kondisi ini juga membuat bayi lebih banyak menghabiskan waktu telentang tanpa dipindahkan atau digendong karena kebutuhan medis, misalnya ketika bayi mendapatkan penanganan di neonatal intensive care unit (NICU).

3. Tortikolis

Ini adalah kondisi di mana otot leher bayi kaku atau tidak seimbang. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh ruang rahim yang terbatas atau posisi sungsang.

Berkurangnya ruang di rahim atau berada dalam posisi sungsang membuat janin lebih sulit untuk memutar leher dan menggerakkan kepalanya. Hal itu dapat menyebabkannya menyukai satu sisi, kondisi yang bisa menyebabkan kepala peyang atau kelainan bentuk tengkorak lainnya.

4. Kelahiran Ganda

Ruang rahim yang sempit membuat tengkorak bayi memiliki risiko lebih besar untuk tertekan. Kondisi yang bisa terjadi sebelum lahir ini disebabkan karena tekanan pada tengkorak bayi dari panggul ibu atau kembarannya. Faktanya, banyak bayi kembar yang lahir dengan kondisi flat spots di kepala.

5. Jarang Tengkurap

Kepala bayi peyang lebih sering terjadi pada bayi yang banyak menghabiskan waktu telentang. Kondisi ini bisa dikurangi apabila Anda juga memberi waktu bayi untuk tengkurap. Pada beberapa kasus, bayi mungkin menangis saat melakukan hal ini, namun penting melakukan tengkurap beberapa sesi dalam sehari.

Saat bayi Anda mengembangkan lebih banyak kekuatan otot dan kontrol leher, Anda dapat meningkatkan durasi sesi. Teknik ini juga dapat membantu bayi untuk membangun kekuatan dan otot yang diperlukan untuk berguling, merangkak, duduk, dan berjalan.

6. Melahirkan dengan Forceps atau Vakum

Forceps adalah sebuah alat yang memiliki bentuk seperti sendok besar atau penjepit yang digunakan untuk menggenggam kepala bayi agar lebih mudah keluar dari jalan lahir.

Sementara melahirkan vakum adalah proses persalinan normal dengan bantuan alat vakum. Saat proses persalinan, dokter akan mengaplikasikan vakum ke kepala bayi untuk dapat membantu kepala bayi keluar dari jalan lahir.

Meski dua prosedur di atas dilakukan pada kondisi-kondisi khusus, hal tersebut ternyata bisa menyebabkan kepala peyang pada bayi.

 

Cara Mengatasi Kepala Bayi Peyang

Pada dasarnya, perawatan dilakukan tergantung pada kondisi anak dan penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan bentuk kepala anak, di antaranya:

1. Berlatih Tengkurap

Cara yang paling mudah untuk dilakukan adalah menengkurapkan bayi. Teknik ini dapat membantu pembentukan normal kepala. Saat melakukan hal ini jangan meninggalkan bayi tanpa pengawasan—terutama jika anak belum mampu mengangkat kepalanya sendiri—karena bisa meningkatkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS).

Sebelum menengkurapkannya di kasur atau permukaan empuk lainnya, Anda bisa melatihnya tengkurap di atas dada lebih dulu. Cara ini juga dapat membantu memperkuat otot leher dan mengembangkan otot yang dibutuhkan untuk merangkak serta duduk.

2. Latihan Peregangan

Jika kepala bayi peyang disebabkan oleh tortikolis, dokter mungkin merekomendasikan latihan peregangan untuk meningkatkan rentang gerak lehernya. Akan tetapi, jangan pernah mencoba latihan peregangan leher tanpa persetujuan dan arahan dari dokter.

3. Baby Helmet Therapy

Helm khusus untuk bayi ini dibuat untuk membantu membentuk tengkorak menjadi bentuk simetris. Menurut American Association of Neurological Surgeons, usia optimal terapi helm ini adalah 3 hingga 6 bulan. Terapi ini biasanya digunakan pada kasus yang sedang hingga parah. Diskusikan manfaat dan risiko metode ini dengan dokter sebelum melakukan perawatan.

4. Menggendong Bayi Lebih Sering

Batasi waktu bayi untuk berbaring telentang atau dengan kepala bersandar pada permukaan datar. Sering-seringlah mengangkat dan menggendong bayi, karena hal itu akan mengurangi tekanan di kepalanya.

5. Sering Mengubah Posisi Kepala

Mengubah posisi kepala saat bayi tidur juga dapat digunakan sebagai cara mengatasi kepala bayi peyang. Letakkan sisi kepala yang bulat menyentuh kasur dan sisi yang rata menghadap ke atas. Hindari menggunakan bantal wedge atau perangkat lain yang membuat bayi hanya dalam satu posisi.

6. Memvariasikan Posisi

Saat Anda menyusui dan menggendongnya cobalah untuk menciptakan berbagai posisi yang berbeda, misalnya di kursi miring. Usahakan untuk meminimalkan waktu di car seat atau stroller.

7. Operasi

Pembedahan biasanya tidak diperlukan dalam kasus kepala peyang yang ringan. Prosedur ini diperlukan dalam kasus congenital plagiocephaly atau craniosynostosis, yaitu kondisi cacat lahir ketika ubun-ubun menutup lebih cepat. Hal ini membuat kepala bayi berkembang dengan tidak normal dan menyebabkan bentuk kepala bayi tampak tidak sempurna.

 

  1. Anonim. Flat Head Syndrome (Positional Plagiocephaly). https://kidshealth.org/en/parents/positional-plagiocephaly.html#:~:text=What%20Is%20Flat%20Head%20Syndrome,SEF%2Duh%2Dlee). (Diakses pada 11 September 2020).
  2. Anonim. What is flat head syndrome (plagiocephaly or brachycephaly)?. https://www.nct.org.uk/baby-toddler/your-babys-health/what-watch-out-for/what-flat-head-syndrome-plagiocephaly-or-brachycephaly. (Diakses pada 11 September 2020).
  3. Christiano, Donna. 2018. Understanding Flat Head Syndrome (Plagiocephaly) in Babies. https://www.healthline.com/health/parenting/flat-head-baby#complications. (Diakses pada 11 September 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi