Kesehatan ibu dan janin adalah aspek yang sangat penting dalam perjalanan kehamilan. Salah satu pertimbangan utama yang sering kali muncul adalah saat mengonsumsi obat. Meskipun dikenal efektif membantu meredakan nyeri dan peradangan, apakah konsumsi ibubrofen saat hamil diperbolehkan?
Ibuprofen adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi demam dan berbagai keluhan nyeri seperti nyeri haid, nyeri punggung, dan sakit gigi.
Selain itu, ibuprofen juga sering kali menjadi andalan pada kasus nyeri akibat peradangan, seperti keseleo dan nyeri sendi.
Secara umum, penggunaan obat ini aman dengan ataupun tanpa resep dokter. Lantas, bagaimana dengan ibu hamil, amankah penggunaannya?
Seperti dikutip dari Medicine Pregnancy, penggunaan ibuprofen untuk ibu hamil tidak disarankan, apalagi pada usia kehamilan 30 minggu atau lebih.
Kendati begitu, Anda bisa menggunakan obat pereda nyeri ini jika memang dokter merekomendasikannya. Tentu saja dosis ibuprofen untuk ibu hamil harus di bawah pantauan dokter.
Terdapat berbagai risiko penggunaan ibuprofen selama kehamilan. Berikut berbagai efek samping yang bisa terjadi, di antaranya:
Sebenarnya penelitian terkait efek ibuprofen untuk ibu hamil yang satu ini masih belum jelas. Pasalnya, berbagai studi yang meneliti hal ini memiliki hasil yang bertolak belakang.
Pada sebagian studi ditemukan bahwa wanita yang menggunakan NSAID selama kehamilan lebih mungkin mengalami keguguran daripada wanita yang tidak.
Sementara itu, dua hingga tiga penelitian lain yang meneliti ibuprofen terpisah dari NSAID mengungkapkan tidak ada hubungan antara penggunaan obat dengan risiko keguguran.
Penelitian lebih lanjut diperlukan guna membuktikan efek ibuprofen untuk ibu hamil terhadap risiko keguguran.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Minum Obat Pencahar untuk Mengatasi Sembelit?
Penggunaan ibuprofen untuk ibu hamil mendatangkan risiko bayi lahir cacat. Hal ini tak lepas dari adanya kemungkinan obat-obatan yang bisa berdampak pada janin pada awal kehamilan.
Perlu Anda ketahui, sebagian besar organ bayi terbentuk selama 12 minggu pertama kehamilan. Pada masa ini, obat-obatan dinilai mampu memberikan efeknya, termasuk menimbulkan kecacatan.
Menurut penelitian, terdapat hubungan antara penggunaan obat pereda nyeri ini dengan peningkatan kemungkinan bayi lahir cacat. Kendati demikian, penelitian lanjutan masih diperlukan guna mendukung hal tersebut.
Ductus arteriosus adalah pembuluh darah penghubung antara pembuluh aorta dan arteri pulmonal. Selama kehamilan, pembuluh darah ini perlu tetap terbuka untuk mengalirkan darah keluar dari paru-paru janin.
Ductus arteriosus akan menutup dengan sendirinya setelah melahirkan. Namun, pada kondisi tertentu, pembuluh darah ini dapat menutup sebelum seharusnya.
Salah satu faktor yang memengaruhi penutupan ductus arteriosus adalah penggunaan ibuprofen.
Jika wanita hamil minum ibuprofen atau NSAID lain setelah 30 minggu kehamilan, maka pembuluh darah ini akan menutup ketika bayi masih dalam masa kandungan.
Kondisi ini akan menyebabkan darah menumpuk di dalam paru-paru janin, menyebabkan tekanan berlebih di dalam paru-paru dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian janin.
Risiko penggunaan ibuprofen saat hamil salah satunya dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan pada bayi. Perlu Anda ketahui, penggunaan ibuprofen setelah 30 minggu dapat menyebabkan masalah jantung pada bayi dan mengurangi cairan ketuban.
Cairan ketuban ini memiliki fungsi yang cukup penting, yaitu melindungi bayi dan tali pusat serta membantu perkembangan paru-paru.
Sebuah penelitian mengungkapkan, penggunaan ibuprofen selama trimester kedua dan ketiga dapat meningkatkan risiko asma pada bayi.
Selain itu, penggunaan NSAID seperti ibuprofen atau opioid selama kehamilan juga dapat meningkatkan berbagai risiko gangguan, seperti:
Meski begitu, hubungan antara ibuprofen dengan risiko kesehatan di atas masih belum jelas. Sebab, tidak ada kaitan secara langsung.
Ibu hamil bisa menggunakan alternatif obat lain yang lebih aman seperti paracetamol (acetaminophen, tylenol).
Meski lebih dikenal sebagai obat untuk mengatasi demam, obat ini juga memiliki efek anti nyeri yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Meski begitu, tetap konsultasikan aturan penggunaan dan dosis pada dokter kandungan.
Selain paracetamol, sebenarnya banyak alternatif herbal yang juga bisa digunakan sebagai pengganti ibuprofen selama hamil.
Beberapa bahan herbal berikut ini berkhasiat untuk meredakan nyeri pinggang, nyeri sendi, ataupun nyeri perut, di antaranya:
Krim gosok dengan kandungan mentol bisa menjadi salah satu pilihan obat luar untuk mengurangi nyeri sendi atau nyeri pinggang selama hamil. Mentol akan memberikan sensasi dingin dan mengalihkan rasa nyeri.
Selain memiliki efek aromaterapi, minyak buah pala juga dapat memberikan rasa hangat dan kenyamanan pada ibu hamil.
Ramuan dengan kandungan jahe, kunyit, dan kayu manis sudah sejak lama digunakan untuk mengatasi gangguan kehamilan selama masa kehamilan, terutama saat trimester pertama.
Kunyit dapat bertindak sebagai antioksidan untuk membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sementara kayu manis baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh ibu hamil. Meski bermanfaat, ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Sebelum menggunakan bahan-bahan seperti di atas, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter kandungan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.