Kanker paru-paru merupakan penyakit yang muncul ketika ada sel tidak normal pada area paru-paru yang tumbuh tidak terkontrol. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini.
Kanker paru merupakan jenis kanker yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Akan tetapi jika diagnosis sedini mungkin dan mendapatkan pengobatan yang tepat, hal tersebut dapat meningkatkan harapan hidup. Kondisi ini dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk bernapas.
Kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian pada orang-orang yang menderita kanker. Pada stadium awal, kanker paru bisa saja tidak menunjukkan gejala apa pun. Semakin cepat penyakit ini didiagnosis, maka semakin baik hasil pengobatannya.
Sel kanker umumnya muncul pertama kali pada bagian bronkus atau alveoli pada paru-paru.
Data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) 2020 menyebutkan bahwa jumlah kasus baru kanker paru-paru menempati urutan ke-3 dari seluruh kasus kanker di Indonesia.
Diketahui juga ada sekitar 1,8 juta kasus kematian (18%) yang disebabkan oleh kanker paru-paru.
Kanker paru-paru bisa memengaruhi pasien pada usia berapapun. Oleh sebab itu, penting untuk menghindari faktor risiko kanker paru-paru.
Baca Juga: 9 Manfaat Coenzyme Q10, Jaga Kesehatan Jantung hingga Paru-paru
Pada stadium awal, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala akan muncul ketika kanker sudah membesar atau menyebar ke organ lain.
Beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kondisi ini, antara lain:
Jika mengalami gejala yang sudah disebutkan di atas, Anda disarankan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter.
Tubuh setiap orang berbeda, oleh sebab itu Anda juga perlu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika Anda memiliki risiko tinggi terhadap kanker paru-paru, seperti perokok aktif maupun pasif, pekerja yang terpapar karsinogen.
Jika Anda merasakan keanehan dan rasa tidak nyaman pada daerah dada, maka sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter.
– Iklan –
Sekitar 85 persen kasus kanker paru dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Orang yang paling berisiko terkena kanker ini adalah perokok aktif.
Perlu diketahui juga, risiko terkena kanker paru dapat meningkat dikaitkan dengan aktivitas merokok yang dilakukan sudah cukup lama dan jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya sangat banyak.
Meski demikian, bukan berarti hanya perokok saja yang bisa terkena kanker paru-paru. Orang yang tidak merokok atau perokok pasif juga memiliki kemungkinan terserang kondisi ini meski jumlahnya lebih rendah.
Jika Anda tinggal dengan perokok, Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru dibandingkan dengan orang yang tinggal di lingkungan tanpa paparan asap rokok.
Kanker paru paru juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, di antaranya:
Pada proses diagnosis, dokter akan menanyakan pasien tentang keluhan, riwayat kesehatan pasien, serta riwayat kesehatan keluarga. Saat ditemukan kecurigaan yang mengarah ke kanker, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan fisik.
Beberapa pemeriksaan yang mungkin dijalani, di antaranya:
Pada pemeriksaan ini, akan diambil sampel sputum atau lendir yang dikeluarkan. Sampel ini akan diteliti dibawah mikroskop untuk melihat kehadiran sel kanker. Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan ini adalah pada pagi hari selama 3 hari berturut-turut.
Pemeriksaan ini dapat membantu menemukan kanker yang muncul pertama kali di aliran udara, seperti kanker sel skuamosa.
Pemeriksaan ini dapat membantu dokter untuk menemukan tumor yang menghambat aliran udara di paru-paru. Pada pemeriksaan ini juga biasanya dokter akan mengambil sampel jaringan untuk diteliti di laboratorium.
Jika diketahui ada cairan di sekitar paru-paru (pleural effusion), maka dokter akan mengambil sampel cairan untuk diteliti penyebabnya. Salah satu penyebab dari kondisi ini adalah sel kanker yang sudah menyebar ke dinding paru-paru.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan dari tumor yang mencurigakan. Sampel kemudian akan dikirimkan ke laboratorium untuk diteliti apakah ada pertumbuhan sel kanker di dalam sampel.
Tujuan dari tes pencitraan antara lain melihat gambaran area yang dicurigai kanker dan melihat penyebaran kanker. Beberapa metode yang dapat dilakukan seperti rontgen dada, CT scan, MRI scan, dan PET scan.
Baca Juga: Kanker Paru-paru Stadium 2: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Terdapat dua jenis kanker paru-paru yang dibagi berdasarkan perkembangannya, yaitu:
Sekitar 80 sampai 85 persen dari kasus kanker paru-paru tergolong dalam jenis kanker ini. Subtipe utama dari kanker paru-paru non-small cell adalah adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma sel besar.
Kanker paru-paru jenis ini jarang terjadi, tetapi dapat menyebar dengan sangat cepat. Sekitar 10 sampai 15 persen dari kasus kanker termasuk dalam kanker ini. Pada banyak kasus, kondisi ini baru bisa didiagnosis setelah sel kanker menyebar ke organ tubuh lain.
Stadium kanker diperlukan untuk memberi tahu sejauh mana kanker telah menyebar dan membantu pengobatan yang sesuai. Jika gejala kanker paru-paru bisa didiagnosis sedini mungkin maka tingkat kesembuhan juga bisa lebih tinggi.
Berikut adalah tahapan kanker paru non-small cell yang utama:
Pada stadium terbatas, kanker hanya ditemukan di satu paru-paru atau kelenjar getah bening di dekatnya di sisi dada yang sama.
Kanker dikatakan telah menyebar luas ketika sel kanker telah menyebar ke:
Baca Juga: Melihat Harapan Hidup Penderita Kanker Paru Berdasarkan Stadiumnya
Jika kanker didiagnosis pada tahap awal dan hanya di area kecil, hal tersebut akan membuat hasil perbedaan yang lebih baik pada hasil pengobatannya. Namun, pengobatan tergantung dari tipe kankernya dan kondisi tubuh secara umum.
Berikut adalah cara mengobati kanker paru-paru yang bisa dilakukan, di antaranya:
Jika kondisi kesehatan penderita lemah, radioterapi dapat dilakukan untuk menghancurkan sel kanker. Jika kanker sudah menyebar, pembedahan dan radioterapi tidak dapat dilakukan. Biasanya, kemoterapi digunakan sebagai pengobatan kanker paru-paru dalam kasus tersebut.
Sementara itu, radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel kanker. Terutama pada kondisi pasca operasi, prosedur ini juga bisa digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa.
Jika operasi sudah tidak mungkin, radioterapi dilakukan untuk meredakan gejala atau rasa sakit dan memperlambat tingkat penyebaran kanker.
Kemungkinan efek samping radioterapi, antara lain:
Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh sel kanker. Satu atau lebih obat kemoterapi dapat diberikan melalui vena di lengan (secara intravena) atau diminum. Kombinasi obat biasanya diberikan dalam serangkaian perawatan selama beberapa minggu atau bulan.
Kemoterapi sering digunakan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa. Teknik ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan terapi radiasi. Kemoterapi juga dapat digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan kanker dan membuatnya lebih mudah untuk dihilangkan.
Pada orang dengan stadium lanjut, kemoterapi dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan gejala lainnya.
Operasi pengangkatan kanker bisa dilakukan sebagai cara pengobatan kanker paru paru jika sel kanker hanya berada di satu sisi paru-paru dan belum menyebar.
Selain itu, kondisi kesehatan penderita perlu diperiksa apakah memungkinkan untuk dilakukan operasi. Operasi pengangkatan kanker biasanya akan dilanjutkan dengan kemoterapi untuk melenyapkan sel-sel kanker yang tersisa.
Jika dilihat dari penyebarannya, maka ada beberapa operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat setengah bagian dari salah satu paru-paru yang terkena kanker. Lobektomi biasanya dilakukan untuk mengangkat kanker yang belum menyebar tetapi memiliki ukuran yang cukup besar.
Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat salah satu paru-paru secara keseluruhan dan biasanya dilakukan ketika sel kanker terletak di tengah rongga dada atau sudah menyebar ke seluruh paru-paru.
Operasi ini dilakukan dengan mengangkat sebagian kecil area paru-paru yang terkena kanker. Segementektomi dilakukan ketika sel kanker memiliki ukuran kecil dan belum menyebar.
Meskipun ada area paru-paru yang sudah diangkat, penderita tetap bisa bernapas normal.
Perawatan obat yang ditargetkan berfokus pada kelainan spesifik yang ada dalam sel kanker. Dengan memblokir kelainan ini, perawatan obat yang ditargetkan dapat menyebabkan sel kanker mati.
Banyak obat terapi bertarget digunakan untuk mengobati kanker paru paru, meskipun kebanyakan dilakukan untuk orang-orang dengan kanker stadium lanjut atau berulang.
Beberapa terapi yang ditargetkan hanya bekerja pada orang yang sel kankernya memiliki mutasi genetik tertentu. Sel kanker Anda mungkin diuji di laboratorium untuk melihat apakah obat ini dapat membantu.
Tubuh biasanya mengenali sel yang rusak atau berbahaya untuk kemudian menghancurkannya. Sel kanker memiliki berbagai cara untuk bersembunyi dari sistem imun sehingga selnya tidak dihancurkan.
Pengobatan imunoterapi akan membantu kanker sel terdeteksi oleh sistem imun sehingga tubuh dapat melawan dan menghancurkan sel kanker.
Prosedur krioterapi dilakukan untuk membuat ukuran tumor menyusut dan membunuh sel kanker dengan menggunakan gas bersuhu sangat dingin. Pengobatan ini dilakukan ketika tumor sudah menyumbat saluran pernapasan.
Pengobatan ini dilakukan untuk membunuh sel kanker menggunakan gelombang radio yang menghasilkan panas. Terapi ablasi biasanya dilakukan pada penderita kanker paru-paru yang masih stadium awal.
Pengobatan ini biasanya dilakukan pada pasien paru-paru stadium awal. Terapi fotodinamik menggunakan sinar laser untuk menghancurkan sel kanker.
Baca Juga: Benarkah Yoghurt Bisa Menurunkan Risiko Kanker Paru-paru?
Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, di antaranya:
Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi, antara lain batuk darah, sesak napas, nyeri (umumnya terjadi pada stadium lanjut), ada cairan di dada (efusi pleura), dan sel kanker menyebar ke organ tubuh lain (metastasis)
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker paru paru. Namun, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan kondisi ini, di antaranya:
Rokok adalah penyebab utama dari kanker paru paru. Maka dari itu, cara mencegah atau meminimalisir risiko kondisi ini adalah dengan menghindari rokok.
Jika saat ini Anda adalah perokok aktif, maka hentikan kebiasaan ini secara bertahap sampai Anda benar-benar lepas. Sementara bagi Anda yang tidak merokok, sebaiknya tidak tergoda untuk mencobanya. Pun, jauhi lingkungan di mana terdapat banyak sekali asap rokok.
Cara mencegah kanker paru paru yang juga sebaiknya Anda lakukan adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan terhadap paparan gas radon di sekitar lingkungan tempat tinggal, terutama di dalam rumah.
Hal ini khususnya apabila Anda tinggal di lingkungan yang dekat dengan sumber gas radon tersebut. Anda bisa meminta bantuan dari otoritas terkait untuk melakukan pemeriksaan terhadap kadar gas radon yang ada di dalam rumah.
Kualitas udara yang buruk terutama di kota-kota besar tak ayal semakin meningkatkan risiko kanker paru paru.
Sebagai langkah antisipasi, maka hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir risiko terkena kanker paru paru tersebut adalah dengan senantiasa mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Rutin mengonsumsi makanan bergizi terutama buah dan sayuran adalah cara pencegahan yang mudah Anda lakukan.
Selain itu, memperoleh asupan berbagai macam nutrisi dan vitamin dari buah dan sayuran lebih disarankan ketimbang dari vitamin dalam bentuk suplemen karena dinilai lebih aman.
Pasalnya, para peneliti menemukan fakta bahwa pemberian suplemen seperti beta-karoten pada perokok aktif justru meningkatkan risiko terjadinya kanker paru paru di kemudian hari.
Aktivitas olahraga sudah terbukti secara ilmiah mampu merawat kesehatan organ tubuh dan mencegahnya dari risiko penyakit, termasuk penyakit kanker paru-paru.