Rahim terbalik atau rahim retrofleksi adalah terbaliknya posisi rahim yang membelakangi pelvis. Apakah kondisi ini dapat menyebabkan kemandulan? Simak gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya berikut ini!
Rahim terbalik adalah kondisi di mana rahim dalam posisi terbalik sebagian atau seluruhnya. Rahim terbalik adalah komplikasi darurat yang jarang terjadi selama persalinan. Sebagian besar kasus rahim terbalik ditemukan saat dilakukan pemeriksaan oleh ginekolog.
Pada rahim yang normal, posisinya akan sedikit menekuk ke depan sehingga searah dengan keluarnya sperma dan sperma dapat langsung berenang ke dalam rahim untuk mencapai sel telur. Posisi rahim terbalik umumnya dialami oleh sekitar 30 % wanita.
Sementara pada wanita yang rahimnya terbalik, posisi rahimnya menekuk ke belakang sehingga mulut rahim posisinya tidak pas dengan arah datangnya sperma. Kondisi ini menyebabkan sperma lebih sulit masuk ke dalam rahim.
Rahim rahim dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah dan syok. Gejala akan bervariasi pada setiap wanita, tergantung seberapa ekstrem terbaliknya rahim.
Berikut ini kenali beberapa gejala rahim terbalik, di antaranya:
Gejala dari syok meliputi:
Terbaliknya posisi rahim bisa terjadi secara alami seiring pertambahan usia. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kondisi ini, di antaranya:
Endometriosis merupakan terbentuknya jaringan seperti lapisan rahim di luar rahim. Akibatnya sel-sel ini dapat menempel pada organ lain di panggul dan menyebabkan rahim menjadi terbalik.
Penyakit radang panggul yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu kemunculan jaringan parut di lapisan dinding rahim. Sebagai akibatnya akan menimbulkan efek seperti pada kasus endometriosis.
Kemunculan miom di sekitar rahim dapat membuat terbaliknya posisi rahim, bentuknya tidak sempurna, dan bermasalah. Pada kasus tertentu, kemunculan miom juga bisa mengganggu proses pembuahan atau kehamilan.
Memiliki riwayat operasi panggul juga bisa menimbulkan jaringan parut yang pada akhirnya dapat menyebabkan posisi rahim terganggu. Ini Karena jaringan parut dapat menarik rahim ke belakang dan menyebabkannya terbalik.
Baca Juga: Ukuran Panggul Ibu Hamil dan Pengaruhnya pada Proses Melahirkan
Posisi rahim bisa berubah karena pengaruh proses persalinan. Kondisi ini bisa terjadi jika ligamen atau jaringan penyangga rahim mengalami peregangan. Pada kondisi normal, seharusnya rahim akan kembali ke posisi semula setelah persalinan. Namun pada sebagian persalinan, justru menyebabkan perubahan posisi rahim terbalik.
Wanita yang mengalami menopause akan mengalami pelemahan otot panggul karena penurunan hormon estrogen. Ligamen yang menahan rahim tidak lagi mampu menopangnya dan menyebabkannya miring ke belakang.
terbaliknya rahim merupakan variasi anatomis yang tidak akan memengaruhi kesuburan wanita. Selama wanita mampu menghasilkan sel telur di setiap siklus menstruasinya, maka peluang untuk hamil akan tetap ada.
Perubahan posisi rahim juga tidak ada korelasinya dengan komplikasi selama persalinan dan persalinan. Faktanya, kehamilan akan menyebabkan rahim berubah ke posisi terbalik beberapa saat sebelum trimester kedua. Rahim dapat kembali ke posisi terbalik setelah bayi lahir.
Jika mengalami terbaliknya rahim, Anda mungkin tidak memerlukan perawatan apa pun jika tidak menunjukkan gejala. Apabila memiliki gejala atau khawatir dengan kondisi yang Anda keluhkan, konsultasikan ke dokter.
Adapun perawatan untuk rahim terbalik seperti berikut:
Terkadang dokter mungkin dapat memperbaiki posisi rahim secara manual dan menempatkannya pada posisi tegak. Jika demikian, jenis latihan tertentu dapat memperkuat ligamen dan tendon yang menahan rahim dalam posisi tegak mungkin akan bermanfaat. Senam kegel adalah salah satu contohnya.
Jenis olahraga lain yang dapat membantu, termasuk:
Namun, olahraga ini tidak akan berfungsi apabila rahim Anda tertahan karena jaringan parut atau perlengketan.
Dokter mungkin mencoba dengan lembut mendorong bagian atas rahim kembali ke tempatnya melalui saluran vagina dan leher rahim. Anda mungkin akan diberikan obat yang mengendurkan rahim sehingga lebih mudah untuk bermanuver.
Jika memungkinkan, dokter akan membiarkan plasenta tetap menempel di rahim selama pemasangan kembali jika belum terlepas. Melepaskan plasenta saat rahim berada di luar tubuh akan meningkatkan risiko kehilangan darah yang parah.
Jika rahim Anda tidak bisa dimasukkan melalui serviks atau jika Anda kehilangan terlalu banyak darah, dokter mungkin akan melakukan tindakan operasi seperti laparotomi. Dalam prosedur operasi, dokter akan membuat sayatan ke perut untuk mengakses rongga panggul dan memperbaiki posisi rahim.
Setelah rahim sudah posisi semestinya, Anda mungkin akan diberikan obat untuk membantu rahim berkontraksi kembali. Ini akan mengurangi risiko pendarahan dan membantu menjaga rahim Anda tetap di tempatnya.
Pessary adalah alat dari plastik kecil berbentuk donat yang dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini bertindak sebagai struktur pendukung, untuk membantu menahan sesuatu di vagina. Ini dapat membantu menopang rahim Anda ke posisi semestinya.
Namun, alat ini memiliki beberapa risiko seperti infeksi dan pembengkakan, sehingga dokter mungkin merekomendasikannya sebagai solusi jangka pendek.
Itu dia ulasan tentang rahim terbalik yang perlu wanita ketahui untuk membantu mencegahnya. Jadi, pastikan periksakan kondisi rahim Anda apabila mengalami gejala, terutama pada daerah perut Anda. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!