Kehamilan kriptik atau cryptic pregnancy adalah kondisi ketika seseorang tidak menyadari dirinya hamil. Kenali lebih jauh seputar fenomena ini dalam ulasan berikut.
Kehamilan kriptik adalah kondisi ketika seorang wanita tidak menyadari dirinya sedang hamil. Hal ini bisa berlangsung cukup lama, bahkan hingga waktu melahirkan akan tiba.
Kehamilan kriptik dikenal juga sebagai kehamilan samar dan penolakan kehamilan. Kondisi ini tergolong langka sehingga seseorang yang mengalaminya bisa menjadi bingung dan terkejut.
Menurut penelitian, 1 dari 400 atau 500 wanita baru menyadari kehamilan setelah 20 minggu (sekitar 5 bulan) mengandung. Bahkan, 1 dari 2.500 wanita baru menyadari dirinya mengandung jabang bayi ketika akan menjalani persalinan.
Kehamilan ini biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu., bahkan gejala kehamilan normal sekalipun. Jadi, wajar saja bila wanita tidak menyadarinya sama sekali.
Namun, sebagian wanita mungkin mengalami gejala ringan dan samar sehingga tidak terlalu memperhatikannya. Beberapa gejala kehamilan kriptik yang dapat terjadi, antara lain:
Baca Juga: Mengenal Kehamilan Aterm dan Manfaatnya bagi Ibu serta Janin
Kehamilan kriptik memang tergolong kasus yang langka. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat memperbesar risiko Anda mengalaminya, di antaranya:
PCOS (polycystic ovary syndrome) atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi ketika seorang wanita memiliki banyak hormon pria (testosteron).
Gejala kondisi ini yang bisa diamati, yaitu kista pada ovarium yang dapat tumbuh membesar dan menstruasi tidak teratur.
Kejadian tidak teraturnya siklus menstruasi menyebabkan wanita dengan PCOS tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil.
Kehamilan kriptik bisa terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan. Ketidakseimbangan hormon setelah melahirkan menyebabkan ibu tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil.
Setelah melahirkan, hormon di tubuh memerlukan waktu beberapa bulan untuk kembali normal. Inilah yang membuat wanita telat menstruasi dan tidak berovulasi selama menyusui.
Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi mungkin menganggap bahwa kehamilan tidak akan terjadi. Padahal, meskipun sudah digunakan dengan benar, tetap ada kemungkinan penggunaan kontrasepsi gagal untuk mencegah kehamilan, meskipun kemungkinannya kecil.
Wanita yang berusia 40 tahunan mungkin menganggap bahwa kehamilan tidak akan terjadi karena usia mereka yang sudah ‘tua’. Kondisi ini bisa saja membuat mereka menyalahartikan tanda kehamilan sebagai gejala menopause.
Salah satu kemungkinan penyebab kehamilan kriptik adalah belum pernah hamil sebelumnya. Karena minim pengalaman, Anda bisa saja tidak menyadari kehamilan yang terjadi. Akibatnya, kehamilan menjadi tidak diketahui hingga jangka waktu yang lama.
Baca Juga: 7 Faktor Penyebab Hasil Tes Kehamilan Tidak Akurat
Seorang wanita mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, apalagi jika tes kehamilan menggunakan test pack menunjukkan hasil negatif.
Selain itu, kehamilan kriptik juga sulit untuk dideteksi melalui ultrasonografi (USG). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Lamanya kehamilan kriptik terjadi tidak dapat diketahui dengan pasti. Pasalnya, ada yang menyadari dirinya sedang hamil menjelang proses melahirkan, ada juga yang menyadari kehamilan setelah beberapa bulan mengandung.
Sebagian besar orang yang mengalaminya menyadari bahwa mereka tengah hamil di sekitar minggu ke-20 kehamilan. Namun, ada juga wanita yang tidak menyadari bahwa mereka tengah mengandung selama 40 minggu.
Menurut sejumlah penelitian, kehamilan samar lebih mungkin mengalami kelahiran prematur karena berbagai alasan, seperti kekurangan perawatan prenatal, gaya hidup yang kurang sehat, hingga asupan nutrisi yang buruk.
Untuk mendiagnosis kehamilan, dokter atau tenaga medis akan melakukan pemeriksaan kehamilan yang sama dengan pemeriksaan kehamilan umum. Beberapa prosedur yang biasanya dilakukan, yaitu:
Baca Juga: Kehamilan Ektopik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Persalinan pada kehamilan kriptik pada umumnya tidak jauh berbeda dengan persalinan normal. Saat waktu persalinan tiba, ibu hamil akan merasakan kontraksi, lalu rahim akan meregang sehingga bayi akan terdorong untuk keluar.
Namun, wanita yang mengalami kehamilan kriptik mungkin saja melahirkan secara tiba-tiba atau tidak terduga tanpa adanya bantuan.
Perlu Anda ketahui, persalinan tanpa bantuan dapat membahayakan ibu dan bayi. Pasalnya, kejadian ini bisa meningkatkan risiko kematian.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, risiko kematian pada proses melahirkan di rumah meningkat menjadi dua kali lipat. Namun, angka peningkatan risiko masih relatif rendah, yaitu sekitar- 1-2 dari setiap 1.000 kelahiran.
Demikian penjelasan seputar kehamilan kriptik yang sebaiknya diketahui. Jika mengalami gejala samar yang mengarah pada kehamilan, tidak ada salahnya untuk memeriksakan kondisi ke dokter. Semoga bermanfaat!