Honeymoon cystitis adalah infeksi saluran kemih yang biasanya terjadi pada pengantin baru. Penyakit ini dapat mengganggu kenikmatan hubungan seksual. Lebih lanjut ketahui gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya dalam ulasan berikut ini.
Honeymoon cystitis adalah infeksi saluran kemih pada pengantin baru yang sedang bulan madu atau honeymoon. Inilah yang menjadi alasan mengapa disebut dengan nama tersebut.
Penyakit ini juga dapat terjadi pada pasangan suami istri yang sudah lama tidak berhubungan seks karena alasan tertentu, seperti masa nifas atau pemulihan setelah persalinan. Penyakit ini terjadi pada wanita hampir secara eksklusif dan dapat terjadi pada semua usia, tetapi cenderung terjadi pada wanita berusia 20-an.
Orang yang mengalami honeymoon cystitis memiliki gejala yang sama seperti cystitis – peradangan pada kandung kemih. Bedanya, hal ini cenderung disebabkan oleh hubungan seksual.
Gejala yang dikeluhkan penderita cystitis, antara lain:
Honeymoon cystitis umumnya disebabkan oleh bakteri, termasuk Escherichia coli (E. coli), Klebsiella, Enterococcus, Streptococcus, dan Citrobacter. Bakteri ini biasanya hidup tidak berbahaya di usus.
Meskipun dianggap sebagai ‘bakteri baik’ di usus, kontaminasi di kulit pada pasangan seksual (di sekitar perineum) dapat menimbulkan infeksi.
Seseorang berisiko tinggi terhadap penyakit ini jika kondisi vagina kering atau teriritasi, yang dapat terjadi akibat perubahan hormonal – misalnya pada waktu-waktu tertentu dalam sebulan, setelah menopause atau sekitar masa kehamilan dan menyusui. Faktor risiko lainnya termasuk penggunaan diafragma atau spermisida sebagai kontrasepsi.
Rasa sakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut bisa sangat menyiksa. Jika infeksi tidak mendapatkan penanganan dengan cepat, infeksi ini dapat menyebar hingga ke ginjal dan menyebabkan infeksi yang lebih serius.
Meskipun infeksi ginjal dapat dihindari, bakteri dapat tertanam jauh di lapisan kandung kemih tempatnya membangun biofilm dan menyebabkan siklus infeksi berulang.
Sebagai pengobatan awal, dokter akan meresepkan antibiotik jangka pendek untuk penyakit ini. Dalam banyak kasus, pengobatan ini akan bertahan lama dan efektif. Sekitar 25% sisanya akan mengalami infeksi berulang dalam 6 bulan pertama.
Banyak bakteri yang resisten terhadap antibiotik bahkan saat pertama kali menyebabkan infeksi pada seseorang.
Jika pengobatan antibiotik gagal, bakteri yang resisten terhadap antibiotik tetap berada di saluran kemih tempat mereka berkembang biak dan mewariskan gen resistennya.
Antibiotik yang lebih kuat mungkin akan diresepkan dokter dalam jangka waktu yang lebih lama, dan bakteri mungkin menjadi kebal terhadap antibiotik, sehingga pilihan jangka panjangnya lebih sedikit.
Dokter mungkin menyarankan D-Mannose sebagai pengobatan alami yang aman dan berjangka panjang untuk penderita sistitis berulang. Obat ini bekerja dengan mengeluarkan bakteri dari tubuh melalui urine, bukan menghancurkan bakteri penyebab penyakit ini.
Baca Juga: 7 Tips Mempersiapkan Malam Pertama untuk Pria, Anti Gagal
Menghindari seks bukan satu-satunya cara mencegah penyakit ini. Ada banyak cara yang dapat Anda dan dokter lakukan untuk mencegah penyakit ini merusak kehidupan seks Anda, antara lain:
Apabila langkah-langkah demikian tidak efektif untuk pencegahan, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter.