Keputihan saat hamil adalah sesuatu yang umum terjadi. Perubahan pada cairan yang keluar dari vagina ini dapat bervariasi, mulai dari warna, tekstur, hingga volume. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasinya berikut ini.
Keputihan yang terjadi pada kehamilan jumlahnya lebih banyak dari kondisi biasanya. Hal ini dapat membantu mencegah infeksi berpindah dari vagina ke rahim.
Peningkatan keputihan pada wanita hamil kemudian terus terjadi menjelang akhir kehamilan. Pada minggu terakhir, keputihan mulai berubah warna menjadi kemerahan. Teksturnya juga cenderung lengket seperti agar-agar.
Kondisi tersebut merupakan tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan kelahiran.
Keputihan memang normal terjadi selama kehamilan. Namun, penting untuk mengawasinya dan memberi tahu dokter jika ada perubahan yang membuat Anda khawatir.
Pada beberapa kasus, keputihan pada wanita hamil bisa menjadi tanda infeksi. Hal ini sangat mungkin terjadi jika keluhan dibarengi dengan gejala lain, seperti perubahan pada tekstur, keluar bau amis, dan adanya benjolan serta rasa gatal.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Vagina saat Hamil
Selama kehamilan, serviks (leher rahim) dan dinding vagina menjadi lebih lembut dan keputihan meningkat. Kondisi ini dapat membantu mencegah infeksi yang menjalar dari vagina ke rahim.
Secara umum, keputihan saat hamil terjadi karena peningkatan kadar hormon progesteron dan aliran darah ke area leher rahim atau serviks.
Dua kondisi tersebut kemudian akan memicu selaput lendir vagina untuk meningkatkan produksi cairannya. Pada akhirnya, jumlah keputihan yang dikeluarkan akan meningkat.
Penyebab lain dari keluarnya cairan berwarna merah mungkin tidak terlalu serius, terutama selama trimester pertama. Penyebabnya mungkin disebabkan oleh implantasi atau infeksi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa antara 7 sampai 24 persen wanita mengalami pendarahan selama awal kehamilan.
Di sisi lain, pendarahan di usia kehamilan trimester ke dua atau tiga dapat mengindikasikan masalah yang berpotensi serius atau persalinan prematur. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera.
Konsultasi dengan dokter kandungan jika Anda melihat perubahan pada keputihan. Berikut beberapa tanda keputihan tidak normal yang bisa Anda kenali, antara lain:
Pada dasarnya, warna keputihan dapat menunjukkan masalah kesehatan yang berbeda. Berikut penjelasannya:
Baca Juga: Keputihan saat Hamil Tua, Apakah Ini Tanda Bahaya?
Bau yang keluar dari cairan vagina bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:
Selain itu, pada kondisi yang jarang, keputihan berbau dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
Waspadai juga jika keputihan saat hamil dibarengi dengan gejala lain, seperti kemerahan pada area vagina, terasa gatal di selangkangan, pembengkakan pada vulva.
Kondisi tersebut bisa menandakan infeksi pada vagina, baik berupa infeksi bakteri, jamur, maupun virus.
Apabila keputihan saat hamil terjadi karena infeksi, dokter dapat meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobatinya.
Selain itu, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk menjaga kesehatan vagina, antara lain:
Pada dasarnya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, Anda sebaiknya melakukan beberapa langkah sederhana untuk mencegah infeksi jamur dengan berbagai cara berikut ini:
Salah satu cara untuk mencegah infeksi saat hamil adalah dengan rajin mencuci tangan. Biasakan untuk mencuci tangan hingga bersih sebelum menyentuh area organ intim.
Dengan menerapkan kebiasaan ini, Anda akan mencegah bakteri untuk masuk ke dalam vagina.
Cara lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah infeksi adalah membersihkan vagina dengan cara yang tepat, baik setelah buang air kecil maupun setelah buang air besar.
Bersihkan dari mulai dari arah vagina, lalu ke arah anus. Cara ini dilakukan untuk menghindari bakteri dari anus masuk ke vagina.
Baca Juga: Apa Penyebab Muncul Keputihan Setelah Berhubungan Intim?
Kebanyakan sabun mengandung parfum yang bisa memicu iritasi, apalagi pada orang dengan kulit sensitif. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan sabun pada area organ intim.
Selain membersihkan vagina dengan sabun, tindakan vaginal douche juga bisa meningkatkan risiko infeksi. Ini karena tindakan tersebut bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik dan pH pada vagina.
Saat hamil, hindari menggunakan pakaian yang ketat, terutama pakaian dalam. Sebaliknya, pilihlah pakaian longgar berbahan katun.
Tak hanya itu, ibu hamil juga disarankan untuk mengganti lebih sering pakaian dalam yang digunakan, terutama bila keputihan muncul lebih banyak.
Demikian penjelasan seputar keputihan saat hamil. Jika mengalami keputihan yang tidak biasa ketika hamil, periksakan segera kondisi ke dokter.
Jangan lupa, jaga selalu kebersihan area vagina Anda dengan menerapkan tips-tips di atas. Semoga bermanfaat!