Terbit: 20 September 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Penyebab anak kurus padahal makan banyak bisa disebabkan oleh beberapa hal. Simak penjelasan mengenai berbagai penyebab anak makan banyak tapi tetap kurus, selengkapnya di bawah ini.

Anak Banyak Makan Tetapi Tetap Kurus, Mungkin Ini Penyebabnya

Berbagai Penyebab Anak Kurus Meski Sudah Banyak Makan

Makan banyak tapi tetap kurus pada anak umumnya dialami oleh anak yang terlahir prematur. Akan tetapi, terdapat beberapa alasan umum kenapa seorang anak kekurangan berat badan. Berikut adalah berbagai penyebab anak kurus padahal makan banyak, di antaranya:

  • Obat-obatan. Konsumsi obat untuk mengatasi attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD) dapat menekan nafsu makan anak.
  • Masalah hormonal. Keadaan ini dapat membuat berat badan anak tidak bertambah terutama saat memasuki masa pertumbuhan.
  • Masalah pencernaan. Gangguan pencernaan yang bisa memengaruhi berat badan adalah penyakit radang usus atau penyakit celiac.
  • Penyakit kronis. Penyebab anak kurus padahal makan banyak mungkin disebabkan oleh penyakit jantung, masalah tiroid, atau infeksi, beberapa kondisi ini dapat menyebabkan anak membakar kalori terlalu banyak.
  • Faktor genetik. Berat badan dan bentuk tubuh anak yang kurus juga dipengaruhi oleh ‘gen kurus’ yang menyebabkan tingkat metabolisme lebih tinggi dari rata-rata.

Apakah Kurus Selalu Menjadi Tanda Tubuh yang Tidak Sehat?

Terkadang berat badan bukanlah masalah yang harus dikhawatirkan. Jika anak Anda tidak cukup bergerak dan tidak makan dengan baik, berat badan yang normal tidak selalu berarti menandakan tubuh yang  bugar dan sehat.

Langkah terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah menerapkan kebiasaan sehat, sehingga Anda dapat membantunya menghindari masalah kesehatan seperti diabetes atau masalah jantung.

Hal inilah yang membuat beberapa pakar sepakat bahwa berat badan tidak selalu merupakan tanda yang jelas tentang tingkat kesehatan atau kebugaran.

Berat badan bukanlah prediktor yang sempurna untuk mengukur tingkat kesehatan yang baik. Akan tetapi, hal itu merupakan informasi penting.

Sementara itu, jika berat anak tidak berada dalam kisaran ‘normal’, beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit hati.

Perawatan khusus mungkin diperlukan jika dokter menemukan bahwa Anda memiliki riwayat masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe-2, atau perlemakan hati. Riwayat keluarga adalah bagian penting dari informasi kesehatan.

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Anak Anda Masuk Kategori Kurus?

Sebagai orang tua, mungkin sulit untuk mengetahui apakah anak memiliki berat badan yang ideal. Langkah paling tepat yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan ke dokter anak atau menggunakan kalkulator BMI.

Perlu diketahui juga, acuan yang digunakan untuk tiap kelompok usia dapat berbeda. Rujukan yang digunakan di Indonesia adalah menggunakan kurva pertumbuhan milik World Health Organization (WHO) dan kurva dari Center for Disease Control Prevention (CDC,2000).

Beberapa indikator yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), meski ada juga indikator lain seperti tinggi badan menurut usia (TB/U) dan berat badan menurut usia (BB/U).

  • Indikator BB/TB menentukan status gizi anak dengan membandingkan berat dengan berat ideal menurut tinggi badannya, kemudian dapat diinterpretasikan sebagai obesitas, gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, dan gizi buruk.
  • Indikator TB/U membandingkan tinggi badan seorang anak dengan anak yang sama jenis kelamin seusianya. Interpretasinya adalah tinggi, normal, perawakan pendek, dan perawakan sangat pendek.
  • Indikator BB/U membagi anak menjadi berat badan normal, berat badan kurang, dan berat badan berlebih. Indikator ini membandingkan berat badan seorang anak dengan anak seusianya.

Jika Anda mencurigai adanya kelainan terhadap tumbuh kembang anak, segera bawa ke dokter anak. Pada beberapa kasus, seorang anak mungkin memiliki pertumbuhan normal sampai usia tertentu, namun muncul gangguan setelahnya.

Hingga kini masih ada orang tua yang menganggap bahwa perawakan pendek atau kurus pada anak dapat dikejar saat memasuki masa pubertas. Padahal, 1000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah masa pertumbuhan yang paling penting. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, hal tersebut dapat mengakibatkan kesakitan yang menetap.

 

  1. Anonim. 2016. Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1). https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1. (Diakses pada 20 September 2021).
  2. Anonim. 2020. A Dietitian’s Best Advice If Your Child Is Underweight. https://health.clevelandclinic.org/dietitians-best-advice-child-underweight/. (Diakses pada 20 September 2021).
  3. DiLonardo, Mary Jo. Is Your Skinny Kid Unhealthy?. https://www.webmd.com/parenting/raising-fit-kids/move/features/skinny-kid-unhealthy. (Diakses pada 20 September 2021).
  4. Palumbo, Christine. 2012. Is your child underweight or just thin?. https://www.chicagoparent.com/parenting/health/good-sense-eating_11/. (Diakses pada 20 September 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi