Memiliki masalah kesehatan pada rahim sangat memengaruhi kesuburan wanita. Salah satunya adalah rahim tipis yang disebut-sebut dapat sebabkan wanita susah hamil! Benarkah demikian? Simak faktanya di bawah ini!
Rahim wanita terdiri dari tiga lapisan, yaitu perimetrium atau lapisan terluar, lapisan tengah disebut miometrium, dan lapisan dalam endometrium. Lapisan endometrium ini yang menjadi ukuran apakah rahim tergolong tebal atau tipis.
Lapisan endometrium terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan basilar yang melekatkan endometrium dengan miometrium dan lapisan fungsional yang terdiri dari kelenjar dan pembuluh darah yang menebal dan menipis seiring dengan siklus menstruasi.
Ukuran endometrium yang dianggap normal adalah sekitar 8-13 mm. Kondisi ini memungkinkan terjadinya implantasi dari proses kehamilan yang alami. Sedangkan ketebalan minimal embrio untuk bisa menerima implantasi dari proses kehamilan adalah 6 mm.
Jika endometrium memiliki ketebalan di bawah 7 mm maka ini dianggap tipis dan embrio akan kesulitan untuk menempel pada dinding rahim dan akhirnya meluruh bersama darah menstruasi.
Banyak wanita yang sulit hamil meski telah bertahun-tahun menikah dan mencoba menjalani program hamil. Salah satu penyebabnya adalah kondisi rahim tipis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor.
Berikut ini kemungkinan penyebab rahim tipis, di antaranya:
Ketidakseimbangan hormon, terutama kekurangan estrogen, dapat terjadi karena berbagai hal, termasuk stres, pola makan yang tidak sehat, dan beberapa obat.
Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah penyebab paling umum dari endometrium tipis dan terjadi pada 10% wanita usia reproduksi.
Gejala PCOS ditandai dengan tingginya kadar androgen (hormon pria), yang dapat mengganggu ovulasi dan menghambat perkembangan endometrium yang sehat.
Ketebalan endometrium ditentukan oleh seberapa banyak darah yang mengalir ke rahim setiap bulan. Apabila darah tidak cukup mengalir ke rahim, endometrium bisa lebih tipis dari biasanya.
Aliran darah yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penggunaan pil KB.
Ketika bertambahnya usia wanita, jumlah estrogen yang dihasilkan ovariumnya secara alami berkurang. Selain itu, pembuluh darah yang termasuk dalam endometrium menjadi kurang fleksibel dan lebih sulit untuk menyembuhkan diri sendiri.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan endometrium menjadi lebih tipis secara keseluruhan. Kualitas telur yang buruk juga dapat memicu endometrium yang tipis.
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel yang sehat dalam tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada endometrium, kemudian membuatnya lebih tipis.
Penyakit autoimun yang dapat menyebabkan endometrium tipis termasuk lupus, rheumatoid arthritis, penyakit celiac, dan penyakit Crohn.
Ketika wanita tidak cukup mengonsumsi makanan, tubuhnya masuk ke “mode kelaparan” dan mulai memecah jaringan otot untuk menjadikannya energi. Ini termasuk otot-otot di dalam rahim, yang dapat menyebabkan atrofi dan penurunan kontraksi rahim. Semua ini dapat menyebabkan endometrium yang lebih tipis.
Untuk itu, konsumsilah makanan sehat karena mengonsumsi makanan tidak sehat seperti makanan cepat saji bikin susah hamil.
Baca Juga: Waspada! Kadar Kolesterol Tinggi Sebabkan Susah Hamil
Untuk mengetahui kondisi rahim tipis, dokter umumnya akan memeriksa ketebalan endometrium melalui tes berikut:
Wanita yang memiliki lapisan rahim tipis dapat mengalami beberapa masalah, yang ditandai dengan sejumlah gejala. Sebaiknya segera kunjungi dokter jika Anda mengalami gejala berikut ini:
Baca Juga: Apakah Penderita Kista Ovarium Bisa Hamil?
Jika ingin hamil, lapisan endometrium yang tipis harus dievaluasi dan dirawat dengan tepat untuk membuatnya tebal dan makan bergizi agar dapat menerima embrio. Dokter akan merawat pasien berdasarkan diagnosis. Kondisi ini dapat dikelola baik secara medis maupun alami.
Berikut ini beberapa cara mengobati lapisan rahim tipis, antara lain:
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan lapisan endometrium menipis. Dalam hal ini, estrogen dapat diberikan secara oral atau dalam bentuk gel supositoria, karena dapat merangsang pembelahan sel-sel di lapisan endometrium sehingga menjadi tebal dan sel telur yang telah dibuahi dapat masuk dan berimplantasi dengan mudah.
Wanita yang sedang berupaya untuk hamil dapat diberikan human Menopausal Gonadotropin (hMG) sehingga merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan hormon gonadotropin. Ini akan memicu organ reproduksi untuk mengeluarkan hormon estrogen yang akan membantu menebalkan dinding rahim.
Apabila ada adhesi intrauterin yang menyebabkan lapisan rahim menjadi tipis, maka melalui histeroskopi. Dengan cara ini jaringan parut atau adhesi dapat dihilangkan, yang pada akhirnya dapat membuat lapisan endometrium tumbuh dengan ketebalan yang sesuai.
Teknik yang lebih baru seperti infus granulocyte colony stimulating factor (G-CSF) ini tampaknya dapat meningkatkan ketebalan lapisan endometrium. G-CSF merupakan pengobatan yang meningkatkan sel darah putih (neutrofil) yang melindungi tubuh dari infeksi.
Jika selama siklus IVF ditemukan bahwa seorang pasien memiliki endometrium yang buruk, maka cara terbaik adalah membekukan semua embrionya dalam siklus tersebut dan mentransfer setelah endometrium menebal dan siap menerima embrio.
Baca Juga: Waspadai! Gangguan Hydrosalpinx Sebabkan Wanita Susah Hamil
Rahim yang tipis kemungkinan sebabkan susah hamil karena kegagalan implantasi atau dapat menyebabkan keguguran karena kurangnya suplai darah. Jika wanita telah mengalami masalah kesuburan atau mengalami keguguran karena lapisan rahim tipis yang berulang, dokter mungkin akan meningkatkan kadar estrogennya, dan memeriksa ketebalan endometrium.
Jika ingin berhasil implantasi embrio atau keberhasilan kehamilan dengan lapisan rahim yang tipis, ketebalan lapisan rahim harus lebih dari 8 mm. Ketebalan endometrium < 7 mm dikaitkan dengan kemungkinan kehamilan yang lebih rendah.
Nah, bagi Anda yang sedang menjalani program hamil namun belum berhasil, segera konsultasi dengan dokter kandungan untuk untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!