Terbit: 5 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apakah Anda rutin mengonsumsi susu? Kita tentu sering mendengar anjuran untuk mengonsumsi susu ya. Namun berjuta manfaat yang ada pada susu ternyata bisa jadi tidak maksimal jika cara mengonsumsinya kurang tepat lho.

3 Hal Yang Terjadi Jika Susu Tidak Segera Diminum Setelah Disajikan

Susu adalah salah satu produk hewani yang rentan rusak atau basi. Hal ini tidak hanya berlaku untuk susu segar saja ya, namun juga susu bubuk atau susu kemasan.

Berbagai asosiasi kesehatan dan pangan dunia menganjurkan agar makanan yang rentan rusak, termasuk susu, tidak dibiarkan terlalu lama berada di suhu ruang. Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya risiko beberapa hal dibawah ini:

1. Susu akan rentan terkontaminasi bakteri

Susu yang terlalu lama dibiarkan berada pada suhu ruang akan berisiko mengalami kontaminasi bakteri berbahaya, karena berada pada danger zone. Untuk itu kita dianjurkan untuk segera menghabiskan susu, baik susu segar, susu bubuk atau susu kemasan, paling lama dua jam setelah setelah dipanaskan, dibuat atau dibuka.

2. Kualitas kandungan gizi susu turun

Susu yang terlalu lama berada pada danger zone tentu akan berkurang kualitasnya. Hal ini tentu juga akan memengaruhi kandungan gizi, utamanya protein, yang tinggi pada susu. Protein akan rusak dengan adanya bakteri yang mungkin mengontaminasi saat susu berada di danger zone. Maka dari itu selalu pastikan segera menghabiskan susu setelah disajikan.

3. Susu basi

Berkaitan dengan dua poin sebelumnya, susu yang sudah terkontaminasi bakteri, tidak hanya kualitasnya yang turun namun kelayakan konsumsinya juga bisa jadi ikut terpengaruh. Susu akan lebih cepat basi jika dibiarkan ada pada suhu ruang terlalu lama, hal ini tentu akan meningkatkan risiko keracunan makanan.

Nah, setelah mengetahui apa saja yang bisa terjadi jika kita tidak segera meminum susu setelah disajikan, kini jangan terlalu lama meminum susu setelah menyajikannya, ya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi