Keguguran adalah kondisi berhentinya kehamilan dengan spontan yang umumnya terjadi pada masa awal kehamilan. Ketahui selengkapnya tentang kondisi ini mulai dari penyebab, faktor risiko, gejala, perawatan, hingga pencegahannya.
Keguguran adalah kondisi berhentinya kehamilan yang disebabkan oleh keluarnya janin sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.
Istilah medisnya adalah abortus spontaneous. Kondisi ini paling umum terjadi pada trimester awal kehamilan, bahkan terkadang keguguran terjadi sebelum seseorang menyadari bahwa dirinya hamil.
Abortus spontaneous sebenarnya merupakan kondisi yang sangat umum. Bahkan kurang lebih sebanyak 50% kehamilan berakhir dengan kondisi ini. Umumnya abortus spontaneous ini memang terjadi sebelum kehamilan diketahui. Sedangkan untuk kehamilan yang telah diketahui, kurang lebih kasusnya sebanyak 15-25%.
Keguguran tidak hanya memengaruhi fisik, tapi terkadang lebih besar pengaruhnya pada kondisi psikis ibu yang mengalaminya. Memahami tentang berbagai faktor risiko dapat dilakukan sebagai salah satu pencegahan agar kondisi ini tidak terjadi.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Aman untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?
Keguguran terbagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan usia kehamilan dan gejala yang dialami, dokter mungkin akan mendiagnosis Anda dengan salah satu jenis keguguran berikut ini:
Threatened miscarriage ditandai dengan beberapa derajat pendarahan uterus pada awal kehamilan yang disertai dengan kram serta sakit punggung bagian bawah.
Pada kondisi ini, leher rahim tetap tertutup. Pendarahan ini sering kali merupakan hasil dari implantasi (proses tertanamnya janin pada dinding rahim).
Abortus inkomplit ditandai dengan nyeri perut atau punggung yang disertai dengan pendarahan dengan serviks terbuka.
Keguguran tidak dapat dihindari apabila terdapat pelebaran atau penipisan serviks dan/atau pecahnya membran. Pendarahan dan kram akan terus berlanjut apabila keguguran tidak lengkap.
Complete miscarriage atau abortus komplit adalah ketika embrio telah keluar dari rahim.
Pendarahan dan kram seharusnya dapat mereda dengan cepat. Dokter akan memastikan kondisi ini melalui tes USG atau dengan cara melakukan prosedur kuretase bedah atau D&C (dilation and curettage)
Kondisi ini dapat terjadi tanpa disadari. Missed miscarriage adalah kondisi di mana kematian embrio terjadi, namun embrio masih berada di dalam rahim. Kondisi ini dapat ditandai dengan tidak adanya detak jantung pada janin yang dapat diperiksa melalui tes USG.
Keguguran berulang merujuk pada 3 atau lebih kasus abortus spontaneous pada trimester pertama yang terjadi secara berturut-turut. Kondisi ini dapat memengaruhi 1% pasangan yang mencoba untuk hamil.
Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi ditanamkan ke rahim, namun perkembangan janin tidak pernah terjadi. Terkadang terbentuk kantong kehamilan, namun tidak terdapat pertumbuhan ada janin.
Keguguran septik terjadi akibat adanya infeksi di rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi parah dan membutuhkan perawatan medis segera.
Gejala keguguran pada setiap wanita berbeda-beda tergantung pada usia kehamilan. Keguguran dapat terjadi secara tiba-tiba dan cepat, namun biasanya memiliki tanda-tanda seperti pendarahan vagina dan nyeri perut bagian bawah.
Ketahui tanda-tanda keguguran berikut ini:
Salah satu ciri-ciri keguguran adalah wanita hamil mengalami nyeri dan kram perut pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.
Nyeri dan kram pada area perut atau panggul sebenarnya merupakan kondisi yang umum terjadi sebelum menstruasi. Namun, jika Anda mengalami rasa sakit yang lebih parah daripada biasanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Salah satu tanda keguguran adalah terdapat cairan merah muda atau jaringan yang keluar dari vagina. Cairan ini mungkin berasal dari darah yang menggumpal saat janin masih berupa jaringan.
Apabila Anda mengalaminya, kumpulkan cairan merah muda atau jaringan tersebut di wadah bersih dan konsultasikan pada dokter untuk diagnosis selanjutnya.
Bercak-bercak selama kehamilan adalah hal yang normal. Sekitar 25% wanita mengalami bercak-bercak vagina selama 12 minggu kehamilan dan paling sering terjadi di usia kehamilan 6-7 minggu.
Bercak-bercak dari vagina tidak selalu berarti akan keguguran. Namun bila bercak diikuti oleh gejala lain seperti keluarnya jaringan dan pendarahan vagina, nyeri perut, hingga perasaan seperti kehilangan tanda-tanda hamil maka Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan Anda.
Nyeri pada punggung, panggul, dan perut bagian bawah adalah kondisi umum di masa kehamilan awal karena perubahan tubuh dan hormon pada wanita hamil, namun beberapa kasus keguguran juga disertai dengan gejala nyeri punggung mulai dari nyeri biasa hingga parah.
Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter apabila gejala nyeri tersebut tidak biasa dan mengkhawatirkan kesehatan kehamilan Anda.
Gejala keguguran yang paling nyata adalah saat Anda tidak lagi merasakan tanda-tanda hamil muda seperti perubahan payudara, mual dan muntah (morning sickness), perubahan suasana hati, dll.
Anda juga mungkin tidak merasakan lagi aktivitas, pergerakan, detak, atau sensasi kehidupan janin di perut Anda. Segera periksakan kehamilan Anda bila gejala tersebut muncul.
Wanita hamil bisa saja mengalami flek kecokelatan pada awal kehamilan, Namun Anda perlu waspada jika mengalami pendarahan parah pada trimester pertama kehamilan karena ini bisa menjadi tanda keguguran.
Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter bila mengalami gejala berikut ini saat trimester pertama kehamilan:
Penyebab keguguran sangat beragam. Abortus spontaneous di trimester pertama paling umum terjadi karena perkembangan janin yang tidak normal, sedangkan yang terjadi setelah trimester pertama bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis tertentu dari ibunya.
Abortus spontaneous di akhir masa kehamilan juga dapat terjadi akibat infeksi yang menyebabkan ketuban pecah lebih awal atau karena pembukaan rahim yang terlalu cepat.
Berikut adalah berbagai kondisi yang mungkin menjadi penyebab:
Pada janin yang sedang berkembang, satu set kromosom berasal dari ibu dan satu set lainnya berasal dari ayah. Beberapa masalah kromosom yang dapat terjadi dan menyebabkan keguguran adalah seperti:
Plasenta merupakan organ yang menghubungkan suplai darah dari ibu ke bayi. Masalah pada perkembangan plasenta dapat memicu masalah pada perkembangan bayi sehingga dapat menyebabkan keguguran.
Kondisi kronis yang dialami ibu yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan keguguran. Kondisi yang dimaksud termasuk:
Keguguran juga dapat disebabkan oleh infeksi seperti:
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan keracunan makanan yang dapat memicu keguguran. Kondisi keracunan makanan yang dapat menjadi penyebab keguguran adalah seperti:
Jangan lupa untuk menanyakan pada dokter tentang makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari selama masa kehamilan.
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan keguguran. Berikut adalah berbagai obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi selama masa kehamilan:
Selain tidak mengonsumsi obat-obatan di atas, penggunaan jenis obat-obatan lain selama masa kehamilan memang seharusnya dikonsultasikan dengan dokter sebelumnya.
Masalah dan kelainan pada rahim juga dapat menjadi penyebab keguguran. Gangguan ini dapat meliputi bentuk rahim yang tidak normal atau karena adanya pertumbuhan non-kanker di dalam rahim yang dikenal dengan fibroid rahim.
Otot leher rahim dapat melemah dibandingkan biasanya, kondisi ini disebut dengan inkompetensi serviks.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh riwayat cedera pada daerah serviks, yang umumnya terjadi akibat prosedur pembedahan. Lemahnya otot serviks ini menyebabkan leher rahim terbuka terlalu cepat selama kehamilan sehingga menyebabkan keguguran.
Sindrom ovarium polikistik atau Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah kondisi yang menyebabkan indung telur lebih besar dari normal.
PCOS dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam ovarium. Kondisi dini sering dikaitkan dengan ketidaksuburan pada wanita. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kondisi ini juga dapat menjadi pemicu keguguran pada wanita subur.
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya keguguran, seperti:
Banyak mitos yang beredar bahwa beberapa hal atau aktivitas dapat menyebabkan keguguran.
Beberapa kondisi yang tidak dapat menyebabkan keguguran, antara lain:
Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis abortus spontaneous adalah seperti:
Pemeriksaan pertama yang mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis keguguran adalah pemeriksaan panggul.
Dokter melakukan tes ini untuk melihat apakah serviks sudah mulai melebar.
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk memeriksa detak jantung janin dan menentukan apakah janin berkembang dengan normal atau tidak.
Apabila diagnosis masih belum dapat dipastikan, Anda mungkin akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini lagi satu minggu setelahnya.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk memeriksa kadar hormon hCG yang dikenal sebagai hormon kehamilan.
Dokter akan membandingkan dengan kadar hCG sebelumnya. Pola perubahan abnormal dari hormon hCG dapat mengindikasikan masalah. Pemeriksaan ini juga biasanya dilakukan untuk mengecek golongan darah dan mendeteksi anemia.
Salah satu gejala keguguran yang mungkin muncul adalah keluarnya jaringan dari dalam rahim yang diduga merupakan janin.
Jaringan ini akan diperiksa di laboratorium untuk memastikan apakah kondisi ini telah terjadi dan gejala yang Anda alami bukan disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan apabila seseorang mengalami dua keguguran atau lebih.
Tes darah untuk memeriksa kromosom dilakukan harus dilakukan oleh Anda dan pasangan. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan apakah kromosom menjadi faktor penyebab kondisi ini terjadi.
Tujuan utama dari penanganan keguguran adalah mencegah pendarahan berat dan infeksi. Penanganan keguguran ini akan disesuaikan dengan kondisi ibu dan janin.
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan, antara lain:
Tindakan medis ini dilakukan jika masih ada sisa janin yang tertinggal dalam rahim dan pendarahan tidak kunjung berhenti. Dokter akan melakukan tindakan kuretase sehingga sisa jaringan yang menempel pada dinding rahim bisa diangkat dan dibersihkan.
Jika diketahui janin sudah meninggal tetapi masih tertinggal dalam rahim, maka dokter akan mengeluarkan janin. Proses ini dapat dilakukan secara alamiah, yaitu seperti melahirkan biasa atau dapat juga dipercepat dengan menggunakan obat-obatan.
Jika diketahui pasien terancam mengalami keguguran, maka dokter akan menyarankan istirahat total di tempat tidur (bed rest) hingga kondisi kehamilan membaik.
Selain itu, umumnya dokter akan menyarankan Anda untuk tidak melakukan hubungan seksual atau olahraga hingga kehamilan mencapai usia tertentu. Bisa diperlukan, dokter juga akan memberikan obat untuk menguatkan kandungan.
Ketika sisa jaringan tubuh janin dalam rahim tidak dibersihkan dengan sempurna, maka risiko komplikasi berupa abortus septik akan meningkat.
Beberapa gejala infeksi rahim atau abortus septik, antara lain:
Merasakan kehilangan memang tidak pernah mudah, termasuk kehilangan calon buah hati. Anda mungkin merasakan marah, sedih, menyesal, atau merasa bersalah.
Efek keguguran secara mental berbeda-beda pada setiap individu. Anda bisa saja mengalami kesulitan tidur, lemas, atau sering menangis.
Anda dapat berbagi kesedihan kepada kerabat atau teman. Langkah ini dapat membantu para orang tua untuk mengurangi stres dan beban yang mungkin dialami.
Namun, jika perasaan sedih tidak kunjung membaik dan mengganggu aktivitas sehari-hari, maka jangan ragu untuk menghubungi tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog.
Setelah pulih, wanita yang baru saja mengalami keguguran dapat menunda kehamilan berikutnya dengan menggunakan alat kontrasepsi hingga Anda benar-benar siap untuk mengandung kembali.
Beberapa wanita juga mengeluarkan ASI setelah keguguran. Kondisi ini dapat membuat rasa sedih menjadi semakin dalam dan mempersulit proses pemulihan. Dokter bisa saja memberikan obat bromocriptine untuk menghentikan ASI.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pasal 82 ayat 2, menyebutkan bahwa pekerja perempuan yang mengalami keguguran memiliki hak untuk mendapatkan cuti selama 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter.
Peraturan ini dapat memberikan waktu untuk wanita yang baru saja mengalami keguguran untuk istirahat hingga kondisi fisik dan emosionalnya putih.
Pada dasarnya tidak ada ukuran waktu yang pasti kapan seseorang boleh hamil kembali setelah mengalami abortus spontaneous.
Kondisi setiap pasien berbeda-beda, sehingga Anda dan pasangan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kapan siap untuk hamil kembali. Kesiapan tidak hanya diukur dari kesiapan fisik, tapi juga kesiapan emosional.
Baca Juga: 8 Faktor Penyebab Keguguran Berulang dan Tips Mencegahnya
Terkadang kondisi ini sulit untuk dicegah, namun terdapat beberapa cara yang dapat membantu Anda menurunkan risiko keguguran seperti:
Keguguran merupakan momen emosional untuk calon orangtua dan wajar jika orangtua mengalami kedukaan. Ingatlah bahwa keguguran bukan disebabkan oleh kesalahan ibu. Jika Anda sedang merencanakan kehamilan setelah keguguran, jangan lupa untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan.