Alfalfa (Medicago sativa) adalah tanaman dari famili legum yang digunakan sebagai pakan ternak sejak ratusan tahun lalu di Asia. Selain itu, tanaman ini juga populer karena khasiatnya untuk kesehatan. Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai berbagai manfaatnya di bawah ini.
Tanaman ini semakin dikenal bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan vitamin, mineral, dan protein yang ada di dalammya. Dalam 1 cangkir (33 gram) alfalfa terdapat kandungan:
Selain itu, tanaman ini mengandung vitamin dan mineral seperti:
Tanaman ini juga memiliki senyawa bioaktif seperti alkaloid, kumarin, flavonoid, dan fitoestrogen yang semuanya bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tubuh.
Selain digunakan sebagai pakan ternak, tanaman ini sejak dahulu digunakan sebagai ramuan obat bagi manusia. Biji atau daun keringnya dapat digunakan sebagai suplemen; sementara bijinya dapat ditumbuhkan menjadi kecambah dan dikonsumsi sebagai sayuran.
Oleh sebab itu, tanaman ini sering digunakan dalam pengobatan alternatif untuk membantu mengobati berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini beragam manfaat kesehatan dari alfalfa, di antaranya:
Alfalfa kaya akan senyawa tanaman yang disebut saponin. Senyawa ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol serum dengan mengikat garam empedu bersama kolesterol dalam tubuh.
Menurunkan kolesterol LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol jahat dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Tanaman alfalfa sering kali digunakan untuk pengobatan tradisional radang sendi dan kondisi peradangan lainnya.
Tanaman ini memiliki kadar vitamin C dan vitamin B yang tinggi, serta senyawa kalsium dan antioksidan. Semua kandungan ini dapat mengurangi peradangan pada persendian, sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah penyakit kronis dan stres oksidatif.
Kecambah alfalfa yang dihaluskan untuk kemudian dioleskan pada luka dipercaya dapat mempercepat penyembuhan dan pencegahan infeksi.
Komponen antioksidan melindungi area luka terbuka, sementara mineral dan nutrisi lainnya merangsang aliran darah ke area tersebut dan mempercepat penyembuhan.
Sementara itu, kandungan protein yang tinggi di dalam ekstra alfalfa juga dipercaya membantu penyembuhan luka.
Alfalfa telah digunakan di seluruh dunia sebagai pengobatan untuk masalah ginjal, terutama karena sifat diuretik yang dimilikinya.
Dikarenakan sifatnya yang merangsang seseorang untuk lebih sering buang air kecil, manfaatnya adalah mempercepat dalam membuang racun yang ada di tubuh; sekaligus mengurangi kelebihan garam, lemak, dan air berlebih di dalam tubuh.
Mengingat kandungan vitamin C yang tinggi, kecambah ini sangat bagus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin C tidak hanya dapat merangsang produksi sel darah putih tetapi juga berfungsi sebagai antioksidan untuk menghilangkan stres oksidatif.
Vitamin B dan vitamin E di dalamnya juga bertindak untuk mengontrol metabolisme dan senyawa antioksidan di seluruh tubuh.
Baca Juga: Mengenal Chasteberry dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Tanaman alfalfa kaya akan senyawa fitoestrogen yang secara kimiawi mirip dengan hormon estrogen. Itu berarti bahwa senyawa ini dapat menyebabkan beberapa efek yang sama dalam tubuh seperti estrogen.
Fitoestrogen mungkin memiliki beberapa manfaat, termasuk mengurangi gejala menopause yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen.
Meskipun efek dari tanaman ini pada gejala menopause belum diteliti secara ekstensif, tetapi ada beberapa bukti yang mendukung bahwa penggunaannya dalam mengurangi hot flashes (sensasi panas di tubuh).
Alfalfa juga dianggap sebagai galactagogue nabati, itu artinya dapat membantu merangsang produksi ASI pada ibu menyusui.
Faktanya, tanaman ini menjadi salah satu obat tradisional paling populer yang digunakan sebagai galactagogue bersama dengan habbatussauda dan fenugreek.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Procedia menunjukkan bahwa tanaman ini dapat mendukung produksi ASI.
Sifat anti-diabetes dan diuretik dari tanaman alfalfa dapat menjaga kadar gula darah tetap terkendali.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Kairo menemukan bahwa tanaman ini dapat menurunkan kadar glukosa yang tinggi pada hewan diabetes.
Sementara penelitian lain pada tikus yang dilakukan oleh University of Ulster menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki sifat anti-hiperglikemik, seperti insulin, dan pelepasan insulin yang dapat membantu mengobati diabetes.
Alfalfa mengandung kalium dan zat besi yang tinggi. Kedua mineral tersebut bermanfaat bagi bagi kesehatan jantung.
Kalium dapat berperan sebagai vasodilator yang membantu menurunkan tekanan darah dengan melepaskan ketegangan pada pembuluh darah dan arteri. Sedangkan zat besi dapat meningkatkan produksi sel darah merah, sehingga meningkatkan sirkulasi darah dan sistem organ tubuh teroksigenasi dengan baik.
Kondisi tersebut dapat mengurangi ketegangan pada jantung karena bagian bawah tubuh akan membutuhkan lebih sedikit darah dan oksigen dari jantung bekerja terlalu keras.
Sebuah penelitian di Nutrition and Cancer Journal menunjukkan bahwa fitoestrogen adalah kelompok senyawa kimia alami yang sangat penting bagi tubuh dalam melawan kanker.
Fitoestrogen pada dasarnya bertindak sebagai antioksidan dan mencegah mutasi pada sel-sel sehat, sehingga menurunkan risiko kanker.
Komponen aktif dalam tanaman ini juga diketahui dapat mengikat karsinogen (zat penyebab kanker) dengan baik di dalam tubuh dan usus besar.
Meskipun menyehatkan, kandungan saponin dan canavanine yang tinggi dalam tanaman ini dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Mengonsumsi kecambah alfalfa mentah secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi tubuh.
Berikut ini kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, antara lain:
Pada akhirnya, untuk mencegah efek samping yang merugikan, alfalfa harus disiapkan dengan benar dan dikonsumsi dalam jumlah sedang.