Kanker vagina terjadi ketika sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di vagina. Meski kondisi ini tergolong jarang terjadi, penanganan dini penting dilakukan guna mencegah kanker berkembang semakin parah. Simak penjelasan mengenai gejala hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.
Kanker vagina adalah kondisi ketika sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di vagina. Organ ini merupakan penghubung antara rahim dengan bagian luar organ kewanitaan.
Kanker dapat menyebar dari organ lain ke vagina atau tumbuh sendiri di dalam organ ini. Meski begitu, kanker yang dimulai dari vagina termasuk kondisi yang jarang terjadi.
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala baru akan muncul ketika kondisi sudah berkembang ke tahap lanjut.
Gejala kanker vagina yang umum adalah benjolan atau perubahan pada kulit di dalam atau sekitar vagina.
Selain itu, beberapa gejala lainnya yang dapat terjadi, antara lain:
Baca Juga: 10 Jenis Kanker yang Bisa Muncul Tanpa Gejala Awal, Jangan Diabaikan
Apabila mengalami beberapa gejala seperti di atas segera periksakan kondisi ke dokter. Perlu diketahui, penyakit ini tidak selalu menunjukkan gejala di tahap awal, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan panggul secara rutin guna mendeteksi adanya kemungkinan kanker yang berkembang.
Kondisi ini belum dapat diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, kasus kanker vagina sebagian besar berhubungan dengan infeksi virus human papillomavirus (HPV).
Kanker sendiri bisa menimpa ketika sel-sel di dalam tubuh berubah atau bermutasi. Setelah itu, sel akan tumbuh secara tidak terkendali hingga menyerang jaringan sel-sel sehat yang berada di sekitarnya.
Sel kanker juga bisa menyerang bagian tubuh lain dan memicu kanker di lokasi tersebut. Hal ini dikenal dengan metastasis.
Penyebab penyakit ini memang tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risikonya.
Adapun sejumlah faktor risiko kanker vagina, antara lain:
Kanker vagina adalah penyakit yang jarang terjadi, terutama pada wanita yang berusia di bawah 40 tahun. Menurut American Cancer Society, kasus tersebut hanya menyumbang sekitar 1-2 persen kasus kanker organ kewanitaan dan termasuk bagian kecil dari seluruh kasus kanker secara keseluruhan.
Sebelum menentukan diagnosis, dokter terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien terlebih dahulu.
Setelah mendeteksi adanya kemungkinan kanker vagina, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk membantu menegakkan diagnosis. Beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, di antaranya:
Baca Juga: 11 Langkah Penting dalam Menyikapi Diagnosis Kanker
Meski termasuk kondisi yang jarang terjadi, kanker vagina memiliki beberapa jenis, di antaranya:
Kanker ini termasuk yang paling umum terjadi dari seluruh kasus kanker vagina yang ada. Hampir 9 dari 10 kasus kanker vagina merupakan tipe ini.
Karsinoma sel skuamosa terbentuk di sel skuamosa, suatu sel pada lapisan vagina. Bila dibiarkan, kanker akan tumbuh dan berkembang menembus dinding vagina, lalu menyebar ke jaringan yang ada di dekatnya.
Kanker juga dapat menyebar hingga ke organ lain di luar vagina, seperti hati dan tulang. Namun, penyebarannya paling sering ke paru-paru.
Adenokarsinoma terjadi ketika kanker tumbuh di sel kelenjar yang dikenal dengan nama adenokarsinoma. Kasusnya termasuk jarang karena hanya terjadi sekitar 1 dari 10 kejadian kanker vagina yang ada.
Tipe kanker ini lebih sering ditemukan pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Namun, wanita di bawah usia tersebut tetap berisiko mengalaminya.
Sarkoma adalah kanker yang mulai tumbuh dari otot, tulang, atau jaringan ikat. Kondisi ini termasuk langka karena hanya terjadi kurang dari 3 kasus dari setiap 100 kasus kanker vagina yang dilaporkan.
Melanoma terjadi ketika sel kanker tumbuh dan berkembang di sel penghasil pigmen pemberi warna pada kulit. Jenis kanker ini tergolong langka karena hanya terdapat kurang dari 3 dari setiap 100 kasus kanker vagina.
Baca Juga: 9 Macam Kanker pada Wanita yang Sering Terjadi dan Patut Diwaspadai!
Kanker vagina terbagi ke dalam empat stadium berdasarkan klasifikasi TNM (tumor, nodul, dan metastasis).
Pada tahap ini, kanker tumbuh di dinding vagina.
Kanker yang tumbuh di dinding vagina sudah menyebar di sekitar lokasi awal kemunculannya, belum mencapai dinding panggul.
Pada tahap ini, kanker sudah mulai menyebar ke rongga panggul dan menghalangi aliran urine. Kondisi ini dikenal dengan hidronefrosis.
Stadium ini terbagi menjadi 4A dan 4B. Memasuki stadium 4A, kanker sudah menyebar ke organ lain di luar rahim, seperti kandung kemih dan anus, tetapi belum sampai ke kelenjar getah bening.
Sementara stadium 4B berarti kanker sudah menyebar ke organ lain yang jauh dari vagina, misalnya hati, tulang, dan paru-paru.
Pilihan pengobatan bergantung pada stadium, lokasi, dan ukuran kanker. Selain itu, tindakan pengobatan juga akan menyesuaikan pada kondisi medis. Beberapa perawatan yang umum dilakukan, di antaranya:
Radioterapi adalah penanganan utama untuk mengobati kanker vagina. Pada prosesnya, ada dua jenis radioterapi yang dapat dilakukan yaitu eksternal dan internal.
Pada prosedur eksternal, dokter akan menembakkan sinar radiasi ke arah vagina dan panggul. Sementara itu, prosedur internal dilakukan dengan meletakkan material radioaktif di vagina atau lokasi sekitarnya.
Tindakan pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat tumor/kanker, sebagian/seluruh vagina, atau organ lain yang sudah menjadi tempat penyebaran kanker.
Tindakan ini dilakukan jika radioterapi dan operasi tidak dapat menghilangkan kanker. Prosedur kemoterapi berupa pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Baca Juga: 11 Cara Mencegah Kanker Serviks yang Wajib Wanita Ketahui
Apabila tidak ditangani, kanker vagina bisa berkembang dan membesar, bahkan akan menyebar ke jaringan di sekitar vagina atau organ lain yang cukup jauh.
Meskipun tidak ada cara khusus untuk mencegahnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperkecil risiko terkena penyakit ini, antara lain: