Kelahiran anak menjadi momen yang membahagiakan sekaligus mengharukan bagi orang tua. Namun, pada beberapa kondisi, trauma pasca melahirkan bisa terjadi. Kenali lebih jauh seputar fenomena ini dalam penjelasan berikut.
Trauma pasca melahirkan atau yang dikenal dengan istilah postpartum post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah trauma yang dirasakan setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini bisa dipicu oleh peristiwa menakutkan yang dialami oleh diri sendiri ataupun menyaksikan kejadian yang menimpa orang lain secara langsung.
Setiap calon ibu pasti menginginkan persalinan berjalan dengan aman dan lancar. Sayangnya, beberapa kondisi menyebabkan pengalaman mengharukan ini berubah menjadi pengalaman yang traumatis.
Jika mengalaminya, ibu bisa mengalami mimpi buruk, gangguan kecemasan yang parah, hingga adanya kilas balik atau pikiran mengenai peristiwa itu.
Trauma pasca melahirkan bisa menjadi kondisi yang sulit untuk hadapi, apalagi Anda diharuskan untuk merawat bayi yang baru dilahirkan. Oleh karena itu, gangguan ini sebaiknya ditangani dengan baik.
Baca Juga: Baby Blues Syndrome: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dll
Gejala trauma setelah melahirkan bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara umum, berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dialami, di antaranya:
Sebelum memberikan diagnosis, dokter terlebih dahulu akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar kesehatan mental pasien.
Jika gejala mengarah pada post-traumatic stress disorder, dokter akan memberikan rujukan ke psikiater atau psikolog untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Trauma pasca persalinan berhubungan dengan pengalaman kehamilan atau melahirkan yang traumatis.
Ada beberapa kondisi yang dapat memicu trauma, di antaranya:
Baca Juga: Postpartum Depression: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Selain pengalaman traumatis saat melahirkan, trauma pasca persalinan juga dapat terjadi karena berbagai kondisi.
Beberapa faktor pada ibu yang dapat meningkatkan risiko trauma pasca melahirkan, antara lain:
Trauma pasca melahirkan tidak boleh dianggap sepele dan membutuhkan penanganan. Bila dibiarkan berlarut-larut, ada berbagai dampak yang bisa terjadi pada ibu, seperti:
Penanganan untuk kondisi trauma pasca melahirkan dapat berupa pemberian obat-obatan dan terapi.
Obat antidepresan atau anti-kecemasan kemungkinan akan diresepkan dalam jangka pendek untuk mengurangi gejala trauma pasca melahirkan.
Obat yang digunakan umumnya hampir sama dengan obat pada pasien dengan depresi pasca persalinan, misalnya selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.
Baca Juga: Memahami Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum Lebih Dalam
Cara menangani trauma setelah melahirkan selanjutnya adalah terapi. Perawatan ini dapat membantu ibu memproses kembali pengalaman traumatis yang dihadapinya dan mendapatkan pemahaman baru yang lebih baik setelahnya.
Beberapa pilihan terapi untuk mengobati trauma pasca persalinan, antara lain:
Itulah beberapa hal seputar trauma pasca melahirkan yang sebaiknya diketahui. Kondisi ini memang tampak sulit untuk dihadapi. Namun, ketahuilah bahwa kesembuhan bukan merupakan sesuatu yang mustahil untuk digapai.
Dengan pengobatan yang tepat, pikiran terhadap pengalaman-pengalaman traumatis di masa lalu berangsur-angsur dapat membaik. Anda pun bisa menjadi sosok orang tua yang diidam-idamkan.