Tidak sedikit ibu hamil menggendong anak pertamanya yang berusia sekitar 1-2 tahun. Lantas, bolehkah menggendong anak saat sedang hamil? Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Menggendong bayi sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan ibu hamil. Kadang kala si kakak merasa ingin bermanja dengan ibunya dengan cara digendong. Hal ini dapat membantu mengurangi kecemburuan kakak pada adik yang sedang berada di perut ibunya.
Namun, menggendong bayi dapat menjadi berbahaya jika ibu merasa tidak nyaman, apalagi dalam waktu yang lama. Umumnya menggendong bayi di saat hamil dapat memberikan tekanan di bagian punggung bawah karena beban yang besar, terutama jika kehamilan ibu memasuki trimester ketiga.
Menggendong anak saat hamil memiliki risiko yang sama dengan membawa barang berat saat hamil.
Beberapa efek yang dirasakan setelah menggendong bayi saat hamil adalah pusing, lemas, pandangan berkunang-kunang saat berdiri, keguguran, atau bayi lahir dengan berat rendah. Atau komplikasi kehamilan seperti tekanan darah tinggi, vertigo, dan peningkatan risiko jatuh. Jadi, tetap waspada ya, Bunda.
Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Menggunakan Makeup?
Apabil ibu hamil ingin menggendong bayi saat hamil, sebaiknya lakukan dengan hati-hati. Cara ibu menggendong sangat berkaitan dengan nada otot perut, bentuk tubuh, dan beberapa faktor lainnya.
Berikut ini tips menggendong anak saat hamil yang benar:
Jangan mengangkat atau menggendong anak dengan sembarangan. Angkatlah anak dengan berjongkok sebelumnya dengan punggung tetap lurus. Saat mengangkat, bernapaslah dengan mulut untuk memberi tenaga lebih kuat.
Hal yang terpenting hindari menggendong anak secara tiba-tiba saat tubuh belum siap. Jika terjadi hal-hal mendadak yang mengharuskan Anda untuk menggendong bayi, sebaiknya siapkan dulu postur tubuh Anda untuk menggendong.
Pada trimester ketiga, gendongan bayi Anda di punggung dengan yang tinggi dan suportif dengan gendongan lembut cenderung paling baik.
Sebaiknya gunakan gendongan bayi yang nyaman dan menjaga berat badan balita tetap tinggi, nyaman, dan meminimalkan tekanan yang tidak rata pada panggul dan tulang belakang , dan juga menyeimbangkan bobot kehamilan. Menggendong mungkin hanya untuk waktu yang singkat.
Baca Juga: Kelahiran Prematur: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Sebisa mungkin untuk tidak menggendong bayi Anda kecuali benar-benar penting, terutama selama trimester pertama dan ketiga kehamilan. Menggendong bayi secara tidak perlu dapat membuat tubuh Anda tegang, pada trimester ketiga kehamilan, ketika tubuh Anda sudah mengalami stres yang sangat tinggi.
Ketegangan berlebih dapat melukai janin, bayi Anda, atau bahkan Anda sendiri. Hal yang terpenting untuk diingat adalah bahwa Anda harus menggendong bayi sambil duduk dalam posisi yang nyaman saat Anda menggendongnya.
Menggendong bayi Anda adalah bagian intim dan penting dari perkembangannya. Terbukti bahwa anak-anak akan lebih stabil secara psikologis ketika banyak melakukan kontak fisik dengan kedua orang tuanya sejak dini.
Karena ibu sedang hamil, bagaimanapun, penting bagi ibu untuk melibatkan bayi Anda dalam aktivitas lain yang mengimbangi Anda tidak sering menggendongnya. Beberapa dari aktivitas ini termasuk memasukkan musik ke dalam interaksi Anda, berbicara dengan anak, atau menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak.
Baca Juga: Cara Menggendong Bayi yang Aman, Nyaman, dan Sesuai Usia
Meskipun ibu hamil boleh menggendong bayi, ada beberapa hal yang harus dihindari agar tidak membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Kondisi ibu hamil yang dilarang menggendong anak, berikut di antaranya:
Hal yang terpenting adalah berhati-hati dalam kehamilan Anda jika memiliki balita yang sudah mulai aktif. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!