Kelainan pembuluh darah atau vaskular dapat terjadi di mana saja. Pasalnya, pembuluh darah melewati seluruh organ di dalam tubuh. Salah satu kelainan pada vaskular adalah aneurisma berry atau berry aneurysm. Seperti apa gejala penyakit ini? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Aneurisma berry adalah aneurisma yang terjadi pada dinding pembuluh arteri di otak. Bentuknya terlihat seperti buah beri yang menggantung pada batang pembuluh darah.
Aneurisma sendiri merupakan pembesaran arteri yang terjadi akibat kelemahan pada dinding arteri.
Melansir Healthline, aneurisma berry umumnya muncul di dasar otak, tempat bertemunya pembuluh darah utama. Kondisi ini juga dikenal sebagai ‘Circle of Willis’.
Lama-kelamaan, aneurisma dapat pecah akibat dari tekanan terus-menerus pada dinding arteri yang kian melemah. Kondisi ini cukup serius dan membutuhkan penanganan medis segera.
Selain itu, menurut American Stroke Association, hanya 1,5 sampai 5 persen orang yang akan menderita berry aneurysm.
Sementara, di antara orang yang memiliki aneurisma otak tersebut, hanya 0,5 hingga 3 persen yang akan mengalami pecahnya aneurisma.
Gejala aneurisma berry yang kecil tampak samar sehingga cukup sulit untuk mendeteksinya. Namun, apabila ukuran aneurisma besar, tekanan pada otak dan saraf dapat terjadi.
Kondisi tersebut pada gilirannya akan menyebabkan gejala neurologis, meliputi:
Selain itu, apabila aneurisma pecah, darah pada arteri yang terkena akan pindah ke otak. Kondisi ini dikenal dengan sub arachnoid hemorrhage (SAH) atau perdarahan subarachnoid.
Apabila mengalami perdarahan tersebut, penderita akan merasakan gejala di atas dan beberapa gejala lainnya, seperti:
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, bisa karena bawaan sejak lahir, kondisi medis, hingga gaya hidup.
Melansir Healthline, secara umum berry aneurysm terjadi pada orang dewasa di atas usia 40 tahun dan sering kali menyerang wanita.
Baca Juga: 15 Bahaya Penyakit Peredaran Darah yang Harus Diwaspadai
Kondisi ini dapat meningkat pada orang yang memiliki faktor risiko sebagai berikut:
Dokter akan mendiagnosis seseorang dengan kondisi ini melalui serangkaian pemeriksaan. Namun, terlebih dahulu dokter akan melakukan wawancara medis secara mendetail. Setelahnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan.
Selain itu, terdapat sejumlah pemeriksaan penunjang lainnya untuk mendiagnosis keadaan ini, di antaranya:
Penanganan kondisi ini dapat melalui pengobatan oral ataupun pembedahan. Berikut rinciannya:
Konsumsi obat bertujuan untuk mengatasi kondisi tertentu. Sebagai contoh, obat antinyeri diberikan pada penderita yang mengalami sakit kepala. Selain itu, obat antihipertensi dapat digunakan untuk mengurangi perdarahan.
Terdapat tiga jenis prosedur pembedahan untuk mengobati berry aneurysm. Tindakan akan bergantung pada kondisi aneurisma yang pecah dan tidak pecah.
Baca Juga: Penyakit Arteri Karotis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Pecahnya aneurisma hanya berlangsung selama beberapa detik. Namun, efeknya tidak bisa disepelekan.
Darah yang muncul akibat aneurisma pecah akan menyebabkan kerusakan secara langsung pada sel-sel di sekitarnya. Selain itu, perdarahan akan merusak sel-sel lain dan meningkatkan tekanan di dalam tengkorak.
Jika tekanan terlalu tinggi, maka suplai oksigen dan darah ke otak menjadi terganggu. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan kehilangan kesadaran hingga kematian.
Melansir NCBI, sejumlah komplikasi akibat penyakit berry aneurysm, antara lain:
Sebenarnya, tidak ada tindakan khusus guna mencegah berry aneurysm. Kendati demikian, Anda dapat menurunkan risiko penyakit ini dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih baik. Beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan, di antaranya:
Apabila memiliki faktor risiko aneurisma berry atau mengalami beberapa gejala khas penyakit ini, jangan tunda untuk segera mengonsultasikannya kepada dokter.