Dehidrasi adalah kondisi yang umum terjadi saat seorang wanita sedang hamil. Pada sebagian besar kasus, dehidrasi saat hamil adalah sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kondisi ini masuk kategori berat, hal tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Lantas, bagaimana tanda ibu hamil kurang minum? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Sebelum menjelaskan mengenai tanda ibu hamil kekurangan cairan, pada dasarnya membuat tubuh terhidrasi adalah suatu keharusan agar tubuh selalu sehat, terlebih jika Anda sedang hamil.
Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya, selain kebutuhan cairan untuk ibu, air juga dibutuhkan oleh janin. Air memainkan peran penting dalam perkembangan janin yang sehat.
Morning sickness serta kondisi yang menyebabkan muntah berlebihan, mungkin berperan dalam terjadinya dehidrasi.
Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Kehamilan Sehat yang Harus Bunda Ketahui
Lantas, bagaimana tanda dehidrasi saat hamil?
Umumnya, tanda pertama dehidrasi adalah rasa haus. Seseorang yang merasa haus setelah berkeringat, menghabiskan waktu lama di tempat panas, atau pergi untuk waktu yang lama tanpa minum sangat mungkin mengalami dehidrasi.
Tanda ibu hamil kurang minum sebenarnya hampir sama dengan tanda orang normal yang mengalami dehidrasi, seperti:
Beberapa Bumil mungkin mengalami kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu) saat mengalami dehidrasi.
Saat dehidrasi semakin parah, rasa haus bisa hilang. Beberapa tanda dehidrasi yang lebih parah selama kehamilan meliputi:
Dehidrasi berat dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ, kondisi yang dapat membahayakan janin.
Dehidrasi ringan biasanya tidak berbahaya pada kehamilan selama wanita tersebut dengan cepat mendapatkan cairan. Namun, dehidrasi yang parah bisa berbahaya bagi ibu dan janin.
Dehidrasi dapat menyebabkan penurunan kadar cairan ketuban, di mana hal ini dapat memengaruhi perkembangan bayi, menyebabkan persalinan prematur, dan memengaruhi produksi ASI.
Dehidrasi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang penting bagi kesehatan ibu dan janin yang sedang berkembang. Namun, dehidrasi bukanlah penyebab utama persalinan prematur. Dehidrasi juga jarang menyebabkan koma atau berakibat fatal.
Baca Juga: Warna Urine Berubah-ubah Selama Hamil, Normalkah?
Sulit untuk mendiagnosis sendiri apakah Anda dehidrasi ringan atau berat. Jika Anda sudah mengonsumsi air putih atau minuman elektrolit, namun tidak mengurangi gejala yang terjadi, segera hubungi dokter kandungan, bidan, atau pergi ke instalasi gawat darurat.
Beberapa tanda lain yang mengharuskan Anda mendapatkan penanganan dengan segera adalah:
Seorang wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum (mual/muntah secara berlebihan) atau kondisi medis lainnya, disarankan untuk konsultasi dengan dokter jika diperlukan. Jika dokter mencurigai bahwa gejala tersebut merupakan keadaan darurat medis, Anda harus mendapatkan perawatan darurat.
Perawatan untuk dehidrasi mungkin termasuk memberikan cairan melalui jarum di pembuluh darah (IV). Beberapa wanita yang mengalami dehidrasi mungkin juga memerlukan elektrolit seperti natrium dan magnesium, untuk membantu tubuh menyerap cairan dengan baik.
Meski banyak alasan yang mendasari ibu hamil kurang mendapatkan asupan cairan. Namun, Anda bisa mencegah hal tersebut dengan upaya di bawah ini:
Selain dapat mengurangi dehidrasi, perlu diingat bahwa air yang diminum ibu hamil mampu membantu pembentukan cairan ketuban serta membawa nutrisi ke janin dalam kandungan. Semoga informasi dan tipsnya bermanfaat, Teman Sehat!