Terbit: 10 July 2025
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kontrasepsi spons merupakan alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam vagina untuk mencegah kehamilan. Kenali lebih jauh jenis kontrasepsi ini mulai dari efektivitas, cara kerja, hingga cara menggunakannya dalam ulasan di bawah ini.

Kontrasepsi Spons: Cara Praktis Cegah Kehamilan Tanpa Hormon!

Apa Itu Kontrasepsi Spons?

Kontrasepsi spons adalah metode kontrasepsi non-hormonal. Jenis alat kontrasepsi ini berbentuk bulat, terbuat dari busa poliuretan, dan mengandung spermisida. Spons ini dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan.

Kontrasepsi spons dapat bekerja dengan dua cara, yakni sebagai penghalang fisik untuk menghalangi sperma masuk ke rahim, dan juga berfungsi untuk melepaskan spermisida yang membunuh atau melumpuhkan sperma.

Kendati tidak mengandung hormon, kontrasepsi spons bisa menjadi salah saru pilihan bagi wanita yang ingin metode KB alami atau yang tidak cocok dengan KB hormonal.

Seberapa Efektif Kontrasepsi Spons Mencegah Kehamilan?

Meski praktis dan bebas hormon, kontrasepsi spons ternyata tidak seefektif metode kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB atau IUD. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), alat kontrasepsi seperti kondom, spermisida, dan spons punya tingkat kegagalan yang lebih tinggi.

Setiap tahunnya, sekitar 28 dari 100 wanita bisa tetap hamil meskipun sudah menggunakan kontrasepsi spons. Jadi, penting untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar agar mendapatkan menfaatnya secara maksimal.

Selain itu, perlu diketahui bahwa kontrasepsi spons tidak dapat mencegah penyakit menular seksual (PMS). Oleh karena itu, menggunakan kondom saat berhubungan seks tetap disarankan, terutama jika ingin mencegah kehamilan sekaligus penyakit kelamin.

Jika alat kontrasepsi seperti spons atau kondom terselip atau rusak saat berhubungan, Anda juga bisa mempertimbangkan menggunakan kontrasepsi darurat sebagai langkah tambahan.

Menurut organisasi kesehatan reproduksi Planned Parenthood, efektivitas kontrasepsi spons juga bisa berbeda-beda, yaitu sekitar 91% efektif pada wanita yang belum pernah melahirkan dan hanya sekitar 80% efektif pada wanita yang sudah pernah melahirkan.

Nah, jika Anda mempertimbangkan menggunakan kontrasepsi spons sebagai metode kontrasepsi, pastikan untuk memahami cara kerjanya dan padukan dengan kondom untuk perlindungan yang lebih maksimal.

Siapa yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Spons?

Kontrasepsi spon cocok untuk kebanyakan orang yang tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal. Namun, tidak seperti metode kontrasepsi lainnya, seperti kondom internal dan eksternal, kontrasepsi spons tidak mampu mencegah penyakit kelamin. Kendati begitu, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan kondom selain spons untuk mencegah kehamilan dan penyakit kelamin.

Spons kontrasepsi mungkin bukan pilihan yang tepat jika mengalami salah satu kondisi berikut:

  • Baru saja melahirkan.
  • Baru saja melakukan aborsi atau keguguran.
  • Alergi terhadap spermisida, sulfit, atau poliuretan.
  • Kesulitan atau ketidaknyamanan saat memasukkan jari ke dalam vagina.
  • Riwayat toxic shock syndrome (TSS).
  • Infeksi vagina.

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter terkait riwayat medis yang relevan sebelum menggunakan spons kontrasepsi. Pengguna alat kontrasepsi juga tidak boleh menggunakan spons saat sedang menstruasi atau mengalami pendarahan vagina, karena dapat meningkatkan risiko TSS.

Cara Menggunakan Kontrasepsi Spons

Kontrasepsi spons termasuk mudah digunakan. Spons ini bisa dipakai hingga 24 jam sebelum berhubungan seks dan dibiarkan di dalam vagina hingga 30 jam. Namun, setelah berhubungan intim, spons harus tetap berada di dalam selama minimal 6 jam untuk memastikan spermisida bekerja maksimal.

Berikut ini langkah-langkah penggunaan kontrasepsi spons:

  • Cuci tangan sampai bersih untuk menjaga kebersihan area genital.
  • Basahi spons dengan air bersih kemudian peras sampai mengeluarkan busa. Cara ini akan mengaktifkan spermisida yang terkandung di dalam spons.
  • Pegang spons dengan ujung tali kain di bagian bawah.
  • Ambil posisi yang nyaman, misalnya jongkok atau berdiri dengan mengangkat satu kaki di atas kursi atau toilet.
  • Lipat spons menjadi dua, kemudian masukkan ke dalam vagina sedalam mungkin.
  • Gunakan jari untuk memastikan spons sudah menutupi leher rahim (serviks) dengan baik. Anda bisa meraba tepi spons untuk memastikannya berada di posisi yang tepat.

Jika sudah cukup berada di dalam vagina, keluarkan spons dengan langkah-langkah berikut:

  • Ambil posisi seperti saat memasukkan spons, yaitu jongkok atau angkat satu kaki.
  • Ambil tali kain dari ujung spons, kemudian tarik secara perlahan keluar dari vagina.
  • Jika sulit dijangkau, coba keraskan otot-otot vagina seperti saat mengejan untuk mendorong spons kesesikit keluar.

Penting untuk diingat, kontrasepsi spons hanya untuk sekali pakai. Setelah dikeluarkan, buang ke tempat sampah, bukan ke toilet.

Dengan memahami cara pakai yang benar, Anda bisa memaksimalkan efektivitas kontrasepsi KB dalam mencegah kehamilan. Jika Anda masih ragu atau merasa tidak nyaman saat menggunakan spons, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau bidan.

Konsultasikan dengan dokter secara online melalui Farmaku.com atau aplikasi Farmaku. Tanpa harus keluar rumah, dapatkan saran medis terpercaya seputar kontrasepsi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh Anda.

 

  1. Cleveland Clinic. 2022. Birth Control Sponge. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24324-birth-control-sponge (Diakses pada 9 Juli 2025)
  2. Iavarone, Kristina. 2023. The birth control sponge: Is it the right choice?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/birth-control-sponge (Diakses pada 9 Juli 2025)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi