Batuk saat hamil dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari alergi hingga penyakit tertentu. Meskipun keluhan ini mengganggu, Anda tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat ketika sedang hamil. Kenali lebih jauh seputar kondisi ini dalam penjelasan berikut.
Batuk adalah tindakan refleks tubuh yang dilakukan untuk membersihkan lendir atau iritan asing di tenggorokan.
Beberapa wanita hamil dapat mengalami rasa sakit ketika batuk atau bersin. Pasalnya, saat hamil ligamen yang menempel di sisi perut meregang. Rasa nyeri ini dapat menusuk ketika Bumil batuk atau bersin.
Selain itu, ada sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan ibu hamil batuk, di antaranya:
Penyebab batuk pada ibu hamil yang pertama adalah alergi. Jika Anda memiliki alergi, paparan alergen yang terhirup dapat memicu reaksi berlebihan paru-paru yang menyebabkan Anda batuk.
Salah satu cara mencegahnya adalah dengan sebisa mungkin menghindari alergen.
Batuk bisa disebabkan oleh pilek dan flu yang disebabkan oleh infeksi virus. Saat terinfeksi, tubuh akan mengeluarkan virus dari paru-paru.
Umumnya batuk berdahak akan hilang dalam waktu beberapa hari. Namun, setelah flu biasanya batuk kering bertahan selama beberapa lama. Pasalnya, batuk bisa menyebabkan iritasi.
Baca Juga: Perut Begah Saat Hamil, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Refluks asam dapat menyebabkan beberapa gejala seperti heartburn, terutama di malam hari.
Asam lambung yang naik hingga ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan pita suara. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan batuk.
Rinitis saat hamil atau rinitis hormonal adalah salah satu penyebab batuk saat hamil lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:
Pneumonia adalah infeksi paru-paru serius yang penyebabnya bisa berasal dari bakteri, virus, maupun jamur.
Beberapa kelompok orang memiliki faktor risiko lebih tinggi menderita pneumonia, salah satunya adalah ibu hamil.
Pneumonia selama kehamilan disebut dengan maternal pneumonia. Penyakit ini tergolong serius dan dapat berakibat fatal.
Selain batuk yang cukup parah, kondisi juga dapat menyebabkan beberapa gejala lain, seperti:
Pneumonia dapat hadir sebagai komplikasi dari flu. Jika Anda mengalami gejala seperti itu selama kehamilan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Batuk pada ibu hamil juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain terkait paru-paru.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Pusing saat Hamil, Bumil Perlu Tahu
Secara umum, batuk saat hamil tidak berbahaya bagi kehamilan. Namun, Anda perlu mengetahui dengan pasti penyebab keluhan ini.
Apabila batuk disebabkan oleh alergi dan terjadi hanya sesekali, kondisi kemungkinan tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Meski begitu, batuk kronis atau batuk yang berkepanjangan yang terjadi selama lebih dari lima hari bisa menjadi kondisi kesehatan serius. Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai kondisi ini.
Selain batuk kronis, perhatikan juga apakah ada gejala lain yang menyertai, seperti demam, nafsu makan berkurang, atau sesak napas.
Pada beberapa kasus yang parah, batuk yang terjadi saat hamil dapat memicu berbagai komplikasi kehamilan sebagai berikut:
Pada umumnya, batuk saat hamil memang bukan merupakan kondisi yang membahayakan. Namun, Anda harus mewaspadai beberapa kondisi berikut:
Batuk saat hamil yang terjadi dalam jangka waktu lama bisa menjadi tanda infeksi bakteri atau virus tertentu.
Oleh karena itu, apabila Anda mengalami batuk keras yang berlangsung kronis dan tidak kunjung membaik dalam waktu 1 minggu, segera periksakan diri ke dokter.
Apabila batuk saat hamil disertai dengan demam tinggi, Anda patut waspada. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi gejala pneumonia.
Apalagi jika batuk dan demam muncul disertai dengan sesak napas. Segera periksakan kondisi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Batuk saat hamil yang dibarengi gejala tuberkulosis memerlukan penanganan segera. Oleh karena itu, Anda harus mewaspadai keluhan batuk yang muncul dibarengi dengan gejala-gejala berikut:
Jangan salah, batuk saat hamil di trimester pertama dan trimester akhir menjadi kondisi yang harus menjadi perhatian khusus.
Batuk yang terjadi di awal kehamilan bisa memicu keguguran, sedangkan keluhan yang menimpa di akhir kehamilan bisa memicu kelahiran prematur.
Jika batuk ringan dan tidak dibarengi dengan gejala seperti di atas, Anda bisa mencoba menangani kondisi dengan beberapa cara berikut:
Cara pertama untuk mengatasi batuk saat hamil dapat dengan cara perawatan rumahan. Perawatan yang dimaksud termasuk memperbanyak istirahat, memperbanyak konsumsi cairan, dan berkumur air garam hangat.
Selain itu, makanan yang tinggi vitamin C dan zinc juga sangat baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Beberapa buah yang direkomendasikan karena kaya vitamin C, misalnya kiwi dan jeruk.
Minuman hangat seperti teh jahe dan teh chamomile juga dapat dicoba untuk meredakan batuk.
Jika penyebab batuk adalah alergi, jangan lupa untuk menghindari alergen Anda.
Menurut University of Michigan Health System, penggunaan obat pada 12 minggu pertama kehamilan sebaiknya dihindari sama sekali.
Jika sudah lewat dari 12 minggu, obat batuk yang dapat digunakan oleh ibu hamil, yaitu:
Meskipun aman, penggunaan obat tetap harus selalu didiskusikan dengan bidan atau dokter kandungan Anda.
Pastikan juga menghindari penggunaan obat seperti aspirin, kodein, ibuprofen, naproxen, dan antibiotik selama masa kehamilan.
Batuk saat hamil bisa dicegah dengan beberapa cara seperti berikut ini:
Demikian penjelasan seputar keluhan batuk saat hamil, mulai dari penyebab hingga tips untuk mencegahnya. Periksakan kondisi ke dokter jika batuk yang dialami tidak kunjung sembuh atau disertai dengan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Semoga bermanfaat!